ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI
2.1 Konsep haid
Haid adalah
proses bulanan tumpahan lapisan bagian dalam dan darah uterus melalui liang
kelamin wanita atau vagina. Keluarnya cairan yang mengandung darah ini terjadi
pada wanita yang sudah memasuki usia subur dan yang sedang tidak hamil.
Peristiwa ini dimulai dengan adanya pengeluaran selaput lendir rahim di bagian
dalam rahim atau endometrium.
Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang
terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini
penting dalam reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan
antara usia pubertas dan menopause. Menstruasi pada wanita adalah suatu
perdarahan rahim yang sifatnya fisiologik (normal) yang datangnya teratur
setiap bulan (siklus haid), dan timbulnya perdarahan tersebut sebagai akibat
perubahan hormonal yaitu estrogen dan progesteron (Hawari, 1997).
Haid adalah darah yang keluar dari uterus perempuan sehat :
- Lamanya 3-6 hari
- Ganti pembalut 2-5 pembalut perhari
- Satu siklus normal 21-35 hari
- Terjadi akibat penurunan kadar progesteron,
siklus haid yang berovulasi
2.2 Fisiologi menstruasi
Usia normal bagi seorang perempuan mendapatkan menstruasi untuk kali
pertama adalah 12 atau 13 tahun. Namun kalau sampai usia 16 tahun belum juga
datang bulan perlu di waspadai, mungkin ada kelainan.
Menstruasi itu sendiri nantinya akan berhenti saat perempuan memasuki masa
menopause, yakni sekitar usia 50 tahun. Namun sebelum memasuki masa menopause,
haid tetap datang hanya jangka waktunya lebih lama dan prosesnya cepat, paling
hanya 2-3 hari. Siklus haid/ menstruasi pada perempuan (reproduksi) normalnya
terjadi setiap 23-35 hari sekali dengan lama haid berkisar 5-7 hari. Namun ada
sebagian perempuan yang mengalami haid tidak normal. Diantaranya
mulai dari usia haid yang datang terlambat, darah haid sangat banyak sampai
harus berulang kali mengganti pembalut wanita, nyeri atau sakit saat haid,
gejala PMS (pree menstruasi syndrom), siklus haid yang tidak teratur dan masih
banyak lagi.
Gangguan ini jangan didiamkan karena dapat berdampak serius, haid yang
tidak teratur misalnya dapat menjadi pertanda seorang perempuan kurang subur
(infertil). Gangguan yang terjadi saat haid dinilai masih normal jika terjadi
selama dua tahun pertama setelah haid kali pertama. Artinya, bila seorang
perempuan telah mendapatakan haid pertamanya saat berusia 11 tahun, maka hingga
usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur. Tapi bila setelah usia 13 tahun
haidnya masih tidak teratur juga, dipastikan ia mengalami gangguan haid.
Haid Dipengaruhi berbagai hormon:
GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) yang dikeluarkan oleh hipothalamus dan
memicu hipofisis anterior mengeluarkan hormon FSH. FSH (Folikel Stimulating
Hormon) memicu pematangan folikel diovarium, sehingga terjadi sintesis estrogen
dalam jumlah besar. Estrogen akan mengakibatkan proliferasi sel
endometrium (penebalan dari endometrium). Estrogen yang tinggi memberi tanda
kepada hipofisis untuk mengeluarkan hormon LH (Luteinizing hormon). LH
akan mengakibatkan ovulasi dan memicu korpus luteum untuk mensintesis
progesterone. Progesteron sendiri menyebabkan perubahan sekretorik pada
endometrium sehingga terjadi Fase sekresi / fase luteal. Fase sekresi
selalu tetap 14 hari, meskipun siklus haid bervariasi, yang berbeda adalah fase
proliferasinya, sehingga harus berhati2 untuk menentukan masa subur
2.1.1 Siklus Menstruasi
Panjang siklus haid ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan
mulainya haid berikutnya. Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai
awal setiap siklus menstruasi (hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum siklus
menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari, hanya
10-15%wanita yang memiliki siklus 28 hari. Tetapi variasinya cukup luas, bukan
saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama, bahkan
kakak beradik dan saudara kembar jarak antara siklus yang paling panjang
biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum menopause.
