KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan terhadap ALLAH swt yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kami . Sehingga kami bisa menyusun
tugas Biologi Sel ini dengan baik. Dalam menulis makalah ini kami memiliki
banyak kekurangan. Kami menyadari teknik menyusun dan materi yang kami sajikan masih jauh dari pada sempurna.
Kami hanya dapat membuat makalah ini dengan penuh keterbatsan kami yang belum
bisa mendekati kata sempurna. Karena kesempurnaan itu hanya milik ALLAH swt
semata. Makalah ini masih banyak kekurangan dan perlu perbaikan. Untuk itu
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Pada kesempatan ini juga tak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pengembangan makalah
ini. Sehingga makalah ini bisa selesai dengan hasil yang memuaskan. Semoga
makalah ini dapat menjadi panduan dalam menambah ilmu pengetahuan pembaca. Semoga
Allah swt memberkati kita semua.
DAFTAR ISI
JUDUL . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . .
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
A. PEMBAHASAN
1. Latarbelakang . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . .
2. Permasalahan . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . .
3. Metode . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .
B.
PEMBAHASAN
A. Latarbelakang
Sel darah
adalah semua sel
dalam segala bentuk yang secara normal ditemukan dalam darah. Pada mamalia,
sel-sel darah dibagi menjadi tiga kategori :
-
Sel darah merah : fungsi utamanya adalah untuk mengangkut oksigen.
-
Sel darah putih : menghasilkan antibodi untuk melawan
infeksi;
-
Keping darah : sebenarnya merupakan fragmen dari sel sumsum tulang
yang dikenal dengan nama megakariosit dan berperan penting dalam koagulasi darah.
B.
Permasalahan
a)
·
Darah terdiri dari dua komponen :
1.
Korpuskuler adalah unsur padat darah
yaitu sel-sel darah 4 Eritrosit, Lekosit, Trombosit.
2.
Plasma Darah adalah cairan darah.
·
Fungsi Darah :
-
Transportasi (sari makanan, oksigen,
karbondioksida, sampah dan air)
-
Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
-
Imunologi (mengandung antibodi
tubuh)
-
Homeostasis (mengatur keseimbangan
zat, pH regulator)
·
Pada mamalia sel-sel darah dibagi menjadi tiga kategori:
-
Sel darah merah, yang fungsi utamanya adalah untuk mengangkut oksigen;
-
Sel darah putih, menghasilkan antibodi untuk melawan
infeksi;
-
Keping darah, yang sebenarnya merupakan fragmen dari sel sumsum tulang
yang dikenal dengan nama megakariosit dan berperan penting dalam koagulasi darah.
Ø
SEL DARAH MERAH
Sel darah
merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari Bahasa Yunani,
yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel).Sel
darah merah atau eritrosit adalah jenis sel darah yang paling
banyak dan berfungsi membawa oksigen
ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah
dalam hewan bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin,
sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin
akan mengambil oksigen dari paru-paru
dan insang, dan oksigen
akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler.
Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur
pembuatnya adalah zat besi.
Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang,
lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum
akhirnya dihancurkan.
Sel darah merah manusia
Eritrosit merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada
pria dewasa sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc
darah. Berbentuk Bikonkaf, warna merah disebabkan oleh Hemoglobin (Hb)
fungsinya adalah untuk mengikat Oksigen. Kadar 1 Hb inilah yang dijadikan
patokan dalain menentukan penyakit Anemia.
Eritrosit berusia sekitar 120 hari. Sel yang telah tua dihancurkan di Limpa 4. Hemoglobin dirombak kemudian dijadikan pigmen Bilirubin (pigmen empedu).
Eritrosit berusia sekitar 120 hari. Sel yang telah tua dihancurkan di Limpa 4. Hemoglobin dirombak kemudian dijadikan pigmen Bilirubin (pigmen empedu).
sel-darah-manusia
1.
Eritrosit Vertebrata
Eritrosit
secara umum terdiri dari hemoglobin, sebuah metalloprotein
kompleks yang mengandung gugus heme,
dimana dalam golongan heme tersebut, atom besi akan tersambung secara temporer dengan molekul oksigen (O2) di paru-paru dan insang, dan kemudian molekul oksigen ini akan di lepas ke seluruh
tubuh. Oksigen dapat secara mudah berdifusi lewat membran sel darah merah.
Hemoglobin di eritrosit juga membawa beberapa produk buangan seperti CO2
dari jaringan-jaringan di seluruh tubuh. Hampir keseluruhan molekul CO2
tersebut dibawa dalam bentuk bikarbonat dalam plasma darah. Myoglobin,
sebuah senyawa yang terkait dengan hemoglobin, berperan sebagai pembawa oksigen
di jaringan otot.
Warna
dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan
cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan
berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin.
Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika
oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan
menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan
kulit. Metode
tekanan oksimetri mendapat keuntungan dari perubahan warna ini dengan mengukur
kejenuhan oksigen pada darah arterial
dengan memakai teknik kolorimetri.
Pengurangan
jumlah oksigen yang membawa protein di beberapa sel tertentu (daripada larut
dalam cairan tubuh) adalah satu tahap penting dalam evolusi makhluk hidup
bertulang belakang (vertebratae). Proses ini menyebabkan terbentuknya sel darah
merah yang memiliki viskositas rendah, dengan kadar oksigen yang tinggi, dan difusi oksigen yang lebih baik dari sel darah ke jaringan tubuh.
Ukuran eritrosit berbeda-beda pada tiap spesies vertebrata.
Lebar eritrosit kurang lebih 25% lebih besar daripada diameter pembuluh kapiler
dan telah disimpulkan bahwa hal ini meningkatkan pertukaran oksigen dari
eritrosit dan jaringan tubuh.
Vertebrata
yang diketahui tidak memiliki eritrosit adalah ikan dari familia Channichthyidae.
Ikan dari familia Channichtyidae hidup di lingkungan air dingin yang mengandung
kadar oksigen yang tinggi dan oksigen secara bebas terlarut dalam darah mereka.
Walaupun mereka tidak memakai hemoglobin lagi, sisa-sisa hemoglobin dapat
ditemui di genom mereka.
a)
Nukleus
Pada mamalia,
eritrosit dewasa tidak memiliki nukleus di dalamnya, atau disebut juga
anukleat. Jika dibandingkan, eritrosit pada sebagian besar hewan vertebrata
mengandung nukleus,
kecuali salamander dari genus Batrachoseps.
b)
Fungsi lain
Ketika
eritrosit berada dalam tegangan di pembuluh yang sempit, eritrosit akan
melepaskan ATP yang akan menyebabkan dinding
jaringan untuk berelaksasi dan melebar.Eritrosit juga melepaskan senyawa S-nitrosothiol
saat hemoglobin terdeoksigenasi, yang juga berfungsi untuk melebarkan pembuluh
darah dan melancarkan arus darah supaya darah menuju ke daerah tubuh yang
kekurangan oksigen.Eritrosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika
sel darah merah mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri,
maka hemoglobin di dalam sel darah merah akan melepaskan radikal bebas yang
akan menghancurkan dinding dan membran sel patogen, serta membunuhnya.
2.
Eritrosit Mamalia
Pada awal
pembentukannya, eritrosit mamalia memiliki nuklei, tapi nuklei tersebut akan perlahan-lahan menghilang karena
tekanan saat eritrosit menjadi dewasa untuk memberikan ruangan kepada hemoglobin.
Eritrosit mamalia juga kehilangan organel sel lainnya seperti mitokondria.
Maka, eritrosit tidak pernah memakai oksigen yang mereka antarkan, tetapi
cenderung menghasilkan pembawa energi ATP lewat proses fermentasi
yang diadakan dengan proses glikolisis pada glukosa
yang diikuti pembuatan asam laktat. Lebih lanjut lagi bahwa eritrosit tidak memiliki reseptor insulin
dan pengambilan glukosa pada eritrosit tidak dikontrol oleh insulin. Karena tidak adanya nuklei dan organel lainnya, eritrosit
dewasa tidak mengandung DNA
dan tidak dapat mensintesa RNA,
dan hal ini membuat eritrosit tidak bisa membelah atau memperbaiki diri mereka
sendiri.
Eritrosit
mamalia berbentuk kepingan bikonkaf yang diratakan dan diberikan tekanan di
bagian tengahnya, dengan bentuk seperti "barbel" jika dilihat secara
melintang. Bentuk ini (setelah nuklei dan organelnya dihilangkan) akan
mengoptimisasi sel dalam proses pertukaran oksigen dengan jaringan tubuh di
sekitarnya. Bentuk sel sangat fleksibel sehingga muat ketika masuk ke dalam pembuluh kapiler
yang kecil. Eritrosit biasanya berbentuk bundar, kecuali pada eritrosit di
keluarga Camelidae
(unta), yang berbentuk oval.
Pada jaringan
darah yang besar, eritrosit terkadang muncul dalam tumpukan, tersusun
bersampingan. Formasi ini biasa disebut roleaux formation, dan akan
muncul lebih banyak ketika tingkat serum protein dinaikkan, seperti contoh ketika peradangan terjadi.
Limpa
berperan sebagai waduk eritrosit, tapi hal ini dibatasi dalam tubuh manusia. Di
beberapa hewan mamalia,
seperti anjing dan kuda, limpa mengurangi eritrosit dalam jumlah besar, yang akan
dibuang pada keadaan bertekanan, dimana proses ini akan menghasilkan kapasitas
transpor oksigen yang tinggi.
