ASUHAN
KEPERAWATAN HALUSINASI
1. Data
yang Perlu Dikaji
a. Alasan
masuk RS
Umumnya klien halusinasi di bawa ke rumah sakit karena
keluarga merasa tidak mampu merawat, terganggu karena perilaku klien dan hal
lain, gejala yang dinampakkan di rumah sehingga klien dibawa ke rumah sakit
untuk mendapatkan perawatan.
b. Faktor
prediposisi
1) Faktor perkembangan terlambat
· Usia bayi tidak terpenuhi
kebutuhan makanan, minum dan rasa aman.
· Usia balita, tidak
terpenuhi kebutuhan otonomi.
· Usia sekolah mengalami
peristiwa yang tidak terselesaikan
2) Faktor komunikasi dalam
keluarga
· Komunikasi peran ganda
· Tidak ada komunikasi
· Tidak ada kehangatan
· Komunikasi dengan emosi
berlebihan
· Komunikasi tertutup
· Orangtu yang membandingkan
anak-anaknya, orangtua yang otoritas dan konflik dalam keluarga
3) Faktor sosial budaya
Isolasi sosial pada yang usia lanjut, cacat,
sakit kronis, tuntutan lingkungan yang terlalu tinggi.
4) Faktor psikologis
Mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan tinggi, menutup
diri, ideal diri tinggi, harga diri rendah, identitas diri tidak jelas, krisis
peran, gambaran diri negatif dan koping destruktif.
5) Faktor biologis
Adanya kejadian terhadap fisik, berupa : atrofi otak,
pembesaran vertikel, perubahan besar dan bentuk sel korteks dan limbik.
6) Faktor genetik
Telah diketahui bahwa genetik schizofrenia diturunkan
melalui kromoson tertentu. Namun demikian kromoson yang keberapa yang menjadi
faktor penentu gangguan ini sampai sekarang masih dalam tahap penelitian. Diduga
letak gen skizofrenia adalah kromoson nomor enam, dengan kontribusi genetik
tambahan nomor 4,8,5 dan 22. Anak kembar identik memiliki kemungkinan mengalami
skizofrenia sebesar 50% jika salah satunya mengalami skizofrenia, sementara
jika di zygote peluangnya sebesar 15 %, seorang anak yang salah satu orang
tuanya mengalami skizofrenia berpeluang 15% mengalami skizofrenia, sementara
bila kedua orang tuanya skizofrenia maka peluangnya menjadi 35 %.
c. Faktor
presipitasi
Faktor –faktor pencetus respon neurobiologis meliputi:
1) Berlebihannya proses
informasi pada system syaraf yang menerima dan memproses informasi di thalamus
dan frontal otak.
2) Mekanisme penghataran
listrik di syaraf terganggu (mekanisme penerimaan abnormal).
3) Adanya hubungan yang
bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak
berdaya.
Menurut
Stuart (2007), pemicu gejala respon neurobiologis maladaptif adalah kesehatan,
lingkungan dan perilaku.
1) Kesehatan
Nutrisi dan tidur kurang, ketidakseimbangan irama
sikardian, kelelahan dan infeksi, obat-obatan sistem syaraf pusat, kurangnya
latihan dan hambatan untuk menjangkau pelayanan kesehatan.
2) Lingkungan
Lingkungan sekitar yang memusuhi, masalah dalam rumah
tangga, kehilangan kebebasab hidup dalam melaksanakan pola aktivitas
sehari-hari, sukar dala, berhubungan dengan orang lain, isolasi sosial,
kurangnya dukungan sosialm tekanan kerja, dan ketidakmampuan mendapat
pekerjaan.
3) Sikap
Merasa tidak mampu, putus asam merasa gagal, merasa punya
kekuatan berlebihan, merasa malang, rendahnya kemampuan sosialisasi,
ketidakadekuatan pengobatan dan penanganan gejala.