Lama haid biasanya antara 3 – 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah
sedikit-sedikit kemudian ada yang 7 – 8 hari. Jumlah darah yang keluar
rata-rata + 16 cc, pada wanita yang lebih tua darah yang keluar lebih
banyak begitu juga dengan wanita yang anemi.
Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur, jarak antar 2 siklus bisa
berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Hal ini
adalah normal, setelah beberapa lama siklus akan menjadi lebih teratur. Siklus
dan lamanya menstruasi bisa diketahui dengan membuat catatan pada kalender
dengan menggunakan kalender tersebut, tandailah siklus anda setiap bulannya.
Setelah beberapa bulan, anda bisa mengetahui pola siklus anda dan hal ini akan
membantu anda dalam memperkirakan siklus yang akan datang. Tandai setiap hari
ke-1 dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya dengan
demikian anda dapat mengetahui siklus anda.
Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai
tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan.
Sekitar hari ke-14, terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Sel telur
ini masuk ke dalam salah satu tuba falopii dan di dalam tuba bisa terjadi
pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk kedalam
rahim dan mulai tumbuh menjadi janin.
Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium akan
dilepaskan dan terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus ini
berlangsung selama 3 – 5 hari kadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan
dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.
Siklus ovarium terbagi menjadi 3 fase:
1. Fase
Folikuler
Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi
pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat
ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase
folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3 – 30 folikel
yang masing-masing mengandung 1 sel telur, tetapi hanya 1 folikel yang terus
tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan
sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron.
Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah
dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan
sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan. Perdarahan
menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang
hilang sebanyak 28 -283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali
jika perdarahannya sangat hebat.
2. Fase
ovulasi
Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel
telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16 – 32 jam setelah terjadi
peningkatan kadar LH. Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium,
akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita
merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya, nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz,
yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam.
3. Fase
Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari.
Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus
luteum yang menghasilkan sebagian besar progesteron. Progesteron
menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase lutuel dan tetap tinggi
sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk
memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur
dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur
dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (hormone chorionic
gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan
progesterone sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilan
didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.
Siklus endometrium dapat dibedakan 4 fase dalam siklus haid, yaitu :
1. Fase
Menstruasi atau dekuamasi
Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai
perdarahan hanya stratum basale yang tinggal utuh. Darah haid mengandung darah
vena dan arteri dangan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi,
sel-sel epitel dan struma yang mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret
dari uterus, cervik, dan kelenjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3 – 4
hari.
2. Fase
pasca haid atau fase regenerasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar
berangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir yang tumbuh
dari sel-sel endometrium. Fase ini telah mulai sejak fase menstruasi dan
berlangsung kurang lebih 4 hari.
3. Fase
Proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Fase ini
berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Fase Proliferasi
dapat dibagi atas 3 subfase, yaitu:
a.
Fase
proliferasi dini (early proliferation phase)
Berlangsung antara hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenal dari
epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut
kelenjar.
b.
Fase
proliferasi madya (mid proliferation phase)
Berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk
transisi dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torak dan
tinggi. Tampak adanya banyak mitosis dengan inti berbentuk telanjang (nake
nukleus).
c.
Fase
proliferasi akhir (late proliferation)
Fase ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat
dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti
epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stoma bertumbuh aktif dan padat.
4. Fase
pra haid atau fase sekresi
Fase ini dimulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai
ke-28. Pada fase ini endometrium tebalnya tetap, bentuk kelenjar berubah
menjadi panjang, berkeluk-keluk, dan mengeluarkan getah yang makin lama makin
nyata. Di dalam endimetrium tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan
sebagai makanan untuk telur yang dibuahi.
2.3 Jenis-jenis gangguan haid
a). Hipermenore
(Menorraghia)
Definisi
Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
Etiologi
1.
Hipoplasia
uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia. Terapi :
uterotonika
2.
Asthenia,
terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia.
3.
Myoma
uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas,
bendungan pembuluh darah balik.
4.
Hipertensi
5.
Dekompensio
cordis
6.
Infeksi,
misalnya : endometritis, salpingitis.
7.
Retofleksi
uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.
8.
