PANKREAS
1. ANATOMI
PANKREAS
Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan
panjang dan tebal sekitar 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm. Pankreas terbentang dari
atas sampai ke lengkungan besar dari perut dan biasanya dihubungkan oleh dua
saluran ke duodenum (usus 12 jari). Organ ini dapat diklasifikasikan ke dalam
dua bagian yaitu kelenjar duodenum endokrin dan eksokrin. Pankreas terdiri dari
:
1) Kepala pankreas
Merupakan bagian yang paling lebar, terletak di sebelah
kanan rongga abdomen dan di dalam lekukan duodenum dan yang praktis
melingkarinya.
2) Badan pankreas
Merupakan bagian utama pada organ itu dan letaknya di
belakang lambung dan di depan vertebra lumbalis pertama.
3) Ekor pankreas
Merupakan
bagian yang runcing di sebelah kiri dan yang sebenarnya menyentuh limpa. Pada
pankreas terdapat dua saluran yang mengalirkan hasil sekresi pankreas ke dalam.
Ductus Wirsung, yang bersatu dengan duktus choledukus,
kemudian masuk ke dalam duodenum melalui sphincter oddi. Ductus Sartorini, yang
lebih kecil langsung masuk ke dalam duodenum di sebelah atas sphincter oddi.
Saluran ini memberi petunjuk dari pankreas dan mengosongkan duodenum sekitar
2,5 cm di atas ampulla hepatopankreatik.
Ada dua jaringan utama yang menyusun pankreas yaitu:
1. Asini
Asini berfungsi untuk mensekresi
getah pecernaan dalam duodenum.
2. Pulau Langerhans
Pulau Langerhans adalah kumpulan sel berbentuk ovoid,
berukuran 76×175 mm dan berdiameter 20 sampai 300 mikron tersebar di seluruh
pankreas, walaupun lebih banyak ditemukan di ekor daripada kepala dan badan
pankreas. Pulau-pulau ini menyusun 1-2% berat pankreas. Pada manusia terdapat
1-2 juta pulau. Masing-masing memiliki pasokan darah yang besar; dan darah dari
pulau Langerhans, seperti darah dari saluran cerna tetapi tidak seperti darah
dari organ endokrin lain, mengalir ke vena hepatika. Sel-sel dalam pulau dapat
dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada sifat pewarnaan dan morfologinya.
Pada manusia paling sedikit terdapat empat jenis sel : sel A (alfa), B (beta),
D (delta), dan F. Sel A mensekresikan glukagon, sel B mensekresikan insulin,
sel D mensekresikan somastostatin, dan sel F mensekresikan polipeptida
pankreas. Sel B yang merupakan sel terbanyak dan membentuk 60-70% sel dalam
pulau, umumnya terletak di bagian tengah pulau. Sel-sel ini cenderung
dikelilingi oleh sel A yang membentuk 20% dari sel total, serta sel D dan F
yang lebih jarang ditemukan. Pulau-pulau yang kaya akan sel A secara
embriologis berasal dari tonjolan pankreas dorsal, dan pulau yang kaya akan sel
F berasal dari tonjolan pankreas ventral. Kedua tonjolan ini berasal dari
tempat yang berbeda di duodenum.
Granula sel B adalah paket-paket insulin dalam sitoplasma
sel. Di dalam sel B molekul insulin membentuk polimer dan juga berikatan dengan
seng. Perbedaan dalam bentuk paket mungkin disebabkan perbedaan ukuran agregat
seng atau polimer insulin. Granula A yang mengandung glukagon berbentuk relatif
seragam dari spesies ke spesies. Sel D juga mengandung banyak granula yang
relatif homogen.
Sel beta yang ada di pulau langerhans memproduksi hormon
insulin yang berperan dalam menurunkan kadar glukosa darah dan secara fisiologi
memiliki peranan yang berlawanan dengan glukosa. Insulin menurunkan kadar gula
darah dengan beberapa cara. Insulin mempercepat transportasi glukosa dari darah
ke dalam sel, khususnya serabut otot rangka glukosa masuk ke dalam sel
tergantung dari keberadaan reseptor insulin yang ada di permukaan sel target.
Insulin juga mempercepat perubahan glukosa menjadi glikogen, menurunkan
glycogenolysis dan gluconeogenesis, menstimulasi perubahan glukosa atau zat
gizi lainnya ke dalam asam lemak (lipogenesis), dan membantu menstimulasi
sintesis protein.