3.
Eritrosit pada
manusia
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 μm
dan ketebalan 2 μm, lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada
tubuh manusia. [11] Eritrosit normal memiliki volume sekitar 9 fL (9 femtoliter) Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh hemoglobin, total
dari 270 juta molekul hemoglobin, dimana setiap molekul membawa 4 gugus heme.
Orang dewasa
memiliki 2-3 × 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit
per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta. Sedangkan orang yang tinggal
di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk
memiliki sel darah merah yang lebih banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam
jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel darah yang lain, seperti
misalnya sel darah putih yang hanya memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih
dan platelet yang hanya
memiliki 150000-400000 di setiap mikroliter dalam darah manusia.
Pada manusia,
hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai peran untuk mengantarkan lebih dari
98% oksigen ke seluruh
tubuh, sedangkan sisanya terlarut dalam plasma darah.Eritrosit
dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram besi, mewakili sekitar 65% kandungan besi di dalam tubuh
manusia.
a) Daur hidup
Proses dimana eritrosit diproduksi
dinamakan eritropoiesis. Secara terus-menerus, eritrosit diproduksi di sumsum tulang merah,
dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik (Pada embrio, hati berperan sebagai pusat produksi eritrosit utama). Produksi
dapat distimulasi oleh hormon eritropoietin
(EPO) yang disintesa oleh ginjal.
Hormon ini sering digunakan dalam aktivitas olahraga sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang,
sel yang berkembang ini dinamai retikulosit
dan jumlahnya sekitar 1% dari seluruh darah yang beredar.Eritrosit dikembangkan
dari sel punca melalui
retikulosit untuk mendewasakan eritrosit dalam waktu sekitar 7 hari dan
eritrosit dewasa akan hidup selama 100-120 hari.
Ø Darah Putih (Lekosit)
Jumlah sel
pada orang dewasa berkisar antara 6000 – 9000 sel/cc darah. Fungsi utama dari
sel tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing yang
masuk ke dalam tubuh. Maka jumlah sel tersebut bergantung dari bibit
penyakit/benda asing yang masuk tubuh.
Peningkatan jumlah lekosit merupakan petunjuk adanya infeksi Þ misalnya radang paru-paru.
Lekopeni - Berkurangnya jumlah lekosit sampai di bawah 6000 sel/cc darah.
Lekositosis – Bertambahnya jumlah lekosit melebihi normal (di atas 9000 sel/cc darah).
Peningkatan jumlah lekosit merupakan petunjuk adanya infeksi Þ misalnya radang paru-paru.
Lekopeni - Berkurangnya jumlah lekosit sampai di bawah 6000 sel/cc darah.
Lekositosis – Bertambahnya jumlah lekosit melebihi normal (di atas 9000 sel/cc darah).
Fungsi fagosit sel darah tersebut
terkadang harus mencapai benda asing/kuman jauh di luar pembuluh darah.
Kemampuan lekosit untuk menembus dinding pembuluh darah (kapiler) untuk
mencapai daerah tertentu disebut Diapedesis.
Gerakan lekosit mirip dengan amoeba Þ Gerak Amuboid.
Gerakan lekosit mirip dengan amoeba Þ Gerak Amuboid.
Jenis Lekosit
Granulosit Þ Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki butir-butir kasar (granula).
Jenisnya adalah eosinofil, basofil dan netrofil.
Agranulosit Þ Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granola. Jenisnya adalah limfosit dan monosit.
• Eosinofil Þ mengandung granola berwama merah (Warna Eosin) disebut juga Asidofil. Berfungsi pada reaksi alergi (terutama infeksi cacing).
• Basofil Þ mengandung granula berwarna biru (Warna Basa). Berfungsi pada reaksi alergi.
• Netrofil Þ (ada dua jenis sel yaitu Netrofil Batang dan Netrofil Segmen). Disebut juga sebagai sel-sel PMN (Poly Morpho Nuclear). Berfungsi sebagai fagosit.
• Limfosit Þ (ada dua jenis sel yaitu sel T dan sel B). Keduanya berfungsi untuk menyelenggarakan imunitas (kekebalan) tubuh.
sel T4 Þ imunitas seluler
sel B4 Þ imunitas humoral
• Monosit Þ merupakan lekosit dengan ukuran paling besar
Granulosit Þ Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki butir-butir kasar (granula).
Jenisnya adalah eosinofil, basofil dan netrofil.
Agranulosit Þ Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granola. Jenisnya adalah limfosit dan monosit.
• Eosinofil Þ mengandung granola berwama merah (Warna Eosin) disebut juga Asidofil. Berfungsi pada reaksi alergi (terutama infeksi cacing).
