Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Kamis, 26 Juni 2014

SISTEM REPRODUKSI

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PRIA DAN WANITA



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya


Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal(fisiologi).
Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya (testes atau ovarium) atau mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati.
Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia.


Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu generasi.


Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi. 

BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM REPRODUKSI PRIA

A. Anatomi Sistem Reproduksi Pria



1. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung zakar) dan testis (buah zakar).
1). PENIS
Penis terdiri dari:
 
- Akar (menempel pada didnding perut)
 
- Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
 
- Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis. Dasar glans penis disebut korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
 
- 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan.
- Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).


2). SKROTUM
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis.
Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.
Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).
 

3) TESTIS
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.
Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone.
 
Fungsi testis, terdiri dari :
a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.
Testis memiliki 2 fungsi, yaitu:
 Pembentukan sperma oleh tubulus seminiferus.
Ø
 Pembentukan hormone testoteron oleh sel leydig
Ø


2. Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis.Alat kelamin laki-laki terbagi atas 3 bagian :


1) VAS DEFERENS
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis. Saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius. Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk korda spermatika.


2) URETRA
Uretra berfungsi 2 fungsi:
- Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
- Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.


3) KELENJAR PROSTAT
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan pertambahan usia.
Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
 Lobus posterior
 Lobus lateral
 Lobus anterior
 Lobus medial
Fungsi Prostat:
Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina.
Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.


4) VESIKULA SEMINALIS.
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis.
Fungsi Vesika seminalis :
Mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan semen



3. Duktus duktuli


1) EPIDIDIMIS
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan belakang dari testis. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup kutup testis, badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan parietal.
Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20 cm, berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi, dan memproduksi semen.

2) DUKTUS DEFERENS
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih akhirnya bergabung dengan saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm.


3) URETRA
Merupakan saluran panjang terusan darisaluran ejakulasi dan terdapat di penis.


4. Bangunan Penyokong atau Penyambung
1). Funikulus Spermatikus
Bagian penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe, dan serabut-serabut saraf.

B. Fisiologi Sistem Reproduksi Pria

1. Hormon pada Laki-laki
a. FSH
 
Menstimulir spematogenesis.
b. LH 
Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk memproduksi Testosteron.
c. Testosteron
 
Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks sekundernya.


Efek hormon testoteron pada pria:
Sebelum lahir:
a. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
b. Mendorong penurunan testis ke skrotum
Efek reproduksi
c. Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi
d. Penting dalam spermatogenesis
Pertumbuhan tanda kelamin sekunde


2. Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa. Berlangsung 64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi spermatozit sekunder.
Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.


C. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita



1. Genetalia Eksterna (vulva) 
Yang terdiri dari:
1) Tundun (Mons veneris)
Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak, terletak di atas simfisis pubis


2) Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar tertutp rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada wanita dewasa à panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara à kedua labia mayora sangat berdekatan.


3) Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium dan frenulum clitoridis, sementara bagian.
Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette


4) Klitoris 
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.


5) Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen


6) Himen (selaput dara)
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada bagian posterior


7) Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani


2. Genetalia Interna
1). Vagina
 
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan.
 
Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm.
 
Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi:
-Forniks anterior -Forniks dekstra
-Forniks posterior -Forniks sisistra
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.


Fungsi utama vagina:
1) Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
2) Alat hubungan seks.
3) Jalan lahir pada waktu persalinan.


2). Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna).


Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.
1) Korpus uteri : berbentuk segitiga
2) Serviks uteri : berbentuk silinder
3) Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat menahan beban hingga 5 liter


Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
a) Peritonium
 
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen.
 

b) Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian pendarahan dapat terhenti.
Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.

c) Endometrium
 
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul.
Ligamentum yang menyangga uterus adalah:
a) Ligamentum latum
• Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.
b) Ligamentum rotundum (teres uteri)
• Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
• Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
c) Ligamentum infundibulopelvikum
• Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
d) Ligamentum kardinale Machenrod
• Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
• Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
e) Ligamentum sacro-uterinum
• Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju os.sacrum.
f) Ligamentum vesiko-uterinum
• Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan persalinan.

3). Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap melakukan implantasi.

4). Ovarium
 
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesterone
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting pada wanita. Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.


Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi wanita.

D. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita
1. Hormon Reproduksi pada wanita
1). Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum.
2). Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
3). Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum).
4). Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH

E. Siklus Menstruasi

Siklus mnstruasi terbagi menjad 4. wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan akan mengeluarkan darah dari alat kandungannya.
1.Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium terlepas dari rahim dan adanya pendarahanselama 4hari.
2.Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya endometrium secara bertahap selama 4hr
3.Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan kelenjar tumbuhnya lebih cepat.
4.Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya penimbunan glikogen guna mempersiapkan endometrium.

F. Hormon-Hormon Reproduksi
1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.

2. Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.

3. Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.

4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.

5. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.

6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).

7. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga

BAB III
 
PENUTUP



A.Kesimpulan
 
Sistem reproduksi pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi pria memiliki penis dan kelenjar testis untuk menghasilkan sperma, kematangan sel sperma di tandai dengan mimpi basah pada usia pubertas Pada system reproduksi wanita memiliki vagina dan ovarium untuk menghasilkan ovum. Kematangan sel telur atu ovum ditandai menarche pada usia antara 13-16 tahun. Apabila terjadi pertemuan antara sel sperma dan sel ovum akan terjadi kehamilan yang akan berkembang menjadi janin.

