Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Minggu, 08 Juni 2014

KONSEP DIRI


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep diri. Konsep diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya.
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang. Perkembangan yang berlangsung kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.
 Segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan, maka dari itu sangatlah penting untuk seorang perawat memahami konsep diri. Memahami diri sendiri terlebih dahulu baru bisa memahami klien.
BAB II
PEMBAHASAN
 A.  PENGERTIAN KONSEP DIRI
 Beberapa Pengertian konsep diri menurut para ahli :
 Menurut Burns (1982),
 konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri. Sedangkan Pemily (dalam Atwater, 1984), mendefisikan konsep diri sebagai sistem yang dinamis dan kompleks diri keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari individu tersebut.
Stuart dan Sudeen (1998),
konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.
Seifert dan Hoffnung (1994)
mendefinisikan konsep diri sebagai “suatu pemahaman mengenai diri atau ide tentang konsep diri.“
Cawagas (1983)
 menjelaskan bahwa konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya.
Santrock (1996)
 menggunakan istilah konsep diri mengacu pada evaluasi bidang tertentu dari konsep diri.
 Atwater (1987)
menyebutkan bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya.
Secara keseluruhan disimpulkan bahwa konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain.




B.  PEMBAGIAN KONSEP DIRI
 Konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian. Pembagian Konsep diri tersebut
di kemukakan oleh Stuart and Sundeen ( 1991 ), yang terdiri dari :
1.      Citra Tubuh / Gambaran diri ( Body Image ) 
 adalah sikap atau cara pandang seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan di modifikasi dengan pengalaman baru setiap individu. ( Stuart dan Sundeen, 1998 ).
Beberapa hal terkait citra tubuh antara lain :
·        Fokus individu terhadap bentuk fisiknya lebih terasa pada usia remaja
·        Bentuk badan, tinggi badan, serta tanda-tanda kelamin sekunder menjadi citra tubuh
·        Cara individu memandang dirinya berdampak penting terhadap aspek psikologis individu tersebut
·        Citra tubuh seseorang sebagian dipengaruhi oleh sikap dan respon orang lain terhadap dirinya  dan sebagian lagi oleh eksplorasi individu terhadap dirinya
·        Gambaran yang realistis tentang menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman serta mencegah kecemasan dan meningkatkan harga diri
·        Individu yang stabil , realistis, dan konsisten terhadap citra tubuhnya terhadap citra tubuhnya dapat mencapai kesuksesan
2.      Ideal Diri ( Self Ideal )
adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu (Stuart and Sundeen ,1991). Standart dapat berhubungan dengan tipe orang yang akan diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai- nilai yang ingin di capai .
Faktor yang mempengaruhi ideal diri  ( Ana Keliat, 1998 ) yaitu :
·        Kecenderungan individu menetapkan ideal pada batas kemampuannya
·        Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri
·        Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang realistis
    keinginan untuk mengklaim diri dari kegagalan, perasan cemas dan rendah diri
·        Kebutuhan yang realistis
·        Keinginan untuk menghindari kegagalan
·        Perasaan cemas dan rendah diri

Beberapa hal yang berkaitan dengan ideal diri yaitu :
·        Pembentukan ideal diri pertama kali terjadi pada masa kanak-kanak
·        Masa remaja terbentuk mulai proses identifikasi terhadap orang tua, guru dan teman
·        Ideal diri dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap penting dalammemberikan tuntunan   dan harapan
·        Ideal diri mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma keluarga dan sosial

3.      Harga diri ( Self Esteem )
 adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Stuart and Sundeen, 1991). Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal , maka cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah di cintai dan menerima penghargaan dari orang lain (Keliat, 1992).
 Cara- cara untuk meningkatkan harga diri seseorang :
·        Memberinya kesempatan untuk berhasil
·        memberinya gagasan
·        Mendorongnya untuk beraspirasi
·        Membantunya membentuk koping
faktor-Faktor yang mempengaruhi gangguan harga diri, seperti :
Perkembangan individu.
Faktor predisposisi dapat dimulai sejak masih bayi, seperti penolakan orang tua menyebabkan anak merasa tidak dicintai dan mengkibatkan anak gagal mencintai dirinya dan akan gagal untuk mencintai orang lain.
 Ideal Diri tidak realistis.
Individu yang selalu dituntut untuk berhasil akan merasa tidak punya hak untuk gagal dan berbuat kesalahan.
 Gangguan fisik dan mental
Gangguan ini dapat membuat individu dan keluarga merasa rendah diri.
 Sistim keluarga yang tidak berfungsi.
Orang tua yang mempunyai harga diri yang rendah tidak mampu membangun harga diri anak dengan baik.
 Pengalaman traumatik yang berulang,misalnya akibat aniaya fisik, emosi dan seksual.
Individu merasa tidak mampu mengontrol lingkungan. Respon atau strategi untuk menghadapi trauma umumnya mengingkari trauma, mengubah arti trauma, respon yang biasa efektif terganggu. Akibatnya koping yang biasa berkembang adalah depresi dan denial pada trauma.