• Basofil Þ mengandung granula berwarna biru (Warna Basa). Berfungsi pada reaksi alergi.
• Netrofil Þ (ada dua jenis sel yaitu Netrofil Batang dan Netrofil Segmen). Disebut juga sebagai sel-sel PMN (Poly Morpho Nuclear). Berfungsi sebagai fagosit.
• Limfosit Þ (ada dua jenis sel yaitu sel T dan sel B). Keduanya berfungsi untuk menyelenggarakan imunitas (kekebalan) tubuh.
sel T4 Þ imunitas seluler
sel B4 Þ imunitas humoral
• Monosit Þ merupakan lekosit dengan ukuran paling besar
Ø Keping Darah (Trombosit)
Keping darah,
lempeng darah, trombosit atau platelet adalah fragmen sel yang tersirkulasi
dalam darah yang terlibat
dalam mekanisme hemostatis tingkat sel yang menimbulkan pembekuan darah (trombus). Disfungsi atau jumlah keping darah yang sedikit dapat
menyebabkan pendarahan, sedangkan jumlah yang tinggi dapat meningkatkan risiko trombosis. trombosit
memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran
lebih kesil dari eritrosit dan leukosit, dan mudah pecah bila tersentuh benda
kasar. jumlah trombosit adalah 200000-300000 keping/mm³ darah. Fungsi Keping
darah adalah dalam proses pembekuan darah.
Keping darah disebut
pula sel darah pembeku. Jumlah sel pada orang dewasa sekitar 200.000 – 500.000
sel/cc. Di dalam trombosit terdapat banyak sekali faktor pembeku (Hemostasis)
antara lain adalah Faktor VIII (Anti Haemophilic Factor) Þ Jika seseorang
secara genetis trombositnya tidak mengandung faktor tersebut, maka orang
tersebut menderita Hemofili.
v Proses Pembekuan Darah
Trombosit yang
menyentuh permukaan yang kasar akan pecah dan mengeluarkan enzim Trombokinase
(Tromboplastin). Prosesnya adalah sebagai berikut;
TROMBOSIT pecah Þ TROMBOPLASTIN
ion Ca
PROTROMBIN Þ TROMBIN
Vitamin K
FIBRINOGEN Þ FIBRIN
Pada masa embrio (janin) sel-sel darah dibuat di dalam Limpa dan Hati (extra medullary haemopoiesis).
Setelah embrio sudah cukup usia, fungsi itu diambil alih oleh Sumsum Tulang.
TROMBOSIT pecah Þ TROMBOPLASTIN
ion Ca
PROTROMBIN Þ TROMBIN
Vitamin K
FIBRINOGEN Þ FIBRIN
Pada masa embrio (janin) sel-sel darah dibuat di dalam Limpa dan Hati (extra medullary haemopoiesis).
Setelah embrio sudah cukup usia, fungsi itu diambil alih oleh Sumsum Tulang.
v Plasma Darah
Terdiri dari
air dan protein darah Þ Albumin, Globulin dan Fibrinogen. Cairan yang tidak
mengandung unsur fibrinogen disebut Serum Darah.
Protein dalam serum inilah yang bertindak sebagai Antibodi terhadap adanya benda asing (Antigen). Zat antibodi adalah senyawa Gama Þ Globulin.
Protein dalam serum inilah yang bertindak sebagai Antibodi terhadap adanya benda asing (Antigen). Zat antibodi adalah senyawa Gama Þ Globulin.
Tiap antibodi
bersifat spesifik terhadap antigen dan reaksinya bermacam-macam antara lain :
- Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen Þ Presipitin.
- Antibodi yang dapat menguraikan antigen Þ Lisin.
- Antibodi yang dapat menawarkan racun Þ Antitoksin.
- Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen Þ Presipitin.
- Antibodi yang dapat menguraikan antigen Þ Lisin.
- Antibodi yang dapat menawarkan racun Þ Antitoksin.
Contohnya adalah sifat golongan
darah (Blood Groups). Yang umum adalah penentuan cara ABO (ABO System) Þ oleh
Landsteiner.
Aglutinogen = antigen ; aglutinin =
antibodi
Jika aglutinogen dan aglutinin yang
“sesuai” bercampur Þ Reaksi Aglutinasi.
ü Donor Universal Þ golongan darah yang dapat memberikan
darahnya pada semua jenis golongan darah yang lain Þ Golongan Darah O.
ü Resipien Universal Þ golongan darah yang dapat memberikan
darah dari semua jcnis golongan darah yang lain Þ Golongan Darah AB.
Sistem golongan darah yang lain
adalah Sistem Rhesus yang dikemukakan oleh Landsteiner.