Penyakit
darah, misalnya Werlhoff, hemofili
Patofisiologi
Pada siklus
ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin releasing hormon (GnRH),
yang menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating hormone (FSH).
Hal ini pada gilirannya menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan matur pada
pertengahan siklus, pelepasan leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan
ovulasi. Perkembangan folikel menghasilkan esterogen yang berfungsi
menstimulasi endometrium agar berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan kadar FSH
dan LH rendah. Folikel yang telah kehilangan ovum akan berkembang menjadi
korpus luteum, dan korpus luteum akan mensekresi progesteron. Progesteron
menyebabkan poliferasi endometrium untuk berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14
hari setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Menstruasi berasal dari dari
peluruhan endometrium sebagai akibat dari penurunan kadar esterogen dan
progesteron akibat involusi korpus luteum.
Siklus
anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama setelah menstruasi awal yang
disebabkan oleh HPO axis yang belum matang. Siklus anovulasi juga terjadi pada
beberapa kondisi patologis.
Pada siklus
anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi dari FSH,
tetapi dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak ada
korpus luteum yang terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi.
Endometrium berplroliferasi dengan cepat, ketika folikel tidak terbentuk
produksi esterogen menurun dan mengakibatkan perdarahan. Kebanyakan siklus
anovulasi berlangsung dengan pendarahan yang normal, namun ketidakstabilan
poliferasi endometrium yang berlangsung tidak mengakibatkan pendarahan hebat.
Manifestasi Klinis
Kram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Penderita
juga sering merasakan kelemahan, pusing, muntah dan mual berulang selama haid.
b). Hypomenorhoe (kriptomenorrhea)
Definisi
Suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih kurang dari
biasanya.
Lama perdarahan : Secara normal haid sudah terhenti
dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi selaput
lendir kurang. Misal pada endometritis, mioma.
Etiologi
1.Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin
2.kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun
maupun gangguan hormonal.
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Waktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya berupa
spotting.
c).Polimenorea (Epimenoragia)
Definisi
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.
Etiologi
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya.
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya.
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Gejala
berupa siklus kurang dari 21 hari (lebih pendek dari 25 hari).
d). Oligomenorrhoe
Definisi
Suatu keadaan dimana haid jarang
terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 35 hari
Etiologi
Perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8 -9 hari
dimulai dari hari ke-5 menstruasi )
Perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15 -18 hari
setelah ovulasi )
Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan
perpanjangan siklus haid.
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali
Perdarahan haid biasanya berkurang
e).Amenorea
Definisi
Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.
Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.
Klasifikasi
1.
Amenorea
Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18 tahun.
2.
Amenorea
Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalami haid
tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.
Etiologi
1. Gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium
(folikel), uterus (endometrium), dan vagina
2. Adanya tanda-tanda maskulinisasi, adanya
galaktore, cacat bawaan, uji estrogen dan progesteron
negatif.
3. penyakit TB, penyakit hati, diabetes melitus,
kanker, infertilitas, stress berat.
4. kelainan kongenital
5. ketidastabilan emosi dan kurang zat makanan yang
mempunyai nilai gizi lebih.
Patofisiologi
Amenore primer dapat diakibatkan oleh tidak adanya
uterus dan kelainan pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hypogonadotropic
amenorrhoea menunjukkan keadaan dimana terdapat sedikit sekali kadar FSH dan SH
dalam serum. Akibatnya, ketidakadekuatan hormon ini menyebabkan kegagalan
stimulus terhadap ovarium untuk melepaskan estrogen dan progesteron. Kegagalan
pembentukan estrogen dan progesteron akan menyebabkan tidak menebalnya
endometrium karena tidak ada yang merasang. Terjadilah amenore. Hal ini adalah
tipe keterlambatan pubertas karena disfungsi hipotalamus atau hipofosis
anterior, seperti adenoma pitiutari.
