Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Kamis, 19 Juni 2014

ASUHAN KEPERAWATAN


MENINGITIS DAN ENSEFALITIS
 Pengkajian Meningitis dan Ensefalitis
  1. Anamnesa
    1. Identitas:
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, tanggal pengkajian dan diagnosa medis. Identitas ini digunakan untuk membedakan klien satu dengan yang lain. Jenis kelamin, umur dan alamat dan kotor dapat mempercepat atau memperberat keadaan penyakit infeksi.  ensefalitis dapat terjadi pada semua kelompok umur.
  1. Keluhan utama:
Panas badan meningkat, kejang, kesadaran menurun.
  1. Riwayat penyakit sekarang:
Mula-mula anak rewel ,gelisah ,muntah-muntah ,panas badan meningkat kurang lebih 1-4 hari , sakit kepala.           
  1. Riwayat penyakit dahulu:
Klien sebelumnya menderita batuk , pilek kurang lebih 1-4 hari, pernah menderita penyakit Herpes, penyakit infeksi pada hidung,telinga dan tenggorokan.
  1. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Keluarga ada yang menderita penyakit yang disebabkan oleh virus contoh: Herpes dan lain-lain. Bakteri contoh: Staphylococcus Aureus, Streptococcus , E. Coli , dan lain-lain.
  1. Imunisasi:
kapan terakhir diberi imunisasi DTP karena ensafalitis dapat terjadi post imunisasi pertusis.
  1. Pemeriksaan fisik (ROS)
B1 (Breathing)       : Perubahan-perubahan akibat peningkatan tekanan intra cranial menyebabakan kompresi pada batang otak yang menyebabkan pernafasan tidak teratur. Apabila tekanan intrakranial sampai pada batas fatal akan terjadi paralisa otot pernafasan (F. Sri Susilaningsih, 1994).
B2 (Blood)            : Adanya kompresi pada pusat vasomotor menyebabkan terjadi iskemik pada daerah tersebut, hal ini akan merangsaang vasokonstriktor dan menyebabkan tekanan darah meningkat. Tekanan pada pusat vasomotor menyebabkan meningkatnya transmitter rangsang parasimpatis ke jantung.
B3 (Brain)              : Kesadaran menurun. Gangguan tingkat kesadaran dapat disebabkan oleh gangguan metabolisme dan difusi serebral yang berkaitan dengan kegagalan neural akibat prosses peradangan otak.
B4 (Bladder)         : Biasanya pada pasien Ensefalitis kebiasaan mictie normal frekuensi normal.
B5 (Bowel)            : Penderita akan merasa mual dan muntah karena peningkatan tekanan intrakranial yang menstimulasi hipotalamus anterior dan nervus vagus sehingga meningkatkan sekresi asam lambung. Dapat pula terjadi diare akibat terjadi peradangan sehingga terjadi hipermetabolisme (F. Sri Susilanigsih, 1994).
B6 (Bone)              : Kelemahan

Analisa Data
Analisa Data
Etiologi
Masalah Keperawatan
DS: Nyeri kepala, Pusing, kehilangan memori, bingung, kelelahan, kehilangan visual, kehilangan sensasi
DO: Bingung / disorientasi, penurunan kesadaran, perubahan status mental, gelisah, perubahan motorik, dekortikasi, deserebrasi, kejang, dilatasi pupil, edema papil
CO 2 ­
$
Hipoksia serebri
$
Permiabilitas vaskuler ­
$
Transudasi cairan
$
Edema serebri
$
Volume tengkorak ­
$
TIK ­
$
Vasospasme pembuluh darah serebri
$
Sirkulasi terhenti
$
Gangguan perfusi jaringan
Gangguan perfusi jaringan serebral
DS:-
DO: pasien mengalami kejang, gangguan motorik, ataksia.
Gangguan transmisi impuls
$
Kejang
$
Risiko tinggi terhadap cedera



Risiko tinggi terhadap cedera
DS: merasa lemah
DO: pasien terlihat pucat dan lemah
Kejang
$
Kelemahan
$
Gangguan mobilitas fisik
Gangguan mobilitas fisik
DS: Klien mengeluh frustasi.
DO: pasien mengalami kebingungan, emosi yang berlebihan, frustasi, disorientasi realitas
Peradangan
$
Kerusakan myelin pada akson dan whitematter
$
Gangguan sensori persepsi
Perubahan persepsi sensori
DS : klien merasa kedinginan
DO : suhu tubuuh klien lebih dari 37,5 C
Peradangan
$
Suhu tubuh ­
$
Hipertermi

