PENGKAJIAN ARTRITIS
REUMATOID
Pemeriksaan
Fisik
o Inspeksi dan palpasi
persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit, ukuran,
lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
o Lakukan pengukuran passive
range of mation pada sendi-sendi sinovial
§ Catat bila ada deviasi
(keterbatasan gerak sendi)
§ Catat bila ada krepitasi
§ Catat bila terjadi nyeri
saat sendi digerakkan
o Lakukan inspeksi dan
palpasi otot-otot skelet secara bilateral
§ Catat bia ada atrofi, tonus
yang berkurang
§ Ukur kekuatan otot
o Kaji tingkat nyeri, derajat
dan mulainya
o Kaji aktivitas/kegiatan
sehari-hari
Riwayat
Psiko Sosial
Pasien
dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pad
pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya
kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi
berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien
khususnya aspek body image dan harga diri klien.
Data dasar pengkajian pasien tergantung pada
keparahan dan keterlibatan organ-organ lainnya ( misalnya mata, jantung,
paru-paru, ginjal ), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan
keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya. Pengkajian 11 Pola Gordon
1. Pola Persepsi Kesehatan-
Pemeliharaan Kesehatan
· Apakah pernah mengalami
sakit pada sendi-sendi?
· Riwayat penyakit yang
pernah diderita sebelumnya?
· Riwayat keluarga dengan RA
· Riwayat keluarga dengan
penyakit autoimun
· Riwayat infeksi virus,
bakteri, parasit dll
2. Pola Nutrisi Metabolik
· Jenis, frekuensi, jumlah
makanan yang dikonsumsi (makanan yang banyak mengandung pospor(zat kapur),
vitamin dan protein)
· Riwayat gangguan metabolic
3. Pola Eliminasi
· Adakah gangguan pada saat
BAB dan BAK?
4. Pola Aktivitas dan Latihan
· Kebiasaan aktivitas
sehari-hari sebelum dan sesudah sakit
· Jenis aktivitas yang
dilakukan
· Rasa sakit/nyeri pada saat
melakukan aktivitas
· Tidak mampu melakukan
aktifitas berat
5. Pola Istirahat dan Tidur
· Apakah ada gangguan tidur?
· Kebiasaan tidur sehari
· Terjadi kekakuan selama
1/2-1 jam setelah bangun tidur
· Adakah rasa nyeri pada saat
istirahat dan tidur?
6. Pola Persepsi Kognitif
· Adakah nyeri sendi saat
digerakan atau istirahat?
7. Pola Persepsi dan Konsep
Diri
· Adakah perubahan pada
bentuk tubuh (deformitas/kaku sendi)?
· Apakah pasien merasa malu
dan minder dengan penyakitnya?
8. Pola Peran dan Hubungan
dengan Sesama
· Bagaimana hubungan dengan
keluarga?
· Apakah ada perubahan peran
pada klien?
9. Pola Reproduksi Seksualitas
· Adakah gangguan
seksualitas?
10. Pola Mekanisme Koping dan
Toleransi terhadap Stress
· Adakah perasaan takut,
cemas akan penyakit yang diderita?
11. Pola Sistem Kepercayaan
· Agama yang dianut?
· Adakah gangguan beribadah?
· Apakah klien menyerahkan
sepenuhnya penyakitnya kepada Tuhan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
ARTRITIS REUMATOID
1. Nyeri berhubungan dengan
agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi,
destruksi sendi.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan deformitas skeletal, nyeri, penurunan, kekuatan otot.
3. Gangguan Citra Tubuh /
Perubahan Penampilan Peran berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan
mobilitas.
4. Defisit perawatan diri
berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal, penurunan kekuatan, daya tahan,
nyeri pada waktu bergerak, depresi.
5. Kebutuhan pembelajaran
mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya
pemajanan/ mengingat, kesalahan interpretasi informasi.
PERENCANAAN ARTRITIS
REUMATOID
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Nyeri
berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi cairan/
proses inflamasi, destruksi sendi.
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tidak ada Keluhan
nyeri, dengan kriteria :
ü Menunjukkan nyeri hilang/
terkontrol
ü Terlihat rileks, dapat
tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.
ü Mengikuti program
farmakologis yang diresepkan
ü Menggabungkan
keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri.
|
· Kaji keluhan nyeri, catat
lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan
tanda-tanda rasa sakit non verbal
· Berikan matras/ kasur
keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan
· Tempatkan/ pantau
penggunaan bantl, karung pasir, gulungan trokhanter, bebat, brace.
· Dorong untuk sering
mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang
sakit di atas dan bawah, hindari gerakan yang menyentak.