Hypergonadotropic amenorrhoea merupakan salah satu
penyebab amenore primer. Hypergonadotropic amenorrhoea adalah kondisi dimnana
terdapat kadar FSH dan LH yang cukup untuk menstimulasi ovarium tetapi ovarium
tidak mampu menghasilkan estrogen dan progesteron. Hal ini menandakan bahwa
ovarium atau gonad tidak berespon terhadap rangsangan FSH dan LH dari hipofisis
anterior. Disgenesis gonad atau prematur menopause adalah penyebab yang
mungkin. Pada tes kromosom seorang individu yang masih muda dapat menunjukkan
adanya hypergonadotropic amenorrhoea. Disgenesis gonad menyebabkan seorang
wanita tidak pernah mengalami menstrausi dan tidak memiliki tanda seks
sekunder. Hal ini dikarenakan gonad ( oavarium ) tidak berkembang dan hanya
berbentuk kumpulan jaringan pengikat.
Amenore sekunder disebabkan oleh faktor lain di
luar fungsi hipotalamus-hipofosis-ovarium. Hal ini berarti bahwa aksis
hipotalamus-hipofosis-ovarium dapat bekerja secara fungsional. Amenore yang
terjadi mungkin saja disebabkan oleh adanya obstruksi terhadap aliran darah
yang akan keluar uterus, atau bisa juga karena adanya abnormalitas regulasi
ovarium sperti kelebihan androgen yang menyebabkan polycystic ovary syndrome.
Manifestasi klinis
f). Metroragia
Definisi
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Klasifikasi
1.
Metroragia
oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan ektopik.
2.
Metroragia
diluar kehamilan.
Etiologi
1.
Metroragia
diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh; carcinoma corpus
uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis
haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal.
2.
Perdarahan
fungsional : a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen,
hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi,
metabolik, penyakit akut maupun kronis. b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus
luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah
dan penyakit akut ataupun kronis.
Manifestasi klinis
Adanya
perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid namun keadaan
ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun berupa bercak.
Terapi : kuretase dan hormonal.
g). Pra Menstruasi
Syndrom
Definisi
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai
menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan
progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40
tahun.
PMS merupakan sejumlah perubahan mental maupun
fisik yang terjadi antara hari ke-2 sampai hari ke-4 sebelum menstruasi dan
segera mereda setelah menstruasi dimulai. Disebabkan oleh :
Sekresi estrogen yang abnormal
Kelebihan atau defisiensi progesteron
Kelebihan atau defisiensi kortisol, androgen, atau prolaktin
Kelebihan hormon anti diuresis
Kelebihan atau defisiensi
prostaglandin
Etiologi
Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi
mungkin faktor penting ialah ketidakseimbangan esterogen dan progesteron dengan
akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-kadang
edema. Dalam hubungan dengan kelainan hormonal, pada tegangan prahaid terdapat
defisiensi luteal dan pengurangan produksi progesteron.
Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga,
masalah sosial, dll.juga memegang peranan penting. Yang lebih mudah menderita
tegangan prahaid adalah wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal
dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis.
Patofisiologi
Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar
progesteron di dalam darah, yang akan menyebabkan gejala depresi. Kadar
esterogen akan mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin)
yang dikenal sebagai vitamin anti depresi.
Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala
premenstruasi adalah prolaktin. Prolaktin dihasilkan sebagai oleh kelenjar
hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen dan progesteron yang
dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu banyak dapat
mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua hormon
tersebut. Wanita yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar
prolaktin dapat tinggi atau normal.
Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya
gamma linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem
reproduksi (mengatur efek hormon esterogen, progesterone), sistem saraf, dan
sebagai anti peradangan.
Manifestasi klinis
Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah.
Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam. Emosi menjadi
labil. Biasanya perempuan mudah uring-uringan, sensitif, dan perasaan negatif
lainnya.
h).Dismenore
Definisi
Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.
Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.
Klasifikasi
1.Dismenorea
Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun fungsional); adalah nyeri
haid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat
kandungan.
Karakteristik dismenorea primer menurut Ali Badziad (2003):
1.
Sering
ditemukan pada usia muda.
2.
Nyeri
sering timbul segera setelah mulai timbul haid teratur.
3.
Nyeri
sering terasa sebagai kejang uterus yang spastik dan sering disertai mual,
muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala.
4.
Nyeri
haid timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau kedua haid.
5.
Jarang
ditemukan kelainan genitalia pada pemeriksaan ginekologis.
6.
Cepat
memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa.