Nama Rhesus
diambil dari sejenis kera Macacca rhesus (di India). Prinsipnya adalah
terdapatnya antibodi terhadap antigen D (anti-D).Sistem rhesus mengenal dua
jenis golongan darah yaitu :
1. Rhesus POSITIF
2. Rhesus NEGATIF (diturunkan secara genetis, Rh+ dominan terhadap Rh-)
1. Rhesus POSITIF
2. Rhesus NEGATIF (diturunkan secara genetis, Rh+ dominan terhadap Rh-)
Eritroblastosis
Foetalis adalah kelainan pada bayi di mana telah terjadi ketidaksesuaian faktor
rhesus (bayi Rh + dan ibu Rh -). Gejala penyakit ini adalah Ikterik Þ ditemukan
oleh Levine.
Pertolongan pada bayi tersebut adalah dengan cara Transfusi Eksanguinasi (Exchange Transfussion).
Pertolongan pada bayi tersebut adalah dengan cara Transfusi Eksanguinasi (Exchange Transfussion).
Jantung
Ä Terdiri dari tiga lapisan yaitu :
1.
Perikardium (lapisan luar)
2.
Miokardium (lapisan tengah/otot
jantung)
3.
Endokardium (lapisan dalam)
Ä Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu :
1.
Atrium Sinister (Serambi Kiri)
2.
Atrium Dekster (Serambi Kanan)
3.
Ventrikel Sinister (Bilik Kiri)
4.
Ventrikel Dekater (Bilik Kanan)
Antara Atrium
Sinister (Serambi Kiri) dengan Ventrikel Sinister (Bilik Kiri) terdapat katup
dua daun (Valvula Bicuspidalis), sedangkan antara Atrium Dekster (Serambi
Kanan) dengan Ventrikel Dekster (Bilik Kanan) dihubungkan katup tiga daun
(Valvula Tricuspidalis). Jantung mendapat makanan (oksigenasi) melalui pembuluh
Arteri Koronaria.
Peredaran darah terbagi dua bagian
yang bekerja sekaligus yaitu :
1. Peredaran darah Pulmona/Peredaran darah pendek (jantung – paru-paru – jantung).
2. Peredaran darah Sistemik/Peredaran darah panjang (jantung – seluruh tubuh – jantung)
1. Peredaran darah Pulmona/Peredaran darah pendek (jantung – paru-paru – jantung).
2. Peredaran darah Sistemik/Peredaran darah panjang (jantung – seluruh tubuh – jantung)
Ä
Denyut jatung terbagi dua fase yaitu
1.
Fase Sistolik (kontraksi).
2.
Fase Diastolik (relaksasi).
v Pembuluh Darah
Ä Terdiri dari :
1.
Pembuluh darah yang meninggalkan
jantung Þ Arteri terdiri dari Aorta, Arteri, Arteriol.
2.
Pembuluh darah yang menuju jantung Þ
Vena terdiri dari Vena Kava, Vena, Venula.
3.
Pembuluh antara arteri dan vena Þ
Kapiler.
v Golongan Darah
Golongan darah adalah ciri khusus
darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein
pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang
paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di
dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan
Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak
kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia
hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Ketika orang bertanya, “Golongan
darahnya apa?” Kemudian jawabannya bisa golongan darah A, B, AB atau O.
Sebenarnya apa sih golongan darah dan perlunya kita mengetahui golongan darah
kita?
Golongan darah adalah ciri khusus
darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein
pada permukaan membran sel darah merah. Dengan kata lain, golongan darah
ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam
sel darah merah.
Ada dua jenis penggolongan darah
yang paling penting, yaitu penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Selain
sistem ABO dan Rh, masih ada lagi macam penggolongan darah lain yang ditentukan
berdasarkan antigen yang terkandung dalam sel darah merah. Di dunia ini
sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya
saja lebih jarang dijumpai.
Salah satunya Diego positif yang
ditemukan hanya pada orang Asia Selatan dan pribumi Amerika. Dari sistem MNS
didapat golongan darah M, N dan MN yang berguna untuk tes kesuburan. Duffy
negatif yang ditemukan di populasi Afrika. Sistem Lutherans mendeskripsikan
satu set 21 antigen. Dan sistem lainnya meliputi Colton, Kell, Kidd, Lewis,
Landsteiner-Wiener, P, Yt atau Cartwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/
Rodgers, Kx, Gerbich, Cromer, Knops, Indian, Ok, Raph dan JMH.
Sistem ABO
Karl Landsteiner, seorang ilmuwan
asal Austria yang menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam sistem ABO pada tahun
1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan
sederhana ini pun dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum
dari para donor.
Hasilnya adalah dua macam reaksi
(menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan golongan darah A dan B) dan satu
macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah O).
Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut
golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.