Pengaturan sekresi insulin seperti sekresi glukagon yaitu
langsung ditentukan oleh kadar gula dalam darah dan berdasarkan dari mekanisme
umpan balik (feed back negative system). Bagaimana pun hormon lainnya secara
tidak langsung juga dapat mempengaruhi produksi insulin. Sebagai contoh hormon
pertumbuhan manusia (HGH) meningkatkan kadar glukosa darah dan meningkatnya kadar
glukosa mengerakkan (menyebabkan) sekresi insulin. Hormon adrenocorticotropi
(ACTH) yang distimulasi oleh sekresi glukocortikoid menghasilkan hyperglikemia
dan secara tidak langsung juga menstimulasi pelepasan insulin. Peningkatan
kadar asam amino dalam darah menstimulasi pelepasan insulin. Hormon-hormon
pencernaan seperti stomatch dan interstinal gastrin, sekretin, cholecystokinin
(CCK) dan Gastric Inhibitory Peptide (GIP) juga menstimulasi sekresi insulin,
GHIH (Somatostatin) menghalangi sekresi insulin.
2. FUNGSI EKSOKRIN PANKREAS
Getah pankreas mengandung enzim-enzim untuk pencernaan
ketiga jenis makanan utama : protein, karbohidrat, dan lemak. Ia juga
mengandung ion bikarbonat dalam jumlah besar, yang memegang peranan penting
dalam menetralkan kimus asam yang dikeluarkan oleh lambung ke dalam duodenum.
Enzim-enzim proteolitik adalah tripsin, kimotripsin,
karboksipeptidase, ribonuklease, deoksiribonuklease. Tiga enzim petama
memecahkan keseluruhan dan secara parsial protein yang dicernakan, sedangkan
neklease memecahkan kedua jenis asam nukleat : asam ribonukleat dan
deoksinukleat.
Enzim
pencernaan untuk karbohidrat adalah amilase pankreas, yang menghidrolisis pati,
glikogen, dan sebagian besar karbohidrat lain kecuali selulosa untuk membentuk
karbohidrat, sedangkan enzim-enzim untuk pencernaan lemak adalah lipase
pankreas, yang menghidrolisis lemak netral menjadi gliserol, asam lemak dan
kolesterol esterase, yang menyebabkan hidrolisis ester-ester kolesterol.
Enzim-enzim
proteolitik waktu disintesis dalam sel-sel pankreas berada dalam bentuk tidak
aktif ; tripsinogen, kimotripsinogen, dan prokarboksipeptidase, yang semuanya
secara enzimtik tidak aktif. Zat-zat ini hanya menjadi aktif setelah mereka
disekresi ke dalam saluran cerna. Tripsinogen diaktifkan oleh suatu enzim yang
dinamakan enterokinase, yang disekresi oleh mukosa usus ketike kimus mengadakan
kontak dengan mukosa. Tripsinogen juga dapat diaktifkan oleh tripsin yang telah
dibentuk. Kimotripsinogen diaktifkan oleh tripsin menjadi kimotripsin, dan
prokarboksipeptidase diaktifkan dengan beberapa cara yang sama.
Penting bagi enzim-enzim proteolitik
getah pankreas tidak diaktifkan sampai mereka disekresi ke dalam usus halus,
karena tripsin dan enzim-enzim lain akan mencernakan pankreas sendiri. Sel-sel
yang sama, yang mensekresi enzim-enzim proteolitik ke dalam asinus pankreas
serentak juga mensekresikan tripsin inhibitor. Zat ini disimpan dalam
sitoplasma sl-sel kelenjar sekitar granula-granula enzim, dan mencegah
pengaktifan tripsin di dalam sel sekretoris dan dalam asinus dan duktus
pankreas.
Bila pankreas rusak berat atau bila saluran terhambat,
sjumlah besar sekret pankreas tertimbun dalam daerah yang rusak dari pankreas.
Dalam keadaan ini, efek tripsin inhibitor kadang-kadang kewalahan, dan dalam
keadaan ini sekret pankreas dengan cepat diaktifkan dan secara harfiah
mencernakan seluruh pankreas dalam beberapa jam, menimbulkan keadaan yang
dinamakan pankreatitis akuta. Hal ini sering menimbulkan kematian karena sering
diikuti syok, dan bila tidak mematikan dapat mengakibatkan insufisiensi
pankreas selama hidup.
