BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Salah satu penentu dalam
keberhasilan perkembangan adalah konsep diri. Konsep
diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan
tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada
manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup
lainnya.
Konsep
diri seseorang
dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut.
Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang. Perkembangan
yang berlangsung kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.
Segala
keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas
kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas
kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai
suatu hal yang sulit untuk diselesaikan, maka dari itu sangatlah penting untuk
seorang perawat memahami konsep diri. Memahami diri sendiri terlebih dahulu
baru bisa memahami klien.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KONSEP DIRI
Beberapa
Pengertian konsep diri menurut para ahli :
Menurut Burns
(1982),
konsep diri adalah
hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri. Sedangkan Pemily
(dalam Atwater, 1984), mendefisikan konsep diri sebagai sistem yang dinamis dan
kompleks diri keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk
sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari individu
tersebut.
Stuart dan Sudeen
(1998),
konsep diri adalah semua
ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya
dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.
Seifert dan Hoffnung
(1994)
mendefinisikan konsep
diri sebagai “suatu pemahaman mengenai diri atau ide tentang konsep diri.“
Cawagas (1983)
menjelaskan bahwa
konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya,
karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau
kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya.
Santrock (1996)
menggunakan
istilah konsep diri mengacu pada evaluasi bidang tertentu dari konsep diri.
Atwater (1987)
menyebutkan bahwa konsep
diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang
tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan
dirinya.
Secara keseluruhan
disimpulkan bahwa konsep diri adalah cara seseorang untuk
melihat dirinya secara utuh dengan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan
pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain.
gambar
B. PEMBAGIAN
KONSEP DIRI
Konsep diri terbagi
menjadi beberapa bagian. Pembagian Konsep diri tersebut
di kemukakan oleh Stuart
and Sundeen ( 1991 ), yang terdiri dari :
1. Citra Tubuh / Gambaran
diri ( Body Image )
adalah sikap atau
cara pandang seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap
ini mencakup persepsi dan perasaaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan
dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan di
modifikasi dengan pengalaman baru setiap individu. ( Stuart dan Sundeen, 1998
).
Beberapa hal terkait
citra tubuh antara lain :
·
Fokus individu terhadap bentuk fisiknya lebih terasa pada usia
remaja
·
Bentuk badan, tinggi badan, serta tanda-tanda kelamin sekunder
menjadi citra tubuh
·
Cara individu memandang dirinya berdampak penting terhadap aspek
psikologis individu tersebut
·
Citra tubuh seseorang sebagian dipengaruhi oleh sikap dan respon
orang lain terhadap dirinya dan sebagian lagi oleh eksplorasi individu
terhadap dirinya
·
Gambaran yang realistis tentang menerima dan menyukai bagian tubuh
akan memberi rasa aman serta mencegah kecemasan dan meningkatkan harga diri
·
Individu yang stabil , realistis, dan konsisten terhadap citra
tubuhnya terhadap citra tubuhnya dapat mencapai kesuksesan
2. Ideal Diri ( Self Ideal
)
adalah persepsi individu
tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan
atau penilaian personal tertentu (Stuart and Sundeen ,1991). Standart dapat
berhubungan dengan tipe orang yang akan diinginkan atau sejumlah aspirasi,
cita-cita, nilai- nilai yang ingin di capai .
Faktor yang mempengaruhi
ideal diri ( Ana Keliat, 1998 ) yaitu :
·
Kecenderungan individu menetapkan ideal pada batas kemampuannya
·
Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri
·
Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang
realistis
keinginan untuk mengklaim diri dari kegagalan, perasan cemas dan rendah diri
·
Kebutuhan yang realistis
·
Keinginan untuk menghindari kegagalan
·
Perasaan cemas dan rendah diri
Beberapa hal yang
berkaitan dengan ideal diri yaitu :
·
Pembentukan ideal diri pertama kali terjadi pada masa kanak-kanak
·
Masa remaja terbentuk mulai proses identifikasi terhadap orang
tua, guru dan teman
·
Ideal diri dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap penting
dalammemberikan tuntunan dan harapan
·
Ideal diri mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan
norma keluarga dan sosial
3. Harga diri ( Self Esteem
)
adalah penilaian pribadi
terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi
ideal diri (Stuart and Sundeen, 1991). Frekuensi pencapaian tujuan akan
menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu
sering gagal , maka cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri
sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah di cintai dan menerima penghargaan
dari orang lain (Keliat, 1992).
Cara- cara untuk
meningkatkan harga diri seseorang :
·
Memberinya kesempatan untuk berhasil
·
memberinya gagasan
·
Mendorongnya untuk beraspirasi
·
Membantunya membentuk koping
faktor-Faktor yang
mempengaruhi gangguan harga diri, seperti :
Perkembangan individu.
Faktor predisposisi
dapat dimulai sejak masih bayi, seperti penolakan orang tua menyebabkan anak
merasa tidak dicintai dan mengkibatkan anak gagal mencintai dirinya dan akan
gagal untuk mencintai orang lain.