Etiologi : psikis; (konstitusionil: anemia, kelelahan, TBC); (obstetric : cervic
sempit, hyperanteflexio, retroflexio); endokrin (peningkatan kadar
prostalandin, hormon steroid seks, kadar vasopresin tinggi).
Manifestasi klinis
Beberapa gejala yang kerap menyertai saat menstruasi antara lain : perasaan
malas bergerak, badan lemas, mudah capek, ingin makan terus, emosi jadi lebih labil, sensitif, mudah marah.
Bukan itu saja, pengaruh pelepasan dinding rahim selama menstruasi juga kerap
memunculkan rasa pegal dan sakit pada pinggang serta membuat kepala terasa
nyeri, kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya
disertai gejala gastrointestinal dan gejala neurologis seperti kelemahan umum.
Terapi :
psikoterapi, analgetika, hormonal.
2. Dismenorea Sekunder; terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami
dismenore. Hal ini terjadi pada kasus infeksi, mioma submucosa, polip corpus
uteri, endometriosis, retroflexio uteri fixata, gynatresi, stenosis kanalis
servikalis, adanya AKDR, tumor ovarium.
Manifestasi klinis
Berikut ini merupakan manifestasi klinis dismenorea sekunder (Smith, 1993;
Smith, 1997):
1. Dismenorea terjadi selama
siklus pertama atau kedua setelah menarche (haid pertama), yang merupakan
indikasi adanya obstruksi outflow kongenital.
2. Dismenorea
dimulai setelah berusia 25 tahun.
3. Terdapat ketidaknormalan
(abnormality) pelvis dengan pemeriksaan fisik: pertimbangkan kemungkinan
endometriosis, pelvic inflammatory disease, pelvic adhesion (perlengketan
pelvis), dan adenomyosis.
Terapi : causal (mencari dan menghilangkan penyebabnya), pemberian
obat analgetik (biasanya diberikan aspirin, fenasetin dan kafein), terapi hormonal (Tujuannya untuk menekan ovulasi)
i).Mastodinia atau Mastalgia
Definisi
Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.
Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.
Etiologi
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.
PATHWAY AMENORE
PATHWAY DISMENORE
PATHWAY PMS (PRE MENSTRUAL SINDROM)
BAB 3
PEMBAHASAN
Kasus
Nona L, 17 tahun datang ke rumah sakit dengan mengeluh lemas letih dan lesu serta
nyeri hebat ketika haid, sampai tidak mampu melakukan aktivitas karena nyeri
abdomen akan bertambah. Pasien juga mengeluh mual, muntah dan diare.
3.1 Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan dismenore dapat dilakukan dengan mengadakan
wawancara mengenai aspek-aspek umum seperti:
Riwayat Penyakit
a. Riwayat
penyakit dahulu
pasien-pasien dengan dismenore mungkin menceritakan riwayat nyeri serupa
yang timbul pada setiap siklus haid. Dismenore primer biasanya mulai sesaat
setelah menarche. Kadang-kadang pasien mengemukakan riwayat kelelahan yang
berlebihan dan ketegangan saraf.
b. Riwayat
Penyakit Sekarang
Tidak Ada
c. Riwayat
Penyakit Keluarga
Tidak ada
Nutrisi
Pola Latihan
Pengetahuan Klien mengenai penyakitnya
Konsep diri (body image)
Skala nyeri 4-6
Pengkajian juga dapat dilakukan pemeriksaan fisik mulai B1-B6
B1 (Breath)
Pernapasan tidak teratur
B2 (Blood)
Tekanan darah Rendah (90/60 mmHg)
Akral Basah dan dingin
B3 (Brain)
Penurunan Konsentrasi
Pusing
Konjungtiva Anemia
B4 (Bladder)
Warna kuning dan Volume 1,5 L/Hari
B5 (Bowel)
Nyeri pada adomen
Nafsu makan Menurun
B6 (Bone)
Badan mudah
capek
Nyeri pada punggung
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Abdomen : Abdomen lunak tanpa adanya rangsangan peritoneum atau
suatu keadaan patologik yang terlokalisir. Bising usus normal
Pemeriksaan Pelvis : Pada kasus dismenore Primer, pemeriksaan pelvis adalah
normal.