· Anjurkan pasien untuk
mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan/atau pada waktu
tidur. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit
beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi, dan sebagainya.
· Berikan masase yang
lembut
· Ajarkan teknik non
farmakologi (relaksasi, distraksi, relaksasi progresif)
· Beri obat sebelum
aktivitas/ latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.
· Kolaborasi: Berikan
obat-obatan sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat)
· Berikan kompres dingin
jika dibutuhkan
|
· Membantu dalam menentukan
kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program
· Matras yang lembut/
empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang
tepat, menempatkan stress pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat
tidur menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi/nyeri
· Mengistirahatkan
sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan posisi netral. Penggunaan brace
dapat menurunkan nyeri dan dapat mengurangi kerusakan pada sendi
· Mencegah terjadinya
kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/
rasa sakit pada sendi
· Panas meningkatkan
relaksasi otot, dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan
di pagi hari. Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat
disembuhkan
· Meningkatkan relaksasi/
mengurangi nyeri
· Meningkatkan realaksasi,
mengurangi tegangan otot/ spasme, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi
· Sebagai anti inflamasi
dan efek analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan
mobilitas.
· Rasa dingin dapat
menghilangkan nyeri dan bengkak selama periode akut
|
Gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri, penurunan,
kekuatan otot.
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan mobilitas fisik
baik dengan kriteria :
ü Mempertahankan fungsi
posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan kontraktur.
ü Mempertahankan ataupun
meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau kompensasi bagian tubuh
ü Mendemonstrasikan tehnik/
perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas
|
· Evaluasi/ lanjutkan
pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi
· Pertahankan istirahat
tirah baring/ duduk jika diperlukan jadwal aktivitas untuk memberikan periode
istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganmggu.
· Bantu dengan rentang
gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif dan isometris jika
memungkinkan
· Ubah posisi dengan sering
dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan/ bantu tehnik pemindahan dan
penggunaan bantuan mobilitas, mis, trapeze
· Posisikan dengan bantal,
kantung pasir, gulungan trokanter, bebat, brace
· Gunakan bantal
kecil/tipis di bawah leher.
· Dorong pasien
mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri, dan berjalan
· Berikan lingkungan yang
aman, misalnya menaikkan kursi, menggunakan pegangan tangga pada toilet,
penggunaan kursi roda.
· Kolaborasi: konsul dengan
fisoterapi.
· Kolaborasi: Berikan
matras busa/ pengubah tekanan.
· Kolaborasi: berikan
obat-obatan sesuai indikasi (steroid).
|
· Tingkat aktivitas/
latihan tergantung dari perkembangan/ resolusi dari peoses inflamasi
· Istirahat sistemik
dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting
untuk mencegah kelelahan mempertahankan kekuatan
· Mempertahankan/
meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Catatan : latihan
tidak adekuat menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang berlebihan
dapat merusak sendi
· Menghilangkan tekanan
pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi.
· Mempermudah perawatan
diri dan kemandirian pasien. Tehnik pemindahan yang tepat dapat mencegah
robekan abrasi kulit
· Meningkatkan stabilitas (
mengurangi resiko cidera ) dan memerptahankan posisi sendi yang diperlukan
dan kesejajaran tubuh, mengurangi kontraktor
· Mencegah fleksi leher
· Memaksimalkan fungsi
sendi dan mempertahankan mobilitas
· Menghindari cidera akibat
kecelakaan/ jatuh
· Berguna dalam
memformulasikan program latihan/ aktivitas yang berdasarkan pada kebutuhan
individual dan dalam mengidentifikasikan alat
· Menurunkan tekanan pada
jaringan yang mudah pecah untuk mengurangi risiko imobilitas
· Mungkin dibutuhkan untuk
menekan sistem inflamasi akut
|
Gangguan
Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan dengan perubahan
kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi,
ketidakseimbangan mobilitas.
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan gangguan citra
tubuh berkurang dengan criteria:
ü Mengungkapkan peningkatan
rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit, perubahan pada
gaya hidup, dan kemungkinan keterbatasan
ü Menyusun rencana
realistis untuk masa depan.
|
· Dorong pengungkapan
mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan.
· Diskusikan arti dari
kehilangan/ perubahan pada pasien/orang terdekat. Memastikan bagaimana
pandangaqn pribadi pasien dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk
aspek-aspek seksual.
· Diskusikan persepsi
pasienmengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan.
· Akui dan terima perasaan
berduka, bermusuhan, ketergantungan.
· Perhatikan perilaku
menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan perubahan
· Susun batasan pada
perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif
yang dapat membantu koping
· Ikut sertakan pasien
dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas
· Bantu dalam kebutuhan
perawatan yang diperlukan
· Berikan bantuan positif
bila perlu.
