MENINGITIS DAN ENSEFALITIS
Pengkajian
Meningitis dan Ensefalitis
- Anamnesa
- Identitas:
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, tanggal pengkajian
dan diagnosa medis. Identitas ini digunakan untuk membedakan klien satu dengan
yang lain. Jenis kelamin, umur dan alamat dan kotor dapat mempercepat atau
memperberat keadaan penyakit infeksi. ensefalitis dapat terjadi pada
semua kelompok umur.
- Keluhan
utama:
Panas badan meningkat, kejang, kesadaran
menurun.
- Riwayat
penyakit sekarang:
Mula-mula anak rewel ,gelisah ,muntah-muntah
,panas badan meningkat kurang lebih 1-4 hari , sakit
kepala.
- Riwayat
penyakit dahulu:
Klien sebelumnya menderita batuk , pilek
kurang lebih 1-4 hari, pernah menderita penyakit Herpes, penyakit infeksi pada
hidung,telinga dan tenggorokan.
- Riwayat
Kesehatan Keluarga:
Keluarga ada yang menderita penyakit yang
disebabkan oleh virus contoh: Herpes dan lain-lain. Bakteri contoh:
Staphylococcus Aureus, Streptococcus , E. Coli , dan lain-lain.
- Imunisasi:
kapan terakhir diberi imunisasi DTP karena
ensafalitis dapat terjadi post imunisasi pertusis.
- Pemeriksaan
fisik (ROS)
B1
(Breathing) : Perubahan-perubahan akibat
peningkatan tekanan intra cranial menyebabakan kompresi pada batang otak yang
menyebabkan pernafasan tidak teratur. Apabila tekanan intrakranial sampai pada
batas fatal akan terjadi paralisa otot pernafasan (F. Sri Susilaningsih, 1994).
B2
(Blood) :
Adanya kompresi pada pusat vasomotor menyebabkan terjadi iskemik pada daerah
tersebut, hal ini akan merangsaang vasokonstriktor dan menyebabkan tekanan
darah meningkat. Tekanan pada pusat vasomotor menyebabkan meningkatnya
transmitter rangsang parasimpatis ke jantung.
B3
(Brain)
: Kesadaran menurun. Gangguan tingkat kesadaran dapat disebabkan oleh gangguan
metabolisme dan difusi serebral yang berkaitan dengan kegagalan neural akibat
prosses peradangan otak.
B4
(Bladder) : Biasanya pada
pasien Ensefalitis kebiasaan mictie normal frekuensi normal.
B5 (Bowel)
: Penderita akan merasa mual dan muntah karena peningkatan tekanan intrakranial
yang menstimulasi hipotalamus anterior dan nervus vagus sehingga meningkatkan
sekresi asam lambung. Dapat pula terjadi diare akibat terjadi peradangan
sehingga terjadi hipermetabolisme (F. Sri Susilanigsih, 1994).
B6
(Bone)
: Kelemahan
Analisa Data
Analisa Data
|
Etiologi
|
Masalah Keperawatan
|
DS: Nyeri kepala, Pusing, kehilangan
memori, bingung, kelelahan, kehilangan visual, kehilangan sensasi
DO: Bingung / disorientasi, penurunan
kesadaran, perubahan status mental, gelisah, perubahan motorik, dekortikasi,
deserebrasi, kejang, dilatasi pupil, edema papil
|
CO 2
$
Hipoksia serebri
$
Permiabilitas vaskuler
$
Transudasi cairan
$
Edema serebri
$
Volume tengkorak
$
TIK
$
Vasospasme pembuluh darah serebri
$
Sirkulasi terhenti
$
Gangguan perfusi jaringan
|
Gangguan perfusi jaringan serebral
|
DS:-
DO: pasien mengalami kejang, gangguan
motorik, ataksia.
|
Gangguan transmisi impuls
$
Kejang
$
Risiko tinggi terhadap cedera
|
Risiko tinggi terhadap cedera
|
DS: merasa lemah
DO: pasien terlihat pucat dan lemah
|
Kejang
$
Kelemahan
$
Gangguan mobilitas fisik
|
Gangguan mobilitas fisik
|
DS: Klien mengeluh frustasi.