Enzim-enzim getah pankreas seluruhnya disekresi oleh
asinus kelenjar pankreas. Namun dua unsur getah pankreas lainnya, air dan ion
bikarbonat, terutama disekresi oleh sel-sel epitel duktulus-duktulus kecil yang
terletak di depan asinus khusus yang berasal dari duktulus. Bila pankreas
dirangsang untuk mengsekresi getah pankreas dalam jumlah besar – yaitu air dan
ion bikarbonat dalam jumlah besar – konsentrasi ion bikarbonat dapat meningkat
sampai 145 mEq/liter.
Pancreatic
juice
Setiap hari pankreas menghasilkan 1200-1500 ml pancreatic
juice, cairan jernih yang tidak berwarna. Pancreatic juice paling banyak
mengandung air, beberapa garam, sodium bikarbonat, dan enzim-enzim. Sodium
bikarbonat memberi sedikit pH alkalin (7,1-8,2) pada pancreatic juice sehingga
menghentikan gerak pepsin dari lambung dan menciptakan lingkungan yang sesuai
bagi enzim-enzim dalam usus halus. Enzim-enzim dalam pancreatic juice termasuk
enzim pencernaan karbohidrat bernama pankreatik amilase; beberapa enzim
pencernaan protein dinamakan tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase; enzim
pencernaan lemak yang utama dalam tubuh orang dewasa dinamakan pankreatik
lipase; enzim pencernaan asam nukleat dinamakan ribonuklease dan
deoksiribonuklease.
Seperti pepsin yang diproduksikan dalam perut dengan
bentuk inaktifnya atau pepsinogen, begitu pula enzim pencernaan protein dari
pankreas. Hal ini mencegah enzim-enzim dari sel-sel pencernaan pankreas. Enzim tripsin
yang aktif disekresikan dalam bentuk inaktif dinamakan tripsinogen. Aktivasinya
untuk tripsin diselesaikan dalam usus halus oleh suatu enzim yang disekresikan
oleh mukosa usus halus ketika bubur chyme ini tiba dalam kontak dengan mukosa.
Enzim aktivasi dinamakan enterokinase. Kimotripsin diaktivasi dalam usus halus
oleh tripsin dari bentuk inaktifnya, kimotripsinogen. Karboksipeptidase juga
diaktivasi dalam usus halus oleh tripsin. Bentuk inaktifnya dinamakan
prokarboksipeptidase.
Pengaturan
sekresi pankreas
Pengaturan syaraf. Bila fase sefalik dan gastrik sekresi
lambung terjadi, impuls parasimpatis secara serentak dihantarkan sepanjang
nervus vagus ke pankreas, mengakibatkan sekresi enzim-enzim dalam jumlah
moderat ke dalam asinus pankreas. akan tetapi sekret dalam jumlah sedikit
mengalir melalui duktus pankreas ke usus karena sedikit air dan elektrolit
disekresi bersama dengan enzim. Oleh karena itu, sebagian besar enzim untuk
sementara disimpan dalam asinus.
Pengaturan
hormonal. Setelah makanan masuk usus halus, sekresi pankreas menjadi banyak,
terutama akibat respon hormon sekretin. Dan kolesistokinin menyebabkan
peningkatan sekresi enzim dalam jumlah besar.
Sekretin merupakan suatu polipeptida yang mengandung 27
asam amino yang terdapat dalam mukosa usus halus bagian atas dalam bentuk tidak
aktif prosekretin. Bila kimus masuk usus ia menyebabkan pengeluaran dan
pengaktifan sekretin yang selanjutnya diarbsobsi dalam darah. Sekretin
menyebabkan pankreas mengsekresi cairan dalam jumlah besar yang mengandung
konsentrasi ion bikarbonat yang tinggi tetapi konsentrasi ion klorida rendah.
Aliran yang banyak ini dinamakan sekresi hidrelatik, karena cairan terdiri
terutama atas larutan tipis yang encer dan hampir tidak mengandung enzim.
Sekretin memiliki peranan yang penting karena dua alasan
: pertama, sekretin khususnya dikeluarkan dalam mukosa usus halus setiap saat
di mana pH duodenum di bawah 4,0 sampai 5,0. hal ini menyebabkan getah pankreas
yang mengandung banyak natrium bikarbonat dalam jumlah besar disekresi yang
mengakibatkan reaksi di duodenum :
HCl + NaHCO3 NaCl + H2CO3
Kedua,
sekresi bikarbonat oleh pankreas adalah untuk memberikan pH yang sesuai bagi
kerja-kerja enzim pankreas. semua fungsi optimal enzim pankreas bekerja pada
medium yang sedikit alkali atau netral. pH sekresi hidrelatik sekitar 8,0.