· Kolaborasi: Rujuk pada
konseling psikiatri, mis: perawat spesialis psikiatri, psikolog.
· Kolaborasi: Berikan
obat-obatan sesuai petunjuk, mis; anti ansietas dan obat-obatan peningkat
alam perasaan.
|
· Berikan kesempatan untuk
mengidentifikasi rasa takut/ kesalahan konsep dan menghadapinya secara
langsung
· Mengidentifikasi
bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain
akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi/ konseling lebih lanjut
· Isyarat verbal/non verbal
orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang
dirinya sendiri
· Nyeri konstan akan
melelahkan, dan perasaan marah dan bermusuhan umum terjadi
· Dapat menunjukkan
emosional ataupun metode koping maladaptive, membutuhkan intervensi lebih
lanjut
· Membantu pasien untuk
mempertahankan kontrol diri, yang dapat meningkatkan perasaan harga diri
· Meningkatkan perasaan
harga diri, mendorong kemandirian, dan mendorong berpartisipasi dalam terapi
· Mempertahankan penampilan
yang dapat meningkatkan citra diri
· Memungkinkan pasien untuk
merasa senang terhadap dirinya sendiri. Menguatkan perilaku positif.
Meningkatkan rasa percaya diri
· Pasien/orang terdekat
mungkin membutuhkan dukungan selama berhadapan dengan proses jangka panjang/
ketidakmampuan
· Mungkin dibutuhkan pada
sat munculnya depresi hebat sampai pasien mengembangkan kemapuan koping yang
lebih efektif
|
Defisit
perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal, penurunan
kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan klien dapat
mengatur kegiatan sehari-hari, dengan criteria hasil:
ü Melaksanakan aktivitas
perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan individual
ü Mendemonstrasikan
perubahan teknik/ gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.
ü Mengidentifikasi
sumber-sumber pribadi/ komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan perawatan
diri.
|
· Diskusikan tingkat fungsi
umum (0-4) sebelum timbul awitan/ eksaserbasi penyakit dan potensial
perubahan yang sekarang diantisipasi.
· Pertahankan mobilitas,
kontrol terhadap nyeri dan program latihan.
· Kaji hambatan terhadap
partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi /rencana untuk modifikasi
lingkungan
· Kolaborasi: Konsul dengan
ahli terapi okupasi.
· Kolaborasi: Atur evaluasi
kesehatan di rumah sebelum pemulangan dengan evaluasi setelahnya.
· Kolaborasi : atur konsul
dengan lembaga lainnya, mis: pelayanan perawatan rumah, ahli nutrisi.
|
· Mungkin dapat melanjutkan
aktivitas umum dengan melakukan adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan
saat ini
· Mendukung kemandirian
fisik/emosional
· Menyiapkan untuk
meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan harga diri
· Berguna untuk menentukan
alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual. Mis; memasang kancing,
menggunakan alat bantu memakai sepatu, menggantungkan pegangan untuk mandi
pancuran
· Mengidentifikasi
masalah-masalah yang mungkin dihadapi karena tingkat kemampuan actual
· Mungkin membutuhkan
berbagai bantuan tambahan untuk persiapan situasi di rumah
|
DAFTAR PUSTAKA
Guyton,
Arthur C., Hall, John E., 2007. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi 11. Alih
bahasa : Irawati, et al. Jakarta : EGC
Harris
ED Jr., 1993, Etiology and Pathogenesis of Reumatoid Arthritis. Dalam: Textbook
of Rheumatology.Philadhelpia:Saunders Co
Hirmawan,
Sutisna., 1973. PATOLOGI. Jakarta : Bagian Patologi Anatomik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, pp : 437, 1
Hollmann
DB. Arthritis & musculoskeletal disorders. In: Tierney LM, McPhee,
Papadakis MA (Eds): Current Medical Diagnosis & Treatment, 34 th ed.,
Appleton & Lange, International Edition, Connecticut 2005, 729-32.
Smeltzer
C. Suzanne, Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC. 2002.
Kumar,
V., Cotran, R. S., Robbins, S. L., 2007. BUKU AJAR PATOLOGI Edisi 7. Jakarta :
EGC
Mansjoer,
A., Suprohaita, Wardhani, Wahyu I., Setiowulan, W., 2000. KAPITA SELEKTA
KEDOKTERAN Edisi Ketiga Jilid Kedua. Jakarta : Media Aesculapius
Nasution..1996.Aspek
Genetik Penyakit Reumatik dalam Noer S (Editor) Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid
I. Jakarta: Balai penerbit FKUI.
Price,
SA. Dan Wilson LM., 1993, Patofisiologi: Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit
bag 2. Jakarta: EGC
0 komentar:
Posting Komentar