4) Perilaku
Respon perilaku klien terhadap halusinasi dapat berupa
curiga, ketakutan, rasa tidak aman, gelisah, bingung, perilaku merusak, kurang
perhatian, tidak mampu mengambil keputusan, bicara sendiri. Perilaku klien yang
mengalami halusinasi sangat tergantung pada jenis halusinasinya. Apabila
perawat mengidentifikasi adannya tanda-tanda dan perilaku halusinasi maka
pengkajian selanjutnya harus dilakukan tidak hanya sekedar mengetahui jenis
halusinasinya saja. Validasi informasi tentang halusinasi yang iperlukan
meliputi :
· Isi halusinasi
Menanyakan suara siapa yang didengar, apa
yang dikatakan.
· Waktu dan frekuensi
Kapan pengalaman halusianasi munculm berapa
kali sehari.
· Situasi pencetus halusinasi
Perawat perlu mengidentifikasi situasi yang
dialami sebelum halusinasi muncul. Perawat bisa mengobservasi apa yang dialami
klien menjelang munculnya halusinasi untuk memvalidasi pertanyaan klien.
· Respon klien
Sejauh mana halusinasi telah mempengaruhi
klien. Bisa dikaji dengan apa yang dilakukan oleh klien saat mengalami
pengalamana halusinasi. Apakah klien bisa mengontrol stimulus halusinasinya
atau sebaliknya.
d. Pemeriksaan fisik
Yang dikaji adalah
tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah), berat badan,
tinggi badan serta keluhan fisik yang dirasakan klien.
1) Status mental
· Penampilan :
tidak rapi, tidak serasi
· Pembicaraan :
terorganisir/berbelit-belit
· Aktivitas motorik :
meningkat/menurun
· Afek : sesuai/maladaprif
· Persepsi : ketidakmampuan
menginterpretasikan stimulus yang ada sesuai dengan nformasi
· Proses pikir : proses
informasi yang diterima tidak berfungsi dengan baik dan dapat mempengaruhi
proses pikir
· Isi pikir : berisikan
keyakinan berdasarkan penilaian realistis
· Tingkat kesadaran
· Kemampuan konsentrasi dan
berhitung
2) Mekanisme koping
· Regresi : malas
beraktifitas sehari-hari
· Proyeksi : perubahan suatu
persepsi dengan berusaha untuk mengalihkan tanggungjawab kepada oranglain.
· Menarik diri : mempeecayai
oranglain dan asyik dengan stimulus internal
3) Masalah psikososial dan
lingkungan: masalah berkenaan dengan ekonomi, pekerjaan, pendidikan dan
perumahan atau pemukiman.
2. Masalah
Keperawatan yang Mungkin Muncul
Ada
beberapa diagnosa keperawatan yang sering ditemukan pada klien dengan
halusinasi menurut Keliat (2006) yaitu:
a. Resiko Perilaku kekerasan berhubungan dengan
halusinasi pendengaran.
b. Gangguan persepsi sensori: halusinasi
berhubungan dengan menarik diri.
c. Isolasi sosial: menarik
diri berhubungan dengan harga diri rendah.
d. Defisit perawatan diri berhubungan
dengan isolasi sosial.