Ideal Diri tidak realistis.
Individu yang selalu
dituntut untuk berhasil akan merasa tidak punya hak untuk gagal dan berbuat
kesalahan.
Gangguan fisik dan mental
Gangguan ini dapat
membuat individu dan keluarga merasa rendah diri.
Sistim keluarga yang tidak berfungsi.
Orang tua yang mempunyai
harga diri yang rendah tidak mampu membangun harga diri anak dengan baik.
Pengalaman traumatik yang berulang,misalnya
akibat aniaya fisik, emosi dan seksual.
Individu merasa tidak
mampu mengontrol lingkungan. Respon atau strategi untuk menghadapi trauma
umumnya mengingkari trauma, mengubah arti trauma, respon yang biasa efektif
terganggu. Akibatnya koping yang biasa berkembang adalah depresi dan denial
pada trauma.
4. Peran ( Role Performance
)
Adalah serangkaian pola
perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi
individu di berbagai kelompok sosial. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak
mempunyai pilihan. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih
oleh individu. ( Stuart dan Sundeen, 1998 ). Peran adalah sikap dan perilaku
nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di
masyarakat. ( Keliat, 1992 ) .Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran
yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal.
5. Identitas Diri (
Identity )
Identitas adalah
pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab terhadap
kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu.
Beberapa hal terkait
dengan identitas diri antara lain :
·
Identitas personal terbentuk sejak masa kanak-kanak bersamaan
dengan pembentukan konsep diri
·
Individu yang memiliki identitas diri yang kuat akan memandang
dirinya tidak sama dengan orang lain, unik ditmbulkan tidak ada duanya
·
Identitas jenis kelamin berkembang secara bertahap
·
Kemandirian ttimbul dari perasaan berharga, sikap menghargai diri
sendiri, kemampuan dan penguasaan diri
·
Individu yang mandiri dapat mengatur dan menerimanya dirinya
C. FAKTOR
– FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI
1. Tingkat perkembangan
dan kematangan
Perkembangan anak
seperti dukungan mental, perlakuan dan pertumbuhan anak akan mempengaruhi
konsep diri.Contoh, bayi membutuhkan lingkungan yang mendukung dan penuh kasih
sayang, sedangkan anak membutuhkan kebebasan untuk belajar dan menggali hal-hal
baru.
2. Budaya
Pada usia anak-anak
nilai akan diadopsi dari orang tuanya, kelompoknya dan lingkungannya.Orang tua yang bekerja
seharian akan membawa anak lebih dekat pada lingkungannya.
3. Faktor Internal
dan Eksternal
Kekuatan dan
perkembangan pada individu sangat berpengaruh terhadap konsep diri. Pada sumber
internal misalnya, orang yang humoris koping individunya lebih efektif. Sumber
eksternal misalnya adanya dukungan dari masyarakat dan ekonomi yang kuat.
4. Pengalaman sukses dan
gagal
Ada kecenderungan bahwa
riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri demikian pula sebaliknya.
5. Stesor
Stresor dalam kehidupan
misalnya perkawinan, pekerjaan baru, ujian dan ketakutan. Jika koping individu
tidak adekuat maka akan menimbulkan depresi, menarik diri dan kecemasan.
6. Usia, keadaan sakit, dan
trauma
Usia tua, keadaan sakit
akan mempengaruhi persepsi dirinya
gambar
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Konsep diri adalah cara
seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan semua ide, pikiran,
kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan
orang lain. Sangatlah penting bagi seorang perawat untuk memahami konsep diri
terlebih dahulu harus menanamkan dalam dirinya sendiri sebelum melayani klien,
sebab keadaan yang dialami klien bisa saja mempengaruhi konsep dirinya,
disinilah peran penting perawat selain memenuhi kebutuhan dasar fisiknya yaitu
membantu klien untuk memulihkan kembali konsep dirinya.
Ada beberapa komponen
konsep diri yaitu identitas diri yang merupakan intenal idividual, citra diri
sebagai pandangan atau presepsi, harga diri yang menjadi suatu tujuan, ideal
diri menjadi suatu harapan, dan peran atau posisi di dalam masyarakat.
SARAN
Untuk membangun konsep
diri, kita harus belajar menyukai diri sendiri, mengembangkan pikiran positif,
memperbaiki hubungan interpersonal ke yang lebih baik, sikap aktif yang
positif, dan menjaga keseimbangan hidup.
Semua yang kita lakukan
pasti ada manfaatnya begitu juga dalam memahami konsep diri, kita menjadi
bangga dengan diri sendiri, percaya diri penuh, dapat beradaptasi dengan
lingkungan, dan mencapai sebuah kebahagiaan dalam hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Tarwoto,2004, Kebutuhan Dasar Manusia
Dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika
Mubarak Wahid Iqbal SKM,
Cahyatin Nurul S. Kep,2008, Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta: EGC
0 komentar:
Posting Komentar