B.Saran
 
Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh semua orang. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut akan dapat menjaga alat reproduksinya untuk tidak digunakan secar bebas tanpa mengatahui dampaknya, Pengetahuan yang diberikan harus mudah dipahami, tepat sasaran, dan tidak menyesatkan. Dengan demikian orang tersebut akan dapat menghadapi rangsangan dari luar dengan cara yang sehat, matang dan bertanggung jawab


Kamis, 19 Juni 2014

ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) SAKIT KEPALA (HEADACHE)

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sakit Kepala merupakan masalah kesehatan yang paling sering terjadi. Beberapa orang sering mengalami sakit kepala, sedangkan yang lainnya hampir tidak pernah merasakan sakit kepala. (info-sehat-kita.blogspot.com)
Sakit kepala menahun dan sakit kepala kambuhan bisa terasa sangat nyeri dan mengganggu, tetapi jarang mencerminkan keadaan kesehatan yang serius. Suatu perubahan dalam pola atau sumber sakit kepala (misalnya dari jarang menjadi sering, sebelumnya ringan sekarang menjadi berat) bisa merupakan pertanda yang serius dan memerlukan tindakan medis segera. (anonim,2009)
Sekarang ini banyak sekali obat-obat sakit kepala yang dijual bebas di toko-toko obat atau apotik. Di televisi juga banyak iklan yang menawarkan obat sebagai solusi sakit kepala. Namun hampir semua obat tersebut tidaklah mampu mengatasi sakit kepala dengan sebenar-benarnya. Memang untuk reaksinya sangat cepat dalam meredakan sakit kepala, namun di lain waktu ia akan kambuh kembali. Akibatnya kita menjadi ketergantungan dan bila dikonsumsi terus penerus dapat menyebabkan pembuluh darah kian tersumbat sebab obat - obat tersebut sebenarnya adalah toksin bagi tubuh kita karena terbuat dari bahan kimia.(anonim,2009)
Hampir setiap orang pernah merasakan nyerinya sakit kepala. Data menunjukkan, 90% populasi manusia pernah mengalami penyakit yang menimbulkan rasa nyut-nyut atau cekot-cekot ini sekali atau dua kali dalam setahun. Sakit kepala juga menjadi alasan terbanyak kedua orang mendatangi dokter.(Dede arif rahman, 2009)
Untuk itu kita sebagai calon tenaga kesehatan, kita perlu mengetahui dan memahami tanda dan gejala berbagai penyakit khususnya di sini sakit kepala.
1.2  Rumusan Masalah
  1. Bagaimana klasifikasi sakit kepala ?
  2. Bagaimana etiologi dari masing-masing jenis sakit kepala ?
  3. Bagaimana manifestasi klinis masing-masing jenis sakit kepala ?
  4.  Bagaimana patofisiologi masing-masing jenis sakit kepala ?
  5. Bagaimana penatalaksanaan untuk masing-masing jenis sakit kepala ?
  6. Bagaiman pengkajian untuk masalah sakit kepala ?
  7. Bagaimana diagnosa keperawatan untuk penyakit sakit kepala ?
  8. Bagaimana intervensi yang di rencanakan untuk masalah sakkiit kepala ?
1.3  Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana asuhan kerawatan yang tepat pada penyakit  sakit kepala.
Tujuan Khusus
  1. Untuk mengetahui klasifikasi dari sakit kepala
  2. Untuk mengetahui etiologi dari masing-masing sakit kepala
  3. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari masing-masing jenis sakit kepala
  4. Untuk mengetahui patofisiologi dari masing-masing jenis sakit kepala
  5. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari masing-masing jenis sakit kepala
  6. Untuk mengetahui pengkajian dari penyakit sakit kepala
  7. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan yang tepat untuk penyakit sakit kepala
  8. Untuk mengetahui interfensi yang tepat untuk masalah penyakit sakit kepala
1.4  Manfaat
Kita yang nantinya sebagai tenaga kesehatan dapat mengetahui dan faham akan asuhan keperawatan yang tepat untuk pasien dengan masalah sakit kepala (headache), sehinggga di dunia rumah sakit nanti dapat menerapkan asuhan keperawatan ke pasien dengan masalah sakit kepala secara tepat.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Nyeri kepala (headache atau chepalgia) merupakan keluhan yang sangat umum pada pasien. Chepalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama pada manusia. Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik (neurologi atau penyakit lain), respon stress, vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut. Karena nyeri kepala sering menyertai pada penyakit-penyakit lainnya, terkadang pasien mengobati sendiri nyeri kepalanya, padahal banyak nyeri kepala yang disebabkan karena penyakit serius seperti infeksi dan tumor intracranial, meningitis, infeksi akut, cedera kepala, hipoksia serebral, atau penyakit kronis dan akut pada mata, hidung, dan tenggorokan. Nyeri kepala terjadi ketika area sensitif pada kepala distimulus kemudian diproyeksikan ke permukaan dan dirasakan di daerah distribusi syaraf yang bersangkutan. Area-area tersebut diantaranya kulit kepala, periosteum, syaraf kranial V, IX, X, daerah meningen(Tarwono,2007)
2.2 Klasifikasi
1. Berdasarkan klasifikasi Internasional Nyeri Kepala Edisi 2 dari  International Headache Society (IHS) yang terbaru tahun 2004, nyeri kepala Primer terdiri atas Migraine, Tension type Headache, Cluster Headache dan other trigeminal-autonomic cephalalgias dari Other Primary.
2.  Pembagian klinis nyeri kepala (Anthony, 1988)
A. Sakit kepala akut
• Intrakranial
– Meningitis / ensefaliti
– Perdarahan subaraknoid
– Hematoma subdural
– Tumor intrakranial
• Ekstrakranial
– Migren
– Sakit kepala tandan (cluster)
– Sakit kepala post trauma
– Glaucoma
– Neuritis optika
– Insufisiensiserebro-vaskuler
3. Pembagian nyeri kepala, neuralgia cranial dan nyeri fasial (Oleson,1988).
a) Migrain
b) Ketegangan-jenis sakit kepala
c) sindrom sakit kepala Cluster
d) Sakit kepala yang berhubungan dengan trauma kepala
e) gangguan Vascular
f) Sakit kepala yang berhubungan dengan nonvascular intrakranial gangguan
g) Sakit kepala yang berhubungan dengan zat atau mereka
penarikan
Dalam hal ini yang dibahas hanya sebatas migren, tension, dan cluster
a. Migren
Menurut International Headache Society (IHS), migren adalah nyeri kepala berulang dengan serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam. Nyer biasanya sesisi (unilateral), sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat, diperhebat oleh aktivitas dan dapat disertai mual dan atau muntah dan perubahan  visual. Fotopobia, dan fonofobia.
Secara umum migren dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
  1. Migren tanpa aura (migren umum), pada migren yang jenis ini tidak ditemukan aura, tetepi dapat ditemukan adanya gejala prodromal.
  2. Migren dengan aura (migren klasik), pada migren jenis ini nyeri kepala didahului oleh adanya gejala neurology fokal yang berlangsung sementara atau disebut juga aura. Aura dapat berupa gangguan visual, hemisensorik, hemiparesis atau disfasia, ataupun kombinasi dari semua gangguan tadi