Kemudian Alfred Von Decastello dan
Adriano Sturli yang masih kolega dari Landsteiner menemukan golongan darah AB
pada tahun 1901. Pada golongan darah AB, kedua antigen A dan B ditemukan secara
bersamaan pada sel darah merah sedangkan pada serum tidak ditemukan antibodi.
Dalam sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 golongan:
Dalam sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 golongan:
Golongan
|
Sel
Darah Merah
|
Plasma
|
A
|
Antigen
A
|
Antibodi
A
|
B
|
Antigen
B
|
Antibodi
B
|
AB
|
Antigen
A & B
|
Tidak
ada antibodi
|
O
|
Tidak
ada antigen
|
Antibodi
Anti A & Anti B
|
Penyebaran golongan darah A, B, O
dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah satu
pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang
berbeda-beda.
Tabel distribusi golongan darah
Tabel distribusi golongan darah
Populasi
|
O
|
A
|
B
|
AB
|
Suku pribumi Amerika Selatan
|
100%
|
-
|
-
|
-
|
Orang Vietnam
|
45.0%
|
21.4%
|
29.1%
|
4.5%
|
Suku Aborigin di Australia
|
44.4%
|
55.6%
|
-
|
-
|
Orang Jerman
|
42.8%
|
41.9%
|
11.0%
|
4.2%
|
Suku Bengalis
|
22.0%
|
24.0%
|
38.2%
|
15.7%
|
Suku Saami
|
18.2%
|
54.6%
|
4.8%
|
12.4%
|
Tabel pewarisan golongan darah kepada anak
Ibu/Ayah
|
O
|
A
|
B
|
AB
|
O
|
O
|
O, A
|
O, B
|
A, B
|
A
|
O, A
|
O, A
|
O, A, B, AB
|
A, B, AB
|
B
|
O, B
|
O,A,B,AB
|
O,B
|
A, B, AB
|
AB
|
A, B
|
A, B, AB
|
A, B, AB
|
A, B, AB
|
Ø Rhesus Faktor
Rh atau Rhesus (juga biasa disebut
Rhesus Faktor) pertama sekali ditemukan pada tahun 1940 oleh Landsteiner dan
Weiner. Dinamakan rhesus karena dalam riset digunakan darah kera rhesus (Macaca
mulatta), salah satu spesies kera yang paling banyak dijumpai di India dan
Cina.
Pada sistem ABO, yang menentukan
golongan darah adalah antigen A dan B, sedangkan pada Rh faktor, golongan darah
ditentukan adalah antigen Rh (dikenal juga sebagai antigen D). Jika hasil tes
darah di laboratorium seseorang dinyatakan tidak memiliki antigen Rh, maka ia
memiliki darah dengan Rh negatif (Rh-), sebaliknya bila ditemukan antigen Rh
pada pemeriksaan, maka ia memiliki darah dengan Rh positif (Rh+).
Ø Penting Untuk Transfusi
Transfusi darah adalah proses
menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem
peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis
seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok
dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah. Singkatnya berdasarkan
panduan dari apa yang telah dilakukan oleh Landsteiner, pada 1907 sejarah
mencatat kesuksesan transfusi darah pertama yang dilakukan oleh Dr. Reuben
Ottenberg di Mt. Sinai Hospital, New York.
Berkat keahlian Landsteiner pula
banyak nyawa dapat diselamatkan dari kematian saat terjadi Perang Dunia I,
dimana transfusi darah dalam skala lebih besar mulai dilakukan. Kemudian, Karl
Landsteiner memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran
pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.
Dalam transfusi darah, kecocokan
antara darah donor (penyumbang) dan resipien (penerima) adalah sangat penting.
Darah donor dan resipien harus sesuai golongannya berdasarkan sistem ABO dan
Rhesus faktor.
Transfusi darah dari golongan yang
tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat
anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Hemolisis adalah penguraian
sel darah merah dimana hemoglobin akan terpisah dari eritrosit.
Pemilik rhesus negatif tidak boleh
ditransfusi dengan darah rhesus positif. Jika dua jenis golongan darah ini
saling bertemu, dipastikan akan terjadi perang. Sistem pertahanan tubuh
resipien (penerima donor) akan menganggap rhesus dari donor itu sebagai benda
asing yang perlu dilawan. Di dunia, pemilik darah rhesus negatif termasuk
minoritas.