DO: pasien mengalami kebingungan, emosi
yang berlebihan, frustasi, disorientasi realitas
|
Peradangan
$
Kerusakan myelin pada akson dan whitematter
$
Gangguan sensori persepsi
|
Perubahan persepsi sensori
|
DS : klien merasa kedinginan
DO : suhu tubuuh klien lebih dari 37,5 C
|
Peradangan
$
Suhu tubuh
$
Hipertermi
|
Hypertermi
|
DS : klien mengeluh pusing dan nyeri pada
kepala
DO : suhu tubuh lebih dari 37,5C
Terdapat bengkak di kepala
Leukosit lebih dari 40.000
|
Peradangan
$
Suhu tubuh
$
Metabolisme tubuh
$
Penyebaran toksin ke jaringan tubuh
$
Sepsis
$
Risiko tinggi infeksi
|
Risiko tingi terjadinya infeksi
|
DS : klien mengeluh nyeri pada kepala
DO : skala nyeri 4-7
|
Peradangan
$
Nyeri
|
Nyeri
|
Diagnosa
- Gangguan
perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral yang
mengubah/menghentikan darah arteri/virus
- Risiko
tinggi terhadap cedera berhubungan dengan kejang umum/fokal, kelemahan
umum.
- Gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan
kekuatan.
- Perubahan
persepsi sensori berhubungan dengan kerusakan myelin pada akson dan
whitematter
- Hipertermi
berhubungan dengan proses inflamasi.
- Resiko
tinggi infeksi berhubungan dengan sepsis.
- Nyeri
berhubungan dengan proses penyakit.
Intervensi
Diagnosa 1 : Nyeri berhubungan dengan proses
inflamasi, toksin dalam sirkulasi
Tujuan : Nyeri klien berkurang
Kriteria Hasil : Skala nyeri menjadi >
4
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri
|
Meningkatkan vasokonstriksi, penumpukan
resepsi sensori yang selanjutnya akan menurunkan nyeri
|
|
Menurunkan iritasi meningeal, resultan
ketidaknyamanan lebih lanjut
|
|
Dapat membantu merelaksasikan ketegangan
otot yang meningkatkan reduksi nyeri atau tidak nyaman tersebut
|
|
Meningkatkan relaksasi otot dan menurunkan
rasa sakit/ rasa tidak nyaman
|
Kolaborasi
5. Berikan anal getik, asetaminofen, codein
|
Mungkin diperlukan untuk menghilangkan
nyeri yang berat
|
Diagnosa 2: Risiko tinggi terhadap terjadinya
infeksi berhubungan dengan sepsis.
Tujuan : Meminimalkan proses penyebaran
infeksi
Kriteria hasil : Leukosit normal
10.000-40.000
Tidak ditemukan tanda-anda inflamasi
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri
|
Pada fase awal meningitis, isolasi mungkin
diperlukan sampai organisme diketahui/dosis antibiotik yang cocok telah
diberikan untuk menurunkan resiko penyebaran pada orang lain
|
|
Menurunkan resiko pasien terkena infeksi
sekunder. Mengontrol penyebaran sumber infeksi
|
|
Memobilisasi secret dan meningkatkan
kelancaran secret yang akan menurunkan resiko terjadinya komplikasi terhadap
pernapasan
|
Kolaborasi
|
Obat yang dipilih tergantung pada tipe
infeksi dan sensitivitas individu
|
Diagnosa 3 : gangguan perfusi jaringan
serebral b.d edema serebral yang mengubah/ menghentikan darah arteri/virus
Tujuan : Perfusi jaringan menjadi adekuat
Kriteri hasil : Kesadaran kompos
mentis
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri
|
Perubahan tekanan CSS mungkin merupakan
potensi adanya resiko herniasi batang otak yang memerlukan tindakan medis
dengan segera
|
|
Aktivitas seperti ini akan meningkatkan
tekanan intratorak dan intraabdomen yang dapat men9ingkatkan TIK.
|
|
Peningkatanaliran vena dari kepal akna
menurunkan TIK
|
|
Meminimalkan fluktuasi dalam aliran
vaskuler dan TIK.
|
|
Menurunkan permeabilitas kapiler untuk
membatasi edema serebral, mengatasi kelainan postur tubuh atau menggigil yang
dapat meningkatkan TIK, menurunkan konsumsi oksigen dan resiko kejang
|
Diagnosa 4 : Risiko tinggi terhadap cedera
berhubungan dengan kejang umum/lokal, kelemahan umum.