b. Tension type headache (Nyeri kepala tegang,seperti di tekan atau di ikat)
Tension-type headache adalah suatu keadaan yang melibatkan sensasi leher atau rasa tidak nyaman di kepala, kulit kepala, atau leher yang biasanya berhubungan dengan ketegangan otot di daerah ini.
Tension type headache dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Episodic Tension-type Headache
Sekurang-kurangnya terdapat 10 serangan nyeri kepala yang memenuhi kriteria di bawah ini dan dengan jumlah hari nyeri kepala <15 hari/bulan. Nyeri kepala berlangsung antara 30 menit hingga 7 hari. Sekurang-kurangnya terdapat 2 karakteristik nyeri di bawah ini:
  • Terasa seperti ditekan atau diikat namun tidak berdenyut.
  • Intensitasnya ringan ataupun sedang (dapat menganggu aktivitas tetapi tidak menghalangi aktivitas).
  • Lokalisasinya bilateral.
  • Tidak bertambah berat saat naik tangga ataupun aktivitas fisik yang rutin dilakukan.
  • Tidak ada mual ataupun muntah.
  • Fotopobia dan fonofobia tidak ada atau hanya salah satu.
  • Tidak ada nyeri kepala akibat sebab lain.
2.Chronic Tension-type Headache          
     Frekuensi dan rata-rata nyeri kepala > 15 hari/bulan dan berlangsung > 6 bulan serta memenuhi kriteria diatas.
3. Cluster
Nyeri kepala cluster merupakan nyeri kepala vaskuler, dikenal dengan istilah nyeri kepala Harton,nyeri kepala histamine, migren merah. Nyeri kepala ini dirasakan sesisi seperti ditusuk-tusuk pada separuh kepala, pada area bola mata, pipi, hidung, langit-langit, gusi, dan menjalar ke frontal, temporal, dan oksipital. Sisi yang terkena konjungtivanya menjadi merah, timbulnya lakrimasi, ptosis, edema mata, sebelah hidung tersumbat, dan hipersaliva.
            Nyeri kepala ini terjadi pada waktu-waktu tertentu, umumnya pada dini harri dan biasanya pasien akan terbangun karena nyeri. Serangan ini berlangsung 15 menit sampai 5 jam dan terjadi beberapa kali selama 2-6 minggu. Factor pencetus nyeri kepala cluster adalah makanan dan minuman yang beralkohol.
2.3 ETIOLOGI
        a. Migren
Faktor-faktor pencetus yang dapat menyebabkan timbulnya migren:
  1. Perubahan hormone. Estrogen dan progesterone merupakan hormone utama yang berkaitan dengan serangan migren, baik pada saat maupun di luar periode menstruasi. Penurunan konsentrasi estrogen dan progesteron pada fase luteal siklus menstruasi merupakan saat terjadinya serangan migren. Nyeri kepala migrain dipicu oleh turunnya kadar 17-b estradiol plasma saat akan haid. Serangan migrain berkurang selama kehamilan karena kadar estrogen yang relatif tinggi dan konstan, sebaliknya minngu pertama post partum, 40% pasien mengalami serangan yang hebat, karena turunnya kadar estradiol. Pemakaian pil kontrasepsi juga meningkatkan serangan migrain.
  2. Makanan. Makanan yang sering menyebabkan nyeri kepala pada beberapa orang antara lain: makanan yang bersifat vasodilator (histamin, contoh: anggur merah, natrium nitrat), vasokonstriktor (tiramin, contoh: keju; feniletilamin, contoh: coklat; kafein), dan zat tambahan pada makanan (natrium nitrit, monosodiaum glutamat/MSG, dan aspartam).
  3. Stres
  4. Rangsangan sensorik.
  • Sinar yang terang dan sinar yang menyilaukan.
  • Bau menyengat, termasuk bau yang tidak menyenangkan seperti tinner dan asap rokok.
  1. Faktor fisik.
  • Kegiatan fisi yang berlebihan termasuk aktivitas seksual.
  • Perubahan pola tidur, termasuk terlalu banyak tidur atau terlalu sedikit tidur, dan gangguan saat tidur.
  1. Perubahan lingkungan. Seperti: cuaca, musim, tingkat dataran tinggi, tekanan barometer, atau zona waktu.
  2. Alkohol.
  3. Merokok.
b. Tension type headache (Nyeri kepala tegang)
  1. Peristiwa stres tertentu
Stress dan depresi pada umumnya berperan sebagai faktor pencetus sekitar 87%, exacerbasi maupun mempertahankan lamanya nyeri kepala. Prevalensi life time depresi pada penduduk adalah sekitar 17%. Pada penderita depresi dijumpai adanya defisit kadar serotonin dan noradrenalin di otaknya.
  1. depresi
  2. kecemasan
  3. kurang tidur atau perubahan pola tidur rutin
Jadwal tidur yang berubah juga bisa membuat sakit kepala, misalnya tidur terlambat. Sebisa mungkin tidur teratur.
  1. tidak makan
Hindari makan atau minum sesuatu yang sensitif, khususnya sebelum
melakukan kegiatan fisik. Rasa lapar juga bisa membuat kita sakit kepala. Pasalnya, pembuluh darah akan melebar setiap kali kadar gula darah turun. Jadi, sebisa mungkin makan secara teratur.
  1. Posisi tubuh yang salah saat tidur
Sakit kepala karena tegang. Gejalanya diawali dengan ketegangan di otot leher, bahu, dan tengkorak akibat tekanan emosional. Sakitnya selalu berawal dari kepala belakang, merambat ke depan, lalu ke kedua sisi kepala.
  1. Bekerja dalam posisi yang tidak enak
Leher tegang akibat bekerja sambil duduk yang terlalu lama, misalnya mengetik dengan komputer.
  1. kurangnya aktifitas fisik
  2. kegiatan fisik yang intens, termasuk aktifitas seksual, perubahan hormonal yang berhubungan dengan menstruasi, kehamilan, atau penggunaan hormon,
  3. penggunaan obat untuk sakit kepala yang berlebihan.
c. Cluster
Penyebab pasti sakit kepala cluster tidak diketahui, tetapi ketidak normalan pada hypothalamus sepertinya berperan. Serangan cluster terjadi seperti rutinitas harian, dan siklus periode cluster sering mengikuti musim dalam setahun. Pola ini menunjukkan pola jam biologis tubuh terlibat. Pada manusia, jam biologis tubuh terdapat pada hypothalamus, yang berada di dalam pada tengah otak. Ketidaknormalan hypothalamus menerangkan waktu dan siklus alami sakit kepala cluster. Penelitian mendeteksi peningkatan aktifitas pada hypothalamus menajdi sumber sakit kepala cluster. Faktor lain yang mungkin juga terlibat adalah:
  • Hormon
Orang dengan sakit kepala cluster memiliki ketidaknormalan tingkat hormon tertentu, seperti melatonin dan cortisol, terjadi saat periode cluster.
  • Neurotransmitter
Berubahnya tingkat beberapa reaksi kimia yang membawa impuls syaraf pada otak (neurotransmitter), seperti serotonin, mungkin memiliki peran dalam tumbuhnya sakit kepala cluster.
Tidak seperti migrain atau sakit kepala karena ketegangan, sakit kepala cluster umumnya tidak berkaitan dengan pemicu seperti makanan, perubahan hormon atau stress. Tapi sekali periode cluster mulai, mengkonsumsi alkohol dapat dengan cepat memicu pecahnya sakit kepala karena alkohol adalah pemicu tercepat terjadinya sakit kepala selama periode klaster dan juga dapat memiliki efek bahkan sebelum minuman pertama selesai. Untuk alasan ini, banyak orang dengan sakit kepala cluster menghindari alkohol pada saat durasi periode cluster. Pemicu lain yang mungkin juga termasuk adalah penggunaan obat medis, seperti nitroglycerin, obat yang digunakan untuk penyakit jantung.