Hypertermi
DS : klien mengeluh pusing dan nyeri pada kepala
DO : suhu tubuh lebih dari 37,5C
Terdapat bengkak di kepala
Leukosit lebih dari 40.000
Peradangan
$
Suhu tubuh ­
$
Metabolisme tubuh ­
$
Penyebaran toksin ke jaringan tubuh
$
Sepsis
$
Risiko tinggi infeksi
Risiko tingi terjadinya infeksi
DS : klien mengeluh nyeri pada kepala
DO : skala nyeri 4-7
Peradangan
$
Nyeri
Nyeri

Diagnosa
  1. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral yang mengubah/menghentikan darah arteri/virus
  2. Risiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan kejang umum/fokal, kelemahan umum.
  3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan.
  4. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan kerusakan myelin pada akson dan whitematter
  5. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi.
  6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan sepsis.
  7. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit.

Intervensi
Diagnosa 1 : Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi
Tujuan : Nyeri klien berkurang
Kriteria Hasil : Skala nyeri menjadi > 4                     
Intervensi
Rasional
Mandiri
  1. Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot leher.

Meningkatkan vasokonstriksi, penumpukan resepsi sensori yang selanjutnya akan menurunkan nyeri
  1. Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tinggi)
Menurunkan iritasi meningeal, resultan ketidaknyamanan lebih lanjut
  1. Berikan latihan rentang gerak aktif/ pasif.
Dapat membantu merelaksasikan ketegangan otot yang meningkatkan reduksi nyeri atau tidak nyaman tersebut
  1. Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul
Meningkatkan relaksasi otot dan menurunkan rasa sakit/ rasa tidak nyaman
Kolaborasi
5. Berikan anal getik, asetaminofen, codein

Mungkin diperlukan untuk menghilangkan nyeri yang berat

Diagnosa 2: Risiko tinggi terhadap terjadinya infeksi berhubungan dengan sepsis.
Tujuan : Meminimalkan proses penyebaran infeksi
Kriteria hasil : Leukosit normal 10.000-40.000
                        Tidak ditemukan tanda-anda inflamasi
Intervensi
Rasional
Mandiri
  1. Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan

Pada fase awal meningitis, isolasi mungkin diperlukan sampai organisme diketahui/dosis antibiotik yang cocok telah diberikan untuk menurunkan resiko penyebaran pada orang lain
  1. Pertahankan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.
Menurunkan resiko pasien terkena infeksi sekunder. Mengontrol penyebaran sumber infeksi
  1. Ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nafas dalam
Memobilisasi secret dan meningkatkan kelancaran secret yang akan menurunkan resiko terjadinya komplikasi terhadap pernapasan
Kolaborasi
  1. Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol, gentamisin.

Obat yang dipilih tergantung pada tipe infeksi dan sensitivitas individu

Diagnosa 3 : gangguan perfusi jaringan serebral b.d edema serebral yang mengubah/ menghentikan darah arteri/virus
Tujuan : Perfusi jaringan menjadi adekuat
Kriteri hasil : Kesadaran kompos mentis       
Intervensi
Rasional
Mandiri
  1. Tirah baring dengan posisi kepala datar.

Perubahan tekanan CSS mungkin merupakan potensi adanya resiko herniasi batang otak yang memerlukan tindakan medis dengan segera
  1. Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.
Aktivitas seperti ini akan meningkatkan tekanan intratorak dan intraabdomen yang dapat men9ingkatkan TIK.
  1. Kolaborasi.
    Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.

Peningkatanaliran vena dari kepal akna menurunkan TIK
  1. Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit ).
Meminimalkan fluktuasi dalam aliran vaskuler dan TIK.
  1. Berikan obat : steroid, clorpomasin, asetaminofen
Menurunkan permeabilitas kapiler untuk membatasi edema serebral, mengatasi kelainan postur tubuh atau menggigil yang dapat meningkatkan TIK, menurunkan konsumsi oksigen dan resiko kejang

Diagnosa 4 : Risiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan kejang umum/lokal, kelemahan umum.
Tujuan             : Mengurangi risiko cidera akibat kejang
Kriteria hasil  : Tidak ditemukan cidera selama kejang
Intervensi
Rasional
  1. Mandiri
    Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan nafas buatan

Melindungi pasien bila terjadi kejang
  1. Tirah baring selama fase akut
Menurunkan resiko terjatuh/trauma ketika terjadi vertigo, sinkop, atau ataksia
Kolaborasi
  1. Berikan obat : venitoin, diaepam, venobarbital.