GAMBAR
RENCANA TINDAKAN
|
||
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
Resiko
perilaku kekerasan
|
TUM: Selama
perawatan diruangan, pasien tidak memperlihatkan perilaku kekerasan, dengan
criteria hasil (TUK):
§ Dapat membina
hubungan saling percaya
§ Dapat mengidentifikasi
penyebab, tanda dan gejala, bentuk dan akibat PK yang sering dilakukan
§ Dapat
mendemonstrasikan cara mengontrol PK dengan cara :
o Fisik
o Social dan verbal
o Spiritual
o Minum obat teratur
§ Dapat
menyebutkan dan mendemonstrasikan cara mencegah PK yang sesuai
§ Dapat memelih
cara mengontrol PK yang efektif dan sesuai
§ Dapat
melakukan cara yang sudah dipilih untuk mengontrl PK
§ Memasukan
cara yang sudah dipilih dalam kegitan harian
§ Mendapat
dukungan dari keluarga untuk mengontrol PK
§ Dapat
terlibat dalam kegiatan diruangan
|
Tindakan
Psikoterapi
a. Pasien
§ BHSP
§ Ajarakan SP
I:
o Diskusikan penyebab, tanda dan
gejala, bentuk dan akibat PK yang dilakukan pasien serta akibat PK
o Latih pasien mencegah PK dengan cara:
fisik (tarik nafas dalam & memeukul bantal)
o Masukkan dalam jadwal harian
§ Ajarkan SP
II:
o Diskusikan jadwal harian
o Latih pasien mengntrol PK dengan cara
sosial
o Latih pasien cara menolak dan meminta
yang asertif
o Masukkan dalam jadwal kegiatan harian
§ Ajarkan SP
III:
o Diskusikan jadwal harian
o Latih cara spiritual untuk mencegah
PK
o Masukkan dalam jadawal kegiatan
harian
§ Ajarkan SP IV
o Diskusikan jadwal harian
o Diskusikan tentang manfaat obat dan
kerugian jika tidak minum obat secara teratur
o Masukkan dalam jadwal kegiatan harian
§ Bantu pasien
mempraktekan cara yang telah diajarkan
§ Anjurkan
pasien untuk memilih cara mengontrol PK yang sesuai
§ Masukkan cara
mengontrol PK yang telah dipilih dalam kegiatan harian
§ Validasi
pelaksanaan jadwal kegiatan pasien dirumah sakit
b. Keluarga
· Diskusikan
masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien PK
· Jelaskan
pengertian tanda dan gejala PK yang dialami pasien serta proses terjadinya
· Jelaskan dan
latih cara-cara merawat pasien PK
· Latih
keluarga melakukan cara merawat pasien PK secara langsung
· Discharge
planning : jadwal aktivitas dan minum obat
Tindakan
psikofarmako
§ Berikan
obat-obatan sesuai program pasien
§ Memantau
kefektifan dan efek samping obat yang diminum
§ Mengukur
vital sign secara periodic
Tindakan manipulasi lingkungan
§ Singkirkan
semua benda yang berbahaya dari pasien
§ Temani pasien
selama dalam kondisi kegelisahan dan ketegangan mulai meningkat
§ Lakaukan pemebtasan
mekanik/fisik dengan melakukan pengikatan/restrain atau masukkan ruang
isolasi bila perlu
§ Libatkan
pasien dalam TAK konservasi energi, stimulasi persepsi dan realita
|
Gangguan
persepsi sensori: halusinasi
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24
jam klien mampu mengontrol halusinasi dengan kriteria hasil:
§ Klien dapat
membina hubungan saling percaya
§ Klien dapat
mengenal halusinasinya; jenis, isi, waktu, dan frekuensi
halusinasi, respon terhadap halusinasi, dan tindakan yg sudah dilakukan
§ Klien
dapat menyebutkan dan mempraktekan cara
mengntrol halusinasi yaitu dengan menghardik, bercakap-cakap dengan orang
lain, terlibat/ melakukan kegiatan, dan minum obat
§ Klien dapat
dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya
§ Klien
dapat minum obat dengan bantuan minimal
§ Mengungkapkan halusinasi sudah hilang atau terkontrol
|
TINDAKAN
PSIKOTERAPEUTIK
§ Klien
o Bina hubungan saling percaya
o Adakan kontak sering dan singkat
secara bertahap
o Observasi tingkah laku klien terkait
halusinasinya
o Tanyakan keluhan yang dirasakan klien
o Jika klien tidak sedang berhalusinasi
klarifikasi tentang adanya pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien
tentang halusinasinya meliputi :
SP I
üIdentifikasi
jenis halusinasi Klien
üIdentifikasi
isi halusinasi Klien
üIdentifikasi
waktu halusinasi Klien
üIdentifikasi
frekuensi halusinasi Klien
üIdentifikasi
situasi yang menimbulkan halusinasi
üIdentifikasi
respons Klien terhadap halusinasi
üAjarkan Klien
menghardik halusinasi
üAnjurkan
Klien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
SP II
üEvaluasi
jadwal kegiatan harian Klien
üLatih Klien
mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
üAnjurkan
Klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP III
üEvaluasi
jadwal kegiatan harian Klien
üLatih Klien
mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa
dilakukan Klien di rumah)
üAnjurkan
Klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP IV
ü Evaluasi
jadwal kegiatan harian Klien
ü Berikan
pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
ü Anjurkan
Klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
ü Beri pujian
jika klien menggunakan obat dengan benar.