2.4 MANIFESTASI KLINIS
A. Migren
Tanda dan gejala migren bervariasi di antara penderita. Terdapat 4 fase yang umum terjadi pada penderita migren, tetapi semuanya tidak harus selalu dialami oleh penderita. (Wikipedia)
 Fase-fase tersebut antara lain:
  1. Fase Prodromal. Fase ini dialami 40-60% penderita migren. Gejalanya berupa perubahan mood, iritabel, depresi atau euforia, perasaan lemah, letih, lesu, tidur berlebihan, menginginkan jenis makanan tertentu (coklat) dan gejala lainnya. Gejala ini muncul beberapa jam atau hari sebelum fase nyeri kepala. Fase in memberi pertanda kepada penderita atau keluarga bahwa akan terjadi serangan  migren.
  2. Fase Aura. Aura adalah gejala neurologis fokal kompleks yang mendahului atau menyertai serangan migren. Fase ini mucul bertahap selama 5-20 menit, dan bertahan kurang dari 60 menit. Aura ini dapat berupa sensasi visual, sensorik, motorik, atau kombinasi dari aura-aura tersebut.
Aura visual muncul pada 64% kasus dan merupakan gejala neurologis yang paling umum terjadi. Yang khas untuk migren adalah scintillating scotoma: tampak bintik-bintik kecil yang banyak, gangguan visual homonim, gangguan salah satu sisi lapangan pandang, persepsi adanya cahaya berbagai warna yang bergerak pelan (fenomena positif). Kelainan visual lainnya adalah adnya skotoma ( fenomena negatif) yang bisa timbul pada salah satu mata atau kedua mata. Kedua fenomena ini bisa timbul bersamaan dan berbentuk zig-zag. Aura pada migren biasanya hilang dalam beberapa menit dan kemudian diikuti dengan periode laten sebelum timbul nyeri kepala. Walaupun ada juga yang melaporkan tanpa periode laten.
  1. Fase Nyeri Kepala. Nyeri kepala migren biasanya berdenyut, unilateral dan awalnya berlokasi di daerah frontotemporalis dan okular, kemudian setelah 1-2 jam menyebar secara difus ke arah posterior. Serangan berlangsung selama 4-72 jam pada orang dewasa, sedangkan pada anak-anak berlangsung pada 1-48 jam. Intensitas nyeri nerkisar dari sedang sampai berat dan dapat mengganggu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
  2. Fase Postdromal. Pasien mungkin merasa lelah, iritabel, konsentrasi terganggu, dan perubahan mood. Akan tetapi, beberapa orang merasa ‘segar’ atau euforia setelah serangan, sedangkan yang lainnya merasa depresi dan lemas.
B. Tension type headache (Nyeri kepala tegang)
            Gejala klinis yang dapat ditemukan pada tension-typeheadache adalah:
  1. Tidak ada gejala prodnormal atupun aura.
  2. Nyeri dapat ringan hingga sedang maupun berat.
  3. Tumpul, seperti ditekan atau diikat. Tidak berdenyut.
  4. Menyeluruh atau difus (tidak hanya pada satu titik atau satu sisi), nyeri lebih hebat di daerah kulit kepala, oksipital, dan belakang leher.
  5. Terjadi secara spontan.
  6. Memburuk atau dicetuskan oleh stres dan kelelahan.
  7. Adanya insomnia.
  8. Iritabilitas.
  9. Gangguan konsentrasi.
  10.  Kadang-kadang disertai vertigo.
  11. Beberapa orang mengeluh rasa tidak nyaman didaerah leher, rahang, dan temporomandibular.
    1. Cluster
Tanda dan gejala kususnya adalah :
  1. Sakit yang mengerikan, biasanya terdapat pada atau sekitar mata, tapi dapat merambat pada area lain di wajah, kepala, leher dan pundak.
  2. Sakit pada satu sisi
  3. Kegelisahan
  4. Keluar air mata secara berlebihan
  5. Mata merah sebagai efek samping
  6. Lendir atau basah pada lubang hidung sebagai efek samping pada wajah
  7. Berkeringat, kulit pucat pada wajah
  8. Bengkak di sekitar mata sebagai efek samping pada wajah
  9. Ukuran pupil yang mengecil
  10. Kelopak mata yang layu
2.5 PATOFISILOGI
   Menurut  Buku Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Persarafan, patofisiologi headache sebagai berikut:
       a. Migren
Migren headache merupakan gangguan nyeri kepala ditandai  dengan adanya serangan nyeri  yang berkepanjangan dan tiba-tiba dengan vasokonstriksi yang diikuti dengan vasodilatasi. Migren headache dapat diawali dengan adanya aura atau berbagai sensasi prodromal seperti silau, penglihatan ganda dsb dimana ini merupakan indikasi adanya disfungsi serebral fokal. Berkenaan dengan migren ini dikatakan bahwa kemungkinan disebabkan oleh ketegangan emosional yang  berkepanjangan. Ini akan menyebabkan reflek vasospasmus dari beberapa arteri di kepala termasuk arteri yang mensuplai otak. Vasospasmus akan menyebabkan sebagian otak menjadi iskemik dan menyebabkan gejala prodromal. Iskemik yang berkepanjangan menyebabkan dinding vaskular menjadi flasik dan tidak mampu mempertahankan tonus vaskular. Desakan darah menyebabkan pembuluh darah berdilatasi dan terjadi peregangan dinding arteri sehingga menyebabkan nyeri atau migren.
        b. Tension type headache (Nyeri kepala tegang)
            Tension headache merupakan nyeri kepala yang pada umumnya disebabkan oleh ketegangan dan kontraksi otot-otot leher dan kepala. Ini akan menyebabkan tekanan pada serabut syarafdan konstriksi pembuluh darah pada dasar leher yang pada gilirannya akan makin menambah tekanan dan menyebabkan buangan sisa (asam laktat) menumpuk. Akumulasi ini menyebabkan timbulnya nyeri. Ketegangan otot ini pada umumnya merupakan reaksi yang tidak disadari terhadap stres. Akan tetapi, aktifitas-aktifitas yang membutuhkan kepala harus bertahan pada satu posisis dapat menyebabkan nyeri kepala jenis ini, ataupun tidur dengan letak leher yang tidak benar(tegang)dapat merpakan penyebab tension headache.
 c. Cluster
Focus patofisiologi di arteri karotis intrakavernosus yang merangsang pleksus perikarotis. Pleksus ini mendapat rangsangan dari cabang 1 dan 2 nervus trigeminus, ganglia servikalis superior/SCG (simpatetik) dan ganglia sfenopalatinum/SPG (parasimpatetik). Diperkirakan focus iritatif di dan sekitar pleksus membawa impuls-impuls ke batang otak dan mengakibatkan rasa nyeri di daerah periorbital, retroorbital dan dahi.