Kolesistokinin adalah suatu polipeptida yang mengandung
33 asam amino disekresi dari mukosa. Sekresi isi khususnya berasal dari adanya
proteosa dan pepton yang merupakan hasil pencernaan parsial protein dan dari
lemak; akan tetapi asam juga akan menyebabkan pengeluara kolisistokinin dalam
jumlah lebih sedikit. Kolesistokinin masuk ke dalam darah dan menuju ke
pankreas tetapi sebagai ganti sekresi hidrelatik, menyebabkan sekresi
enzim-enzim pencernaan dalam jumlah besar yang efeknya sama seperti
perangsangan vagus. Jenis sekresi ini dinamakan sekresi ekbolik.
3. FUNGSI ENDOKRIN PANKREAS
Tersebar di antara alveoli pankreas, terdapat
kelompok-kelompok kecil sel epitelium yang jelas terpisah dan nyata. Kelompok
ini adalah pulau-pulau kecil/ kepulauan Langerhans yang bersama-sama membentuk
organ endokrin.
Hormon-hormon
yang dihasilkan yaitu:
·
Insulin
Insulin adalah suatu polipeptida yang mengandung dua
rantai asam amino yang dihubungkan oleh jembatan disulfida. Terdapat perbedaan
kecil dalam komposisi asam amino molekul dari satu spesies ke spesies lain.
Perbedaan ini biasanya tidak cukup besar untuk dapat mempengaruhi aktivitas
biologi suatu insulin pada spesies heterolog tetapi cukup besar untuk
menyebabkan insulin bersifat antigenik. Insulin dibentuk di retikulum
endoplasma sel B. Insulin kemudian dipindahkan ke aparatus golgi, tempat ia
mengalami pengemasan dalam granula-granula berlapis membran. Granula-granula
ini bergerak ke dinding sel melalui suatu proses yang melibatkan mikrotubulus
dan membran granula berfusi dengan membran sel, mengeluarkan insulin ke
eksterior melalui eksositosis. Insulin kemudian melintasi lamina basalis sel B
serta kapiler dan endotel kapiler yang berpori mencapai aliran darah.
Waktu paruh insulin dalam sirkulasi pada manusia adalah
sekitar 5 menit. Insulin berikatan dengan reseptor insulin lalu mengalami
internalisasi. Insulin dirusak dalam endosom yang terbentuk melalui proses
endositosis. Enzim utama yang berperan adalah insulin protease, suatu enzim di
membran sel yang mengalami internalisasi bersama insulin.
transpor
glukosa, asam amino dan K+ ke dalam sel
peka insulin.
Efek
Efek faali insulin bersifat luas dan kompleks. Efek-efek tersebut biasanya dibagi
menjadi:
1) Efek cepat (detik)
Peningkatan menengah (menit)
glikogen sintetase dan enzim-enzim glikolitik,
penghambatan Stimulasi sintesis protein, penghambatan pemecahan protein,
pengaktifan fosforilase dan enzim-enzim glukoneogenik.
2) Efek lambat (jam)
Peningkatan mRNA enzim lipogenik dan enzim lain.
Efek insulin pada berbagai jaringan:
1. Jaringan Adipos
a) Meningkatkan masuknya glukosa
b) Meningkatkan sintesis asam lemak
c) Meningkatkan sintesis gliserol fospat
d) Menungkatkan pengendapan trigliserida
e) Mengaktifkan lipoprotein lipase
f) Menghambat lipase peka hormon
g) Meningkatkan ambilan K+
2. Otot
a) Meningkatkan masuknya glukosa
b) Meningkatkan sintesis glikogen
c) Meningkatkan ambilan asam amino
d) Meningkatkan sintesis protein di ribosom
e) Menurunkan katabolisme protein
f) Menurunkan pelepasanasam-asam amino glukoneogenik
g) Meningkatkan ambilan keton
h) Meningkatkan ambilan K+
3. Hati
a) Menurunkan ketogenesis
b) Meningkatkan sintesis protein
c) Meningkatkan sintesis lemak
d) Menurunkan pengeluaran glukosa akibat penurunan
glukoneogenesis dan peningkatan sintesis glukosaUmum
e) Meningkatkan pertumbuhan sel
Pada orang normal, pankreas mempunyai kemampuan untuk
menyesuaikan jumlah insulin yang dihasilkan dengan intake karbohidrat, tetapi pada penderita
diabetes fungsi pengaturan ini hilang sama sekali.