4.      Peran ( Role Performance ) 
Adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu. ( Stuart dan Sundeen, 1998 ). Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat. ( Keliat, 1992 ) .Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal.
5.      Identitas Diri ( Identity ) 
 Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu.
Beberapa hal terkait dengan identitas diri antara lain :
·        Identitas personal terbentuk sejak masa kanak-kanak bersamaan dengan pembentukan konsep diri
·        Individu yang memiliki identitas diri yang kuat akan memandang dirinya tidak sama dengan orang lain, unik ditmbulkan tidak ada duanya
·        Identitas jenis kelamin berkembang secara bertahap
·        Kemandirian ttimbul dari perasaan berharga, sikap menghargai diri sendiri, kemampuan dan penguasaan diri
·        Individu yang mandiri dapat mengatur dan menerimanya dirinya






C.    FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI 
1. Tingkat perkembangan dan kematangan
Perkembangan anak seperti dukungan mental, perlakuan dan pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep diri.Contoh, bayi membutuhkan lingkungan yang mendukung dan penuh kasih sayang, sedangkan anak membutuhkan kebebasan untuk belajar dan menggali hal-hal baru.
2. Budaya
Pada usia anak-anak nilai akan diadopsi dari orang tuanya, kelompoknya dan lingkungannya.Orang tua yang bekerja seharian akan membawa anak lebih dekat pada lingkungannya.
 3. Faktor Internal dan Eksternal
Kekuatan dan perkembangan pada individu sangat berpengaruh terhadap konsep diri. Pada sumber internal misalnya, orang yang humoris koping individunya lebih efektif. Sumber eksternal misalnya adanya dukungan dari masyarakat dan ekonomi yang kuat.
4.     Pengalaman sukses dan gagal
Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri demikian pula sebaliknya.
5.     Stesor
Stresor dalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan baru, ujian dan ketakutan. Jika koping individu tidak adekuat maka akan menimbulkan depresi, menarik diri dan kecemasan.
6.     Usia, keadaan sakit, dan trauma
Usia tua, keadaan sakit akan mempengaruhi persepsi dirinya


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain. Sangatlah penting bagi seorang perawat untuk memahami konsep diri terlebih dahulu harus menanamkan dalam dirinya sendiri sebelum melayani klien, sebab keadaan yang dialami klien bisa saja mempengaruhi konsep dirinya, disinilah peran penting perawat selain memenuhi kebutuhan dasar fisiknya yaitu membantu klien untuk memulihkan kembali konsep dirinya.
Ada beberapa komponen konsep diri yaitu identitas diri yang merupakan intenal idividual, citra diri sebagai pandangan atau presepsi, harga diri yang menjadi suatu tujuan, ideal diri menjadi suatu harapan, dan peran atau posisi di dalam masyarakat.

 SARAN
Untuk membangun konsep diri, kita harus belajar menyukai diri sendiri, mengembangkan pikiran positif, memperbaiki hubungan interpersonal ke yang lebih baik, sikap aktif yang positif, dan menjaga keseimbangan hidup.
Semua yang kita lakukan pasti ada manfaatnya begitu juga dalam memahami konsep diri, kita menjadi bangga dengan diri sendiri, percaya diri penuh, dapat beradaptasi dengan lingkungan, dan mencapai sebuah kebahagiaan dalam hidup.




DAFTAR PUSTAKA

Tarwoto,2004, Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika
Mubarak Wahid Iqbal SKM, Cahyatin Nurul S. Kep,2008,  Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta: EGC


0 komentar:

Posting Komentar

Cari Disini