Tabel kecocokan golongan darah
Tabel kecocokan golongan darah
Gol
Darah Resipien
|
Donor
harus
|
|||
AB+
|
Golongan
darah mana pun
|
|||
AB-
|
O-
|
A-
|
B-
|
AB-
|
A+
|
O-
|
O+
|
A-
|
A+
|
A-
|
O-
|
A+
|
||
B+
|
O-
|
O+
|
B-
|
B+
|
B-
|
O-
|
B-
|
||
O+
|
O-
|
O+
|
||
O-
|
O-
|
Tabel kecocokan plasma
Resipien
|
Donor
harus
|
AB
|
AB
manapun
|
A
|
A
atau AB manapun
|
B
|
B
atau AB manapun
|
O
|
O,
A, B atau AB manapun
|
Ø Penting untuk Suami Istri
Selain hemolisis, ada kelainan
genetik lain yang juga mengintai ibu (serta bayi yang tengah dikandung, bila
kasus terjadi pada wanita atau ibu hamil). Terutama jika ibu berdarah rhesus
negatif sedangkan suami berdarah rhesus positif. Masalah ini biasanya terjadi pada
perkawinan antar bangsa. Secara genetik, rhesus positif dominan terhadap rhesus
negatif. Anak dari pasangan beda rhesus punya kemungkinan 50-100% berrhesus
positif. Kemungkinan berrhesus negatif hanya 0-50%. Artinya rhesus si anak
lebih mungkin berbeda dengan si ibu. Jika tidak cepat ditangani, perbedaan
rhesus antara calon bayi dengan ibu ini akan menimbulkan masalah. Lewat
plasenta, rhesus darah janin akan masuk ke peredaran darah si ibu. Selanjutnya
ini akan menyebabkan tubuh si ibu memproduksi antirhesus. Lewat plasenta juga,
antirhesus ini akan melakukan serangan balik ke dalam peredaran darah si calon
bayi. Sel-sel darah merah si calon bayi akan dihancurkan.
Pada kehamilan permata, antirhesus
mungkin hanya akan menyebabkan si bayi lahir kuning (karena proses pemecahan
sel darah merah menghasilkan bilirubin yang menyebabkan warna kuning pada
kulit). Tapi pada kehamilan kedua, problemnya bisa menjadi fatal jika anak
kedua juga memiliki rhesus positif. Saat itu, kadar antirhesus ibu sedemikian
tinggi, sehingga daya rusaknya terhadap sel darah merah bayi juga hebat. Ini
bisa menyebabkan janin mengalami keguguran. Jika sebelum hamil si ibu sudah
mengetahui rhesus darahnya, masalah keguguran ini bisa dihindari. Sesudah
melahirkan anak pertama, dan selama kehamilan berikutnya, dokter akan
memberikan obat khusus untuk menetralkan antirhesus darah si ibu. Dengan terapi
ini, anak kedua bisa diselamatkan. Untuk alasan tersebut maka dianjurkan bagi
pasangan yang akan menikah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah
(premarital health checkup) dan bagi ibu yang ingin memiliki bayi dan atau yang
telah dinyatakan positif hamil untuk segera memeriksa kesehatannya. Namun, satu
masalah yang tersisa adalah test laboratorium saat ini belum memungkinkan untuk
melihat perbedaan dengan lebih jelas antara genotip (Rh+/Rh-) dan (Rh+/Rh+),
karena keduanya menghasilkan Rhesus faktor yang sama yaitu Rh+. Jadi, sudah
tahu kan, bahwa golongan darah itu sangat penting untuk diketahui dan berguna
untuk kehidupan. Ketahui golongan darah anda sekarang juga.
Tekanan
darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah
ketika darah di pompa oleh jantung
ke seluruh
anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur
seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas
pembuluh arteri akibat denyutan jantung
, dan disebut tekanan sistole
. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung
beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole
. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah
adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara
alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih
rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik,
dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika
beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu
pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
Ø
Jantung
Jantung merupakan organ utama dalam system
kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis
cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Posisi jantung
terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada
diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus. Pada
tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III
dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi
cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum
Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II
sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang
intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis
(www.dokterfoto.com, diakses pada 20 Novenber 2008).
Jantung memiliki beberapa katup yang membatasi antara
ruang-ruangnya. Katup Trikuspid yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel
kanan.
Katup Bikuspid yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup Semilunar aorta dan pulmonary terletak di jalur keluar ventrikular jantung sampai ke aorta ke trunkus pulmonary (www.lindsey.com, diakses pada 20 November 2008).
Katup Bikuspid yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup Semilunar aorta dan pulmonary terletak di jalur keluar ventrikular jantung sampai ke aorta ke trunkus pulmonary (www.lindsey.com, diakses pada 20 November 2008).
Ø SIKLUS JANTUNG
PADA MANUSIA
Siklus jantung terdiri dari tiga kejadian
(Anonim. 2008. Anatomi Fisiologi Sistem Cardiovaskuler. Anatomi Fisiolog Sistem
Cardiovaskuler«Fraxawant’s.htm).
1. Pembentukan
aktivitas listrik sewaktu jantung secara otoritmis mengalami depolarisasi dan
repolarisasi.