Pengaturan
fisiologis kadar glukosa darah sebagian besar tergantung dari:
1. Ekstraksi glukosa
2. Sintesis glikogen, dan
3. Glikogenesis
Semua peristiwa di atas terjadi di
dalam hati. Konsentrasi gula darah yang konstan perlu dipertahankan karena
glukosa merupakan satu-satunya zat gizi yang dapat digunakan oleh otak, retina
dan epitel germaninativum dalam jumlah cukup untuk menyuplai energi mereka
sesuai dengan yang dibutuhkannya. Oleh karena itu, perlu mempertahankan
konsentrasi glukosa darah pada kadar yang seimbang.
Setelah masuk ke dalam tubuh, zat gula
akan diedarkan ke seluruh sel tubuh melalui aliran darah. Kelebihan zat gula
karena kurangnya aktivitas akan disimpan oleh tubuh. Bagi mereka yang kurang
melakukan aktivitas seperti jarang berolahraga, kelebihan zat gula tersebut
akan disimpan dalam bentuk lemak. Sedangkan bagi orang yang sering beraktivitas
akan disimpan dalam bentuk otot seperti pada atlet binaragawan.
Proses pengubahan
zat gula yang ada dalam darah menjadi lemak atau otot terjadi dengan bantuan
hormon insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Jadi hormon insulin
bertugas untuk mendeteksi apabila kadar gula dalam darah tinggi karena belum
dibutuhkan oleh tubuh, yang akan diturunkan dengan cara mengubahnya menjadi
otot dan lemak. Sebaliknya bila zat gula dalam dibutuhkan oleh tubuh (karena
adanya suatu aktivitas) dan sementara belum ada masukan zat gula melalui
makanan maka hormon glukagon akan merombak lemak tubuh atau otot menjadi zat
gula yang selanjutnya bisa digunakan untuk menghasilkan tenaga.
Seperti
telah disinggung sebelumnya, insulin merupakan suatu hormon yang
dihasilkan oleh sel beta di pankreas. Insulin berfungsi untuk meningkatkan
penyimpanan karbohidrat, lemak dan protein. Hormon ini bertanggung jawab untuk
proses glikogenesis, yaitu perubahan glukosa menjadi glikogen dalam hati dan
otot,
serta
menyebabkan lipogenesis, yaitu pembentukan trigliserida dan lemak. Ia juga
menghambat pemecahan lemak dan meningkatkan penghasilan glukosa dalam hati.
Malfungsi insulin dapat mengakibatkan terjadinya diabetes mellitus.
·
Glukagon
Molekul glukagon adalah polipepida rantai lurus yang
mengandung 29n residu asam amino dan memiliki molekul 3485. Glukagon merupakan
hasil dari sel-sel alfa, yang mempunyai prinsip aktivitas fisiologis
meningkatkan kadar glukosa darah. Glukagon melakukan hal ini dengan mempercepat
konversi dari glikogen dalam hati dari nutrisi-nutrisi lain, seperti asam
amino, gliserol, dan asam laktat, menjadi glukosa (glukoneogenesis). Kemudian
hati mengeluarkan glukosa ke dalam darah, dan kadar gula darah meningkat.
Sekresi dari glukagon secara langsung dikontrol oleh kadar gula darah melalui
sistem feed-back negative. Ketika kadar gula darah menurun sampai di bawah
normal, sensor-sensor kimia dalam sel-sel alfa dari pulau Langerhans merangsang
sel-sel untuk mensekresikan glukagon.
Ketika gula darah meningkat, tidak lama lagi sel-sel akan
dirangsang dan produksinya diperlambat. Jika untuk beberapa alasan perlengkapan
regulasi diri gagal dan sel-sel alfa mensekresikan glukagon secara
berkelanjutan, hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) bisa terjadi.
Olah raga dan konsumsi makanan yang mengandung protein bisa meningkatkan kadar
asam amino darah juga menyebabkan peningkatan sekresi glukagon. Sekresi
glukagon dihambat oleh GHIH (somatostatin).
Glukagon
kehilangan aktivitas biologiknya apabila diperfusi melewati hati atau apabila
diinkubasi dengan ekstrak hati, ginjal atau otot. Glukagon juga diinaktifkan
oleh inkubasi dengan darah. Indikasinya ialah bahwa glukagon dihancurkan oleh
sistem enzim yang sama dengan sistem yang menghancurkan insulin dan protein-protein
lain.