o Menganjurkan Klien mendemonstrasikan cara control yang
sudah diajarkan
o Menganjurkan Klien memilih salah satu cara control
halusinasi yang sesuai
§ Keluarga
o Diskusikan masalah yang dirasakn
keluarga dalam merawat Klien
o Jelaskan pengertian tanda dan gejala,
dan jenis halusinasi yang dialami Klien serta proses terjadinya
o Jelaskan dan latih cara-cara merawat
Klien halusinasi
o Latih keluarga melakukan cara merawat
Klien halusinasi secara langsung
o Discharge planning : jadwal aktivitas
dan minum obat
TINDAKAN PSIKOFARMAKO
§ Berikan
obat-obatan sesuai program Klien
§ Memantau
kefektifan dan efek samping obat yang diminum
§ Mengukur
vital sign secara periodic
TINDAKAN MANIPULASI LINGKUNGAN
§ Libatkan
Klien dalam kegiatan di ruangan
§ Libatkan
Klien dalam TAK halusinasi
|
Isolasi Sosial
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24
jam Klien
dapat berinteraksi dengan orang lain baik secara individu maupun secara
berkelompok dengan kriteria hasil :
§ Klien dapat
membina hubungan saling percaya.
§ Dapat
menyebutkan penyebab isolasi sosial.
§ Dapat
menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
§ Dapat
menyebutkan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
§ Dapat
berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain secara bertahap.
§ Terlibat
dalam aktivitas sehari-hari
|
TINDAKAN
PSIKOTERAPEUTIK
§ Klien
SP
1
o Bina hubungan saling percaya
o Identifikasi penyebab isolasi sosial
SP
2
o Diskusikan bersama Klien keuntungan berinteraksi
dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
o Ajarkan kepada Klien cara berkenalan
dengan satu orang
o Anjurkan kepada Klien untuk memasukan
kegiatan berkenalan dengan orang lain dalam jadwal kegiatan harian dirumah
SP 3
o Evaluasi pelaksanaan dari jadwal
kegiatan harian Klien
o Beri kesempatan pada Klien
mempraktekan cara berkenalan dengan dua orang
o Ajarkan Klien berbincang-bincang
dengan dua orang tetang topik tertentu
o Anjurkan kepada Klien untuk memasukan
kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain dalam jadwal kegiatan harian dirumah
SP 4
o Evaluasi pelaksanaan dari jadwal
kegiatan harian Klien
o Jelaskan tentang obat yang diberikan
(Jenis, dosis, waktu, manfaat dan efek samping obat)
o Anjurkan Klien memasukan kegiatan
bersosialisasi dalam jadwal kegiatan
harian dirumah
o Anjurkan Klien untuk bersosialisasi dengan orang lain
§ Keluraga
o Diskusikan masalah yang dirasakan
kelura dalam merawat Klien
o Jelaskan pengertian, tanda dan gejala
isolasi sosial yang dialami Klien dan proses terjadinya
o Jelaskan dan latih keluarga cara-cara
merawat Klien
TINDAKAN PSIKOFARMAKA
§ Beri
obat-obatan sesuai program
§ Pantau
keefektifan dan efek sampig obat yang diminum
§ Ukur vital
sign secara periodik
TINDAKAN
MANIPULASI LINGKUNGAN
§ Libatkan
dalam makan bersama
§ Perlihatkan
sikap menerima dengan cara melakukan kontak singkat tapi sering
§ Berikan
reinforcement positif setiap Klien berhasil melakukan suatu tindakan
§ Orientasikan
Klien pada waktu, tempat, dan orang sesuai kebutuhannya
|
Defisit
perawatan diri
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x hari, klien dapat mandiri melakukan