Tujuan
: Mengurangi risiko cidera akibat kejang
Kriteria hasil : Tidak ditemukan cidera
selama kejang
Intervensi
|
Rasional
|
|
Melindungi pasien bila terjadi kejang
|
|
Menurunkan resiko terjatuh/trauma ketika
terjadi vertigo, sinkop, atau ataksia
|
Kolaborasi
|
Merupakan indikasi untuk penanganan dan
pencegahan kejang
|
Diagnosa 5 : gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan.
Tujuan : Klien dapat beraktifitas kembali
dengan normal
Kriteria Hasil :Klien tidak merasa lemah
Intervensi
|
Rasional
|
|
Mempertahankan mobilisasi dan fungsi
sendi/posisi normal akstremitas dan menurunkan terjadinya vena yang statis
|
|
Meningkatkan sirkulasi, elastisitas kulit,
dan menurunkan resiko terjadinya ekskoriasi kulit
|
|
Menyeimbangkan tekanan jaringan,
meningkatkan sirkulasi dan membantu meningkatkan arus balik vena untuk
menurunkan resiko terjadinya trauma jaringan.
|
|
Proses penyembuhan yang lambat seringkali
menyertai trauma kepala dan pemulihan secara fisik merupakan bagian yang amat
penting dari suatu program pemulihan tersebut.
|
Diagnosa 6 : Perubahan persepsi sensori
berhubungan dengan kerusakan myelin pada akson dan whitematter
Tujuan : Meminimalkan perubahan persepsi
sensori
Kriteria : Klien dapat mengontrol emosi
dirinya
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri
|
Menurunkan ansietas, respons emosi yang
berlebihan/bingung yang berhubungan dengan sensorik yang berlebihan
|
|
Membantu pasien untuk memisahkan pada
realitas dari perubahan persepsi
|
|
Menurunkan frustasi yang berhubungan dengan
perubahan kemampuan/pola respons yang memanjang
|
Kolaborasi ahli fisioterapi
|
Pendekatan antardisiplin dapat menciptakan
rencana penatalaksanaan terintegrasi yang didasarkan atas kombinasi
kemampuan/ketidakmampuan secara individu yang unik dengan berfokus pada
fungsi fisik, kognitif, dan keterampilan perceptual
|
Diagnosa 7 : hipertermi berhubungan dengan
proses inflamasi.
Tujuan : suhu tubuh kembali normal.
Kriteria hasil : suhu tubuh 36,5 - 37,5 ° C
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri
|
1. Pengeluaran panas secara konduksi 2. Pengeluaran panas secara evaporasi
3.Menentukan keberhasilan tindakan
|
Kolaborasi dengan dokter
1. berikan obat penurun panas.
|
1. Membantu menurunkan suhu tubuh |
Evaluasi
- Mencapai
masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen atau
keterlibatan orang lain.
- Mempertahankan
tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan
tanda-tanda vital stabil.
- Tidak
mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.
- Melaporkan
nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu
tidur/istirahat dengan tepat.
- Mencapai
kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.
- Meningkatkan
tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.
- Tampak
rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan
pengetahuan tentang situasi.
PENUTUP
Kesimpulan
Meningitis adalah radang membran pelindung
system saraf pusat.Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme,luka
fisik,kanker,obat obatan tertentu. Sedangkan ensefalitis adalah peradangan akut
otak yang disebabkan oleh infeksi virus.
Meskipun penyebabnya berbeda, manifestasi
klinis dari kedua penyakit ini hampir sama dan khas. Yaitu pusing, demam, dan
kejang. Oleh karena itu penatalaksanaannyapun hampir sama, terdiri dari terapi
farmakologi dan non farmakologi.
DAFTAR PUSTAKA
Erathenurse. 2007. Askep pada
meningitis. http://erathenurse.blogspot.com/
2007/12/askep-pada-meningitis.html. Di akses tanggal 2 Desember 2009 pukul
18.40
Farinqhustank. 2008. Meningitis .http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/kedokteran/meningitis.
Di akses tanggal 2 Desember 2009 pukul 18.40
Anonymous. 2010. Disitasi
http://nursingbegin.com/askep-meningitis/. Diakses tanggal 12 Desember 2010.
Farly, Augus. 2010. Disitasi
http://augusfarly.wordpress.com/2010/07/29/asuhan-keperawatan-meningitis/. Diakses
tanggal 12 Desember 2010
Anonymous. Disitasi http://health.allrefer.com/pictures-images/kernigs-sign-of-meningitis.html. Diakses tanggal 12 Desember 2010
0 komentar:
Posting Komentar