3.2 Analisis Data
No.
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH KEPERAWATAN
|
1
|
DS:
Penyebab timbulnya nyeri: disminore.
Nyeri dirasakan meningkat saat aktivitas
Lokasi nyeri abdomen
Skala nyeri 4-6
Nyeri sering dan terus – menerus
DO:
Wajah tampak menahan nyeri
|
Menstruasi
↓
Regresi
korpus luteum
↓
progesteron↓
↓
Miometrium
terangsang
↓
Kontraksi&disritmia
uterus↑
↓
Aliran
darah ke uterus↓
↓
Iskemia
↓
Nyeri haid
|
Nyeri akut
|
2
|
DS:
Pasien menyatakan mudah lelah
DO:
Nadi lemah (TD 90/60 mmHg)
Px. terlihat pucat
Sclera/ konjungtiva anemi
|
Menstruasi
↓
Pendarahan
↓
Anemia
↓
Kelemahan
↓
Intoleran
aktivitas
|
Intoleran
aktivitas
|
3
|
DS:
Px. menyatakan merasa gelisah
DO:
Pucat
Memperlihatkan
kurang inisiatif
|
Menstruasi
↓
Nyeri haid
↓
Kurang
pengetahuan
↓
Ansietas
|
Ansietas
|
3.3 Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat
menstruasi
2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat anemia
3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri
abdomen
3.4 Intervensi
keperawatan
1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat
menstruasi
- Tujuan:
Nyeri dapat diadaptasi oleh pasien
- Kriteria
hasil:
Skala nyeri 0-1
Pasien tampak rileks
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
Beri linkungan tenang dan kurangi rangsangan penuh stress
2.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesic
3.
Ajarkan strategi relaksasi (misalnya nafas berirama lambat, nafas dalam,
bimbingan imajinasi
4.
Evaluasi dan dukung mekanisme koping px
5.
Kompres hangat
|
1.
Meningkatkan istirahat dan meningkatkan kemampuan koping
2.
Analgesik
dapat menurunkan nyeri
3.
Memudahkan relaksasi, terapi non farmakologi tambahan
4.
Penggunaan persepsi sendiri atau prilaku untuk menghilangkan nyeri dapat
membantu mengatasinya lebih efektif
5.
Mengurangi rasa nyeri dan memperlancar aliran darah
|
2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat nyeri
abdomen
- Tujuan:
Pasien dapat beraktivitas seperti semula
- Kriteria
hasil:
Pasien dapat mengidentifikasi faktor – faktor yang memperberat dan memperingan
intoleran aktivitas
Pasien mampu beraktivitas
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
Beri lingkungan tenang dan perode istirahat tanpa gangguan, dorong
istirahat sebelum makan
2.
Tingkatkan
aktivitas secara bertahap
3.
Berikan
bantuan sesuai kebutuhan
|
1.
Menghemat energi untuk aktivitas dan regenerasi seluler/ penyembuhan
jaringan
2.
Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan
3.
Menurunkan penggunaan energi dan membantu keseimbangan supply dan
kebutuhan oksigen
|
4.
Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen
- Tujuan:
Pasien bisa kembali
- Kriteria
hasil:
Pasien menyatakan kesadaran perasaan
ansietas
Pasien menunjukkan relaksasi
Pasien menunjukkan perilaku untuk menangani stres
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
Libatkan pasien/ orang terdekat dalam rencana perawatan
2.
Berikan
lingkungan tenang dan istirahat
3.
Bantu pasien untuk mengidentifikasi/ memerlukan perilaku koping yang
digunakan pada masa lalu
4.
Bantu pasien belajar mekanisme koping baru, misalnya teknik mengatasi
stres
|
1.
Keterlibatan akan membantu pasien merasa stres berkurang,memungkinkan
energi untuk ditujukan pada penyembuhan
2.
Memindahkan pasien dari stress luar meningkatkan relaksasi; membantu
menurunkan ansietas
3.
Perilaku yang berhasil dapat dikuatkan pada penerimaan masalah stress
saat ini, meningkatkan rasa control diri pasien
4.
Belajar cara baru untuk mengatasi masalah dapat membantu dalam menurunkan
stress dan ansietas
|
0 komentar:
Posting Komentar