·
Somatostatin
Somatostatin dijumpai di sel D pulau langerhans pankreas.
Somatostatin menghambat sekresi insulin, glukagon, dan polipeptida pankreas dan
mungkin bekerja lokal di dalam pulau-pulau pankreas. Penderita tumor pankreas
somatostatin mengalami hiperglikemia dan gejala-gejala diabetes lain yang
menghilang setelah tumor diangkat. Para pasien tersebut juga mengalami
dispepsia akibat lambatnya pengosongan lambung dan penurunan sekresi asam
lambung, dan batu empedu, yang tercetus oleh penurunan kontraksi kandung empedu
akibat inhibisi sekresi CCK. Sekresi somatostatin pankreas meningkat oleh
beberapa rangsangan yang juga merangsang sekresi insulin, yakni glukosa dan
asam amino, terutama arginin dan leusin. Sekresi juga ditingkatkan oleh CCK.
Somatostatin dikeluarkan dari pankreas dan saluran cerna ke dalam darah
perifer.
·
Polipeptida
pankreas
Polipeptida pankreas manusia merupakan suatu polipeptida
linear yang dibentuk oleh sel F pulau langerhans. Hormon ini berkaitan erat
dengan polipeptida YY (PYY), yang ditemukan di usus dan mungkin hormon saluran
cerna; dan neuropeptida Y, yang ditemukan di otak dan sistem saraf otonom.
Sekresinya meningkat oleh makanan yang mengandung protein, puasa, olahraga, dan
hipoglikemia akut. Sekresinya menurun oleh somatostatin dan glukosa intravena.
Pemberian infus leusin, arginin, dan alanin tidak mempengaruhinya, sehingga
efek stimulasi makanan berprotein mungkin diperantarai secara tidak langsung.
Pada manusia, polipeptida pankreas memperlambat penyerapan makanan, dan hormon
ini mungkin memperkecil fluktuasi dalam penyerapan. Namun, fungsi faali
sebenarnya masih belum diketahui.
4. Gejala-Gejala
penyakit di dalam pankreas
A. Pankreatitis Kronis
Kebanyakan orang dengan pankreatitis
kronis mempunyai sakit abdomen (perut), walaupun beberapa orang tidak mempunyai
sakit sama sekali. Sakitnya mungkin dapat memburuk ketika makan atau minum,
menyebar ke punggung, atau menjadi menetap dan melumpuhkan sakit abdomen hilang
ketika kondisi berlanjut, mungkin karena pankreas tidak menghasilkan lagi
enzim-enzim pencernaan. Gejala-gejala lain termasuk mual, muntah, kehilangan
berat badan, dan kotoran (feces) yang berlemak.
Orang –orang dengan penyakit kronis seringkali
kehilangan berat badan, bahkan ketika nafsu makan dan kebiasaan makannya
normal. Kehilangan berat badan terjadi karena tubuh tidak cukup mengeluarkan
enzim-enzim pankreas untuk memecah makanan, sehingga nutrisi-nutrisi tidak
dapat diserap secara normal. Pencernaan yang buruk menjurus pada pengeluaran
dari lemak, protein, dan gula kedalam kotoran (feces). Jika sel-sel pankreas
yang memproduksi insulin (islet cells) telah dirusak, diabetes juga dapat
berkembang pada tingkat ini.
B.
Mendiagnosis Pankreatitis Kronis
, Diagnose mungkin sulit, namun
teknik-teknik baru dapat membantu. Tes-tes fungsi pankreas membantu seorang
dokter memutuskan apakah pankreas masih cukup menghasilkan enzim-enzim
pencernaan. Dengan menggunakan ultrasonic imaging, endoscopic retrograde
cholangiopancreatography (ERCP), dan CAT scans, seorang dokter dapat melihat
persoalan-persoalan yang mengindikasikan pankreatitis kronis.
Persoalan-persoalan seperti itu termasuk kalsifikasi pankreas (calcification of
the pancreas), dimana jaringan-jaringan mengeras dari endapan-endapan
garam-garam kalsium yang tidak dapat larut. Pada tingkatan yang lebih lanjut
dari penyakit, ketika terjadi diabetes dan malabsorpsi, seorang dokter dapat
menggunakan sejumlah tes-tes air seni, dan kotoran (feces) untuk membantu
mendiagnosis pankreatitis kronis nis dan
memonitor kemajuannya
0 komentar:
Posting Komentar