2.6 PENATALAKSANAAN
       a. Migren
Terdiri dari 2 macam, yaitu:
  1. Pengobatan akut/segera (abortif). Jenis obat yang dipakai adalah:
  • Aspirin dan NSAID dosis tinggi (900 mg) untuk serangan ringan serta sedang.
  • Kombinasi analgesik dan antiemetik, contoh: aspirin dengan metoklopramid atau parasetamol dengan domperidon untuk serangan ringan sampai sedang.
  • Analgesik yang mengandung opiat, contoh: almotriptan, eletriptan, frovatriptan, naratriptan, sumatriptan, rizatriptan, zolmitriptan yang terdapat dalam bentuk sediaan oral, semprotan hidung, subkutan, dan rektal supositoria. Sediaan oral sesuai untuk intensitas nyeri kepala ringan sampai sedang untuk menjaga absorbsinya. Obat ini harus diberikan dengan dosis optimal dan sebaiknya diulang setiap 2 jam (untuk naratriptan setiap 4 jam), sampai nyeri kepala hilang sepenuhnya atau telah mecapai dosis maksimal. Golongan triptan sebaiknya tidak digunakan dalam 24 jam setelaj pemakaina triptan jenis lain.
  • Dihidroergotamin (DHE) untuk semua jenis serangan.
  1. Pengobatan preventif (profilaksis). Macam-macam obat pilihan pertama yang dianggap efektif dalam pengobatan preventif adalah:
  • Penyekat-ß misalnya atenolol, bisoprolol, metoprolol, nadolol, propanolol, dan timolol.
   Pemakaian penyekat –β dikontraindikasikan pada sinus bradikardi, penyakit paru obstruktif (asma), dan DM.
  • Antagonis serotonin (5-HT2), misalnya: metisergid dan siproheptadin.
  • Antidepresan trisiklik, misalnya amitriptilin.
  • Penyekat-Ca, misalnya: flunarisin dan verapramil
   Meningkatkan ambang rangsang nyeri .
  • Antikomvulsan, misalnya:Na valproat dan topiramat.
       b. Tension type headache (Nyeri kepala tegang)
Terapi Non-farmakologi
  • melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu sedikitnya 20 sampai 30 menit
  • perubahan posisi tidur
  • pernafasan dengan diafragma atau metode relaksasi otot yang lain
  • Penyesuaian lingkungan kerja maupun rumah :
  • Pencahayaan yang tepat untuk membaca, bekerja, menggunakan komputer, atau saat menonton televisi
  • Hindari eksposur terus-menerus pada suara keras dan bising
  • Hindari suhu rendah pada saat tidur pada malam hari   
Terapi farmakologi
  • Menggunakan analgesik atau analgesik plus ajuvan sesuai tingkat nyeri. Contoh : Obat-obat OTC seperti aspirin, acetaminophen, ibuprofen atau naproxen sodium. Produk kombinasi dengan kafein dapat meningkatkan efek analgesik
  • Untuk sakit kepala kronis, perlu assesment yang lebih teliti mengenai penyebabnya, misalnya karena anxietas atau depresi pilihan obatnya adalah antidepresan, seperti amitriptilin atau antidepresan lainnya. Hindari penggunaan analgesik secara kronis
  • memicu rebound headache
c. Cluster
Sasaran terapi : menghilangkan nyeri (terapi abortif), mencegah serangan (profilaksis)
Strategi terapi : menggunakan obat NSAID, vasokonstriktor cerebral
Obat-obat terapi abortif:
  • Oksigen
  • Ergotamin
  • Dosis sama dengan dosis untuk migrain
  • Sumatriptan
Obat-obat untuk terapi profilaksis:
  • Verapamil
  • Litium
  • Ergotamin
  • Metisergid
  • Kortikosteroid
  • Topiramat
Terapi Nonfarmakologi headache:
  1. Terapi Akupuntur
Penggunaan akupuntur dilakukan di titik-titik yang direkomendasikan menggunakan 10 sampai 12 jarum, 30 menit per minggu, selama 10 hingga 12 minggu.
  1. Latihan fisik
Latihan fisik mengurangi intensitas dan bahkan membebaskan sakit kepala sebagian pasien hingga enam bulan. Selain itu juga bisa dilakukan latihan olahraga yang mengarah pada otot-otot bahu dan leher, masing-masing selama 100 kali, dan ditambah pula dengan mengayuh sepeda ergonomik serta peregangan.
  1. Latihan relaksasi
Latihan relaksasi mencakup latihan pernapasan, teknik mengendalikan stres, serta bagaimana bersikap rileks selama beraktivitas dan dalam menjalani hidup sehari-hari.