2. Aktivitas
mekanis yang terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan) dan
diastol (relaksasi dan pengisian) berganti-ganti, yang dicetuskan oleh siklus
listrik yang berirama.
3. Arah aliran
darah melintasi bilik-bilik jantung, yang ditentukan oleh pembukaan dan
penutupan katup-katup akibat perubahan tekanan yang dihasilkan oleh aktivitas
mekanis.
·
Adapun dalam melakukan satu siklus,
jantung mengalami empat fase-fase (www.siklusjantung/wiki/org.com, diakses pada
20 November 2008) :
1. Fase pengisian
Fase ini
dimulai pada saat tekanan atrium meningkat, sehingga darah masuk dari atrium ke
ventrikel yang tekanannya lebih rendah. Katup A-V 9Katu triikuspidal dan katup
mitral) terbuka pada fase ini sehingga darah bias masuk ke dalam ventrikel.
2. Fase Kontraksi
Isovolemik.
Terjadinya
peningkatan tekanan pada ventrikel yang melebihi tekanan pada atrium
menyebabkan katup A-V tertutup. Penutupan katup ini mengakibatkan bunyi jantung
pertama dan merupakan awal dari systole. Darah yang pada fase pertama dikirim
ke ventrikel oleh atrium tidak dapat lagi kembali ke atrium karena tertutupnya
katup A-V dan adanya muskulus papilaris yang berkontraksi.
3. Fase Ejeksi
Fase ini
dimulai dari tekanan ventrikel yang semakin meningkat dan melebihi tekanan pada
arteri aorta dan pulmonalis. Peningkatan tekanan ventrikel ini mengakibatkan
terbukanyaa katup semilunar (katup aorta dan katup pulmonal) sehingga darah
dapat masuk ke arteri aorta dan pulmonal,
4. Fase Relaksasi
Isovolimetrik
Keadaan ini
berlangsung ketika tekanan ventrikelmulai menurun. Penurunan ini menyebabkan
tekanan pada aorta dan arteri pulmonal lebih tinggi sehingga katup aorta dan
pulmonal menutup. Namun, saat ventrikel berelaksasi, tekanan aorta besar
berdilatasi mendorong darah kembali ke ventrikel sbelum katup semilinar tertupu
dan ini merupakan denyut jantung kedua dan merupakan awal dari diastole.
v PENGATURAN OLEH
SISTOLE DAN DIASTOLE
a. Sistole
Sistole adalah periode kontraksi otot, berlangsung selama
0,3 detik.
1. Dirangsang oleh
nodus sino-atrial, dinding atrium berkontraksi, memeras sisa darah dari atrium
ke dalam ventrikel.
2. Ventrikel
melebar untuk menerima darah dari atrium dan kemudian mulai berkontraksi.
3. Ketika tekanan
dalam ventrikel melebihi tekanan dalam atrium, katup AV menutup, chordae
tendinea mencegah katup terdorong ke dalam atrium.
4. Ventrikel
teruss berkontraksi. Katup pulmonalis dan aorta membuka akibat peningkatan
tekanan ini.
5. Darah menyembur
keluar dari ventrikel kanan ke dalam arteria pulmonalis dan darah dari
ventrikel kiri menyembur ke dalam aorta.
6. Kontraksi otot
kemudian berhenti dan dengan dimulainya relaksasi otot, siklus baru dimulai.
Setiap kontraksi diikuti periode refrakter absolut yang singkat saat tidak ada stimulus yang dapat menghasilkan kontraksi, dan diikuti periode refrakter relatif yang singkat saat kontraksi membutuhkan stimulus yang kuat.
Setiap kontraksi diikuti periode refrakter absolut yang singkat saat tidak ada stimulus yang dapat menghasilkan kontraksi, dan diikuti periode refrakter relatif yang singkat saat kontraksi membutuhkan stimulus yang kuat.
b. Diastole
Diastole adalah periode istirahat yang mengikuti periode
kontraksi. Pada awalnya :
1. Darah vena
memasuki atrium kanan melalui vena cava superior dan inferior.
2. Darah yang
teroksigenasi melewati atrium kiri melalui vena pulmonalis.
3. Kedua katup
atrioventikular (tricuspidalis dan mitralis) tertutup dan darah dicegah untuk
memasuki atrium ke dalam ventrikel.
4. Katup
pulmonalis dan aorta tertutup, mencegah kembalinnya darah dari arteria
pulmonalis ke dalam ventrikel kanan dan dari aorta ke dalam ventrikel kiri.
5. Dengan
bertambah banyaknya darah yang memasuki kedua atrium, tekanan di dalamnya
meningkat dan ketika tekanan di dalamnya lebih besar dari ventrikel, katup AV
terbuka dan darah mulai mengalir dari atrium ke dalam ventrikel.
0 komentar:
Posting Komentar