perawatan diri dengan kriteria:
§ Dapat menjelaskan pentingnya kebersihan dan kerapian
§ Menyebutkan ciri-ciri badan yang bersih dan rapi
§ Dapat menyebutkan manfaat badan bersih dan rapi
§ Dapat menyebutkan kerugian badan badan yang tidak bersih
dan tidak rapi
§ Dapat mempraktikan cara melakukan cara perawatan diri
dengan benar
§ Badan bersih dan rapi
§ Badan tidak bau
§ Dapat melakukan aktifitas perawatan diri secara mandiri
|
TINDAKAN
PSIKOTERAPEUTIK
§ Pasien
o Menjelaskan pentingnya kebersihan dan kerapian diri
o Mendiskusikan ciri-ciri badan bersih dan rapi
o Menjelaskan manfaat bsdsn bersih dan rapi dan kerugian
jika jika badan tidak bersih dan tidak rapi
o Mengajarkan cara menjaga kebersihan dan kerapian diri
o Memberikan kesempatan pada pasien untuk
mendemonstrasikan cara menjaga kebersihan dan kerapian diri
o Menganjurkan pasien memasukan cara menjaga kebersihan dan
kerapian kedalam jadwal kegiatan harian
§ Keluarga
o Mendiskusikan kesulitan yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien dengan masalah deficit perawatan diri
o Menjelaskan ciri-ciri pasien yang mengalami masalah
deficit perawatan diri dan jenis deficit perawatan diri yang sering
dialami oleh pasien dan proses terjadinya
o Menjelaskan cara –cara merawat pasien deficit perawatan
diri
o Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien
dengan deficit perawatan diri
o Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas perawatan diri
bagi pasien dirumah termasuk minum obat (discharge planning)
TINDAKAN
PSIKOFARMAKO
§ Memberikan obat-obatan sesuai program pengobatan pasien
§ Memantau keefektifan dan efeksamping obat yang diminum
§ Mengukur vital sign secara periodic (tekanan darah, nadi
dan pernafasan)
TINDAKAN
MANIPULASI LINGKUNGAN
§ Mendukung pasien untuk melakukan perawatan diri sesuai
kemampuan dengan menyediakan alat-alat untuk perawatan diri
§ Memberikan pengakuan atau penghargaan yang positif untuk
kemampuannya melakukan perawatan diri
§ Jadwalkan pasien melakukan defekasi dan berkemih, jika
pasien mengotori dirinya
|
DAFTAR PUSTAKA
Antonim. 2008. Askep Halusinasi. Dimuat dalam http://augusfarly.wordpress.com/2008/08/21/askep-halusinasi/.
(Diakses : 8 Agustus 2012)
Anonim. 2009. Askep dengan Halusinasi. Dimuat dalam http://aggregator.perawat.web.id [Diakses
: 15 Oktober 2011]
Anonim. 2008. Halusinasi . Dimuat dalam. http://harnawatiaj.wordpress.com/ [Diakses
: 15 Oktober 2011]
Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar
Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba Medika
Stuart dan Sundeen . 2005 . Buku Keperawatan Jiwa .
Jakarta : EGC .
Keliat Budi Ana. 1999. Proses Keperawatan
Kesehatan Jiwa edisi I. Jakarta : EGC
Nita Fitria. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi
Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat. Jakarta: Salemba Medika.
Rasmun, (2001). Keperawatan Kesehatan
Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga. Konsep, Teori, Asuhan Keperawatan dan Analisa Proses Interaksi
(API). Jakarta : fajar
Interpratama
0 komentar:
Posting Komentar