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS
Pasien A datang dengan keluhan utama nyeri kepala. Nyeri kepala dirasakan sudah 2 bulan kambuh- kambuhan. Sakit kepala terasa berdenyut seperti mau pecah dari sekitar mata sebelah kiri, dahi hingga belakang kepala, timbul tidak tiap hari dirasakan paling berat dan mengganggu saat datang ke rumah sakit. Nyeri kepala bertambah saat beraktivitas sehingga aktivitas sehari- hari terganggu. Keluhan berkurang saat pasien memejamkan mata. Nyeri kepala setiap kali kambuh dirasakan tidak makin memberat. Timbul terutama saat siang hari dan kelelahan. Nyeri berlangsung kurang lebih 30 menit disertai mata nrocoh. Mata tidak merah, penglihatan tidak kabur dan berkunang- kunang, tidak  mual muntah. Pasien memiliki beberapa gigi berlubang.
Pengkajian:
Tanggal Pengkajian     : 12 april 2010
Tanggal Masuk RS      : 10 April 2010
No. Register                : 6290901
IDENTITAS :
Nama                                     : Ny. A
Umur                                     : 23 tahun
Suku/Bangsa                          : Jawa / Indonesia
Agama                                   : Islam
Pendidikan                            : Ibu rumah tangga
Alamat                                   : Jl. Karangrejo Sawah 1 Surabaya
Penanggung jawab biaya       : Bpk. D
Alamat                                   : Jl. Karangrejo Sawah 1 Surabaya
Diagnosis Medis                    : Nyeri kepala migren
KELUHAN UTAMA:
Nyeri kepala
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:
      Ny. A merasa nyeri kepala sudah sejak dua bulan yang lalu, timbul tidak tiap hari, sifatnya kambuh-kambuhan. Sakit kepala terasa berdenyut seperti mau pecah dari sekitar mata sebelah kiri, dahi hingga belakang kepala. Nyeri kepala bertambah saat beraktivitas sehingga aktivitas sehari- hari terganggu. Keluhan berkurang saat Ny. A memejamkan mata. Nyeri kepala setiap kali kambuh dirasakan tidak makin memberat. Timbul terutama saat siang hari dan kelelahan. Nyeri berlangsung kurang lebih 30 menit disertai mata nrocoh. Dirasakan paling berat dan mengganggu saat datang ke rumah sakit. Sebelum sesaat Ny A merasakan nyeri kepala yang berdenyut, Ny A melihat kilatan cahaya yang menjadi tanda awal sebelum Ny A migren.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU:
Pasien pernah mengalami serangan seperti ini namun tidak sesering akhir-akhir ini.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Pasien mengaku bahwa pada beberapa keluarga juga mengeluh penyakit migren.

PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda Vital:
Suhu: 36,60C
Nadi: 88 x/menit
RR: 22 x/menit
Tensi: 120/80 mmHg
Keadaran: Compos Mentis
B1 (breathing)     : Normal
B2 (blood)           : Normal
B3 (brain)            : Ny. A compos mentis, GCS 4-5-6, nyeri terasa berdenyut dari sekitar mata sebelah kiri, dahi hingga belakang kepala. Mata mengalami lakrimasi.
B4 (bladder)        : Normal
B5 (bowel)           : porsi makan menurun
B6 (bone)             : kelemahan otot dan malaise

DATA PENUNJANG
1. Hematologi Paket tanggal 10 april 2010
Hb : 13, 10 g/dl (12-15)
Ht : 40,3 % (35-47)
Eritrosit : 4,74 juta/mm3 (3,9-5,6)
Leukosit : 15,4 ribu/mm3 (4-11)
Trombosit : 285 ribu/mm3 (150-400)
GDS : 281mg/dl (80-110)
2. RFT tanggal 10 april 2010
Ureum : 21 mg/dl (15-39)
Creatinin : 0,9 mg/dl (0,6-1,3)
3. Elektrolit tanggal 10 april 2010
Natrium : 128 mmol/l (136-145)
Chorida : 98 mmol/l (98-107)
Kalium : 3,5 mmol/l (3,5-5,1)
Calsium : 2,42 mmol/l (2,12-2,52)
4. CT-Scan tanggal 12 april 2010
Kesan : Peningkatan TIK
5. Foto thoraks tanggal 12 april 2010
Kesan : kardiomegali (suspek LV), pulmo tak tampak kelainan.
6. EKG tanggal 12 april 2010
Irama : sinus
HR : 88 x/mnt
Kesan : normal sinus Rythem

ANALISIS DATA
NO
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
1.
DS : Pasien mengeluh nyeri kepala saat melakukan aktifitas berat dan nyeri mereda setelah klien minum obat. Nyeri terasa di kepala bagian frontalis (dahi) dan menjalar ke oksipital (belakang)
DO :
-  Ekspresi wajah  pasien tampak kesakitan terutama saat bergerak.
-  Gelisah
S: skala 6
Suhu: 36,60C
Nadi: 88 x/menit
RR: 22 x/menit
Tensi: 120/80 mmHg


Beban berat


Tegangan otot


Syaraf terganggu


Nyeri
Nyeri
2.
DS : Pasien mengungkapkan malu meminta bantuan saat sakit kepala muncul, karena di rasa masalah biasa.
DO : Konsentrasi yang lemah
Banyak sresor datang


Stres


Tidak mampu membuat penilaian yang tepat terhadap stresor
Ketidakefektifan koping individu
3.
DS : Pasien mengeluh cepat lelah saat melakukan aktivitas dan bertambah pusing
DO :
GCS = 4,5,6
Lemah, letih, lesu
Hb : 15
Nyeri


Anoreksia


Suplai Oke otak


CO2



Pernafasan anaerob


Lemas

Intoleransi  aktivitas

DIAGNOSA KEPERAWATAN
  1. Nyeri berhubungan dengan nyeri kepala
  2. Tidak efektifnya koping individu berhubungan dengan nyeri   dan perubahan gaya hidup
  3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan suplai   O2 di seluruh tubuh
INTERVENSI KEPERAWATAN
  1. Diagnosa         : Nyeri berhubungan dengan nyeri kepala
Tujuan             : Rasa nyeri berkurang
Kriteria hasil   : Pasien mengatakan nyeri berkurang atau tidak merasa nyeri
                                                       Ekspresi wajah pasien tidak nampak kesakitan
                                                       Skala nyeri = 0
                                                       TTV (Nadi 60-100 x/menit, RR 16-20x/menit)