Merupakan indikasi untuk penanganan dan pencegahan kejang

Diagnosa 5 : gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan.
Tujuan : Klien dapat beraktifitas kembali dengan normal
Kriteria Hasil :Klien tidak merasa lemah
Intervensi
Rasional
  1. Bantu latihan rentang gerak.
Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi/posisi normal akstremitas dan menurunkan terjadinya vena yang statis
  1. Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab.
Meningkatkan sirkulasi, elastisitas kulit, dan menurunkan resiko terjadinya ekskoriasi kulit
  1. Berikan matras udara atau air, perhatikan kesejajaran tubuh secara fumgsional.
Menyeimbangkan tekanan jaringan, meningkatkan sirkulasi dan membantu meningkatkan arus balik vena untuk menurunkan resiko terjadinya trauma jaringan.
  1. Berikan program latihan dan penggunaan alat mobilisasi.
Proses penyembuhan yang lambat seringkali menyertai trauma kepala dan pemulihan secara fisik merupakan bagian yang amat penting dari suatu program pemulihan tersebut.

Diagnosa 6 : Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan kerusakan myelin pada akson dan whitematter
Tujuan : Meminimalkan perubahan persepsi sensori
Kriteria : Klien dapat mengontrol emosi dirinya
Intervensi
Rasional
Mandiri
  1. Hilangkan suara bising yang berlebihan.

Menurunkan ansietas, respons emosi yang berlebihan/bingung yang berhubungan dengan sensorik yang berlebihan
  1. Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.
Membantu pasien untuk memisahkan pada realitas dari perubahan persepsi
  1. Beri kesempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas.
Menurunkan frustasi yang berhubungan dengan perubahan kemampuan/pola respons yang memanjang


Kolaborasi ahli fisioterapi
  1. Terapi okupasi,wicara dan kognitif.

Pendekatan antardisiplin dapat menciptakan rencana penatalaksanaan terintegrasi yang didasarkan atas kombinasi kemampuan/ketidakmampuan secara individu yang unik dengan berfokus pada fungsi fisik, kognitif, dan keterampilan perceptual

Diagnosa 7 : hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi.
Tujuan : suhu tubuh kembali normal.
Kriteria hasil : suhu tubuh 36,5 - 37,5 ° C
Intervensi
Rasional
Mandiri
  1. Berikan kompres hangat
  2. Anjurkan klien untuk menggunakan baju yang tipis.
  3. Observasi Suhu tubuh klien

1. Pengeluaran panas secara konduksi
2. Pengeluaran panas secara evaporasi
3.Menentukan keberhasilan tindakan
  1.  
Kolaborasi dengan dokter
1.  berikan obat penurun panas.

1. Membantu menurunkan suhu tubuh

Evaluasi
  1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain.
  2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.
  3. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.
  4.  Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.
  5.  Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.
  6. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.
  7. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.

PENUTUP
Kesimpulan
Meningitis adalah radang membran pelindung system saraf pusat.Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme,luka fisik,kanker,obat obatan tertentu. Sedangkan ensefalitis adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi virus.
Meskipun penyebabnya berbeda, manifestasi klinis dari kedua penyakit ini hampir sama dan khas. Yaitu pusing, demam, dan kejang. Oleh karena itu penatalaksanaannyapun hampir sama, terdiri dari terapi farmakologi dan non farmakologi.

DAFTAR PUSTAKA
Erathenurse. 2007. Askep pada meningitis. http://erathenurse.blogspot.com/ 2007/12/askep-pada-meningitis.html. Di akses tanggal 2 Desember 2009 pukul 18.40 
Farinqhustank. 2008. Meningitis .http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/kedokteran/meningitis. Di akses tanggal 2 Desember 2009 pukul 18.40
Anonymous. 2010. Disitasi http://nursingbegin.com/askep-meningitis/. Diakses tanggal 12 Desember 2010.

Farly, Augus. 2010. Disitasi http://augusfarly.wordpress.com/2010/07/29/asuhan-keperawatan-meningitis/. Diakses tanggal 12 Desember 2010
Anonymous. Disitasi http://health.allrefer.com/pictures-images/kernigs-sign-of-meningitis.html. Diakses tanggal 12 Desember 2010

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Disini