No
Intervensi
Rasional
1
Pantau dan catat tanda-tanda awal nyeri kepala, penurunan, lokasi, lamanya, dan tanda-tanda lainnya
Adanya tanda awal nyeri sering terjadi pada pasien migren sehingga dapat diidentifikasi upaya pencegahan
2
Anjurkan pasien untuk mencatat perkembangan tingkat nyeri
Mengetahui reaksi pemberian obat apakah ada perubahan penurunan tingkat nyeri
3
Anjurkan pada klien untuk mengurangi aktivitas yang berat dan menambah waktu istirahat
Menghindari stimulus nyeri dan meningkatkan rasa nyaman.
4
Massage kepala dan leher
Meningkatkan relaksasi dan menurunkan ketegangan otot
5
Kompres hangat atau dingin pada daerah kepala
Kompres dingin dapat mengakibatkan vasodilatasi, sehingga dapat menurunkan nyeri kepala. Kompres hangat dapat meningkatkan sirkulasi darah dan menurunkan tegangan otot
6
Kolaborasi pemberian obat:
aspirin dengan metoklopramid
Mengurangi rasa nyeri skala ringan hingga sedang dan rasa mual

  1. Diagnosa         : Tidak efektifnya koping individu berhubungan dengan nyeri   dan perubahan gaya hidup
Tujuan             :  Koping individpu menjadi efektif
Kriteria hasil    : Pasien menyatakan mengerti cara mengatasi nyeri kepala yang benar
                                                     Perubahan perilaku pasien kearah positif
                                                     Pasien mengatakan lebih nyaman

No
Intervensi
Rasional
1
Observasi perilaku pasien dan perubahan yang terjadi saat nyeri
Pasien dengan nyeri kepala akan terjadi perubahan prilaku, seperti sensitive, marah, depresi
2
Pantau mekanisme koping pasien saat terjadi serangan
Menentukan efektifitas koping
3
Dorong pasien untuk mengekspresikan masalah yang dihadapi sekarang seperti rasa takut
Menyampaikan perasaan dapat mengurangi masalah
4
Berikan support dan berikan informasi yang realistik
Membangkitkan kemampuan untuk mengurangi rasa nyeri

  1. Diagnosis        : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan suplai   O2 di seluruh tubuh
Tujuan             : Toleransi aktifitas
Kriteria hasil    : Kelemahan berkurang
                          Toleransi terhadap aktifitas meningkat
                          Mampu beraktifitas secara mandiri

No
Intervensi
Rasional
1
Rancang jadwal harian pasien
Mencegah aktivitas pasien yang berlebihan
2
Tingkatkan aktifitas secara bertahap dengan periode istirahat diantara dua aktifitas misalnya duduk dulu sebelum berjalan setelah tidur
Meningkatkan tingkat toleransi aktivitas pasien
3
Observasi respon individu terhadap aktivitas
Evaluasi kelemahan dan tingkat toleransi aktivitas pasien
4
Bantu aktivitas dan motivasi klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan
Motivasi dapat meningkatkan keinginan sehingga pasien lebih percaya diri dalam melaksanakan aktivitasnya secara mandiri.
BAB 4
PENUTUP
1.1  Kesimpulan
Sakit Kepala merupakan masalah kesehatan yang paling sering terjadi. Beberapa orang sering mengalami sakit kepala, sedangkan yang lainnya hampir tidak pernah merasakan sakit kepala.
Sekarang ini banyak sekali obat-obat sakit kepala yang dijual bebas di toko-toko obat atau apotik. Di televisi juga banyak iklan yang menawarkan obat sebagai solusi sakit kepala. Namun hampir semua obat tersebut tidaklah mampu mengatasi sakit kepala dengan sebenar-benarnya. Memang untuk reaksinya sangat cepat dalam meredakan sakit kepala, namun di lain waktu ia akan kambuh kembali. Akibatnya kita menjadi ketergantungan dan bila dikonsumsi terus penerus dapat menyebabkan pembuluh darah kian tersumbat.
Untuk itu kita sebagai calon tenaga kesehatan, kita perlu mengetahui dan memahami tanda dan gejala berbagai penyakit khususnya di sini sakit kepala.
Daftar Pustaka
            Wartonah,Tarwono.2007.Keperawatan Medikal Bedah Gangguan SistemPersyarafan.Jakarta: Sagung Seto
            Dewanto,George.2007.Panduan Praktik Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Syaraf.Jakarta: ECG
            Anonim.http://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Ilmu%20Penyakit%20Saraf/Chepalgia%20%5BCompatibility%20Mode%5D.pdf (09 Des 2010, 19:30)
            Anonim.http://www.jawaban.com/index.php/money/detail/id/67/news/090328230810/limit/0/  (09 Des 2010, 20:15)
            Anonim. http://www.scumdoctor.com/Indonesian/pain/headache/cluster-headaches/Home-Remedies-For-Cluster-Headaches.html. (06 Des 2010,11:10)

            Anonim. http://traditionalmedicine.m-user.biz/?p=177#more-177.(09 Des 2010,21.00)

Cari Disini