Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Senin, 05 Mei 2014

PERANAN DUKUN BERANAK DI MASYARAKAT

KATA PENGANTAR

          Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yanng Maha Esa karena dengan izin-Nya jualah makalah yang berjudul Peranan Dukun Beranak Untuk Menyelamatkan Bayi ini dapat diselesaikan. Peranan yang kami teliti ini merupakan bagian dari suatu kebiasaan dan kepercayaan yanng di turunkan secara turun-temurun.
            Dalam penulisan makalah ini, banyak pihak yang telah mendukung dan memberikan bantuan, baik sejak penemuan ide, pengumpulan data, sampai penyusunan.
Oleh karena itu, ucapan terimakasih disampaikan kepada:
  1. Drs, Sabidin Rifainy, SH, M Hum. Selaku dosen pembimbing Ilmu Sosial Budaya.
  2. Dukun beranak yang telah membantu kami dalam pengumpulan data.
  3. Masyarakat yang telah memberikan informasi sehingga berbagai data dapat diperoleh
Akhir kata apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kritik dan saran sangat kami harapkan dengan hati yang ihklas. Dan kami sangat mengharapkan hasil penelitian ini bisa bermanfaat, dan dengan penelitian selanjutnya dapat tersusun lebih sempurna dan lebih lengkap oleh generasi selanjutnya.



DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………..
Lembar Pengesahan…………………………………………….
Kata Pengantar…………………………………………………
Daftar Isi…………………………………………………………
Daftar Tabel……………………………………………………..
Bab I   PENDAHULUAN
A.Latar Belakang………………………………………..
B.Rumusan Masalah………………………………………
C.     Tujuan Penelitian…………………………………….
D.    Manfaat Penelitian……………………………………..
Bab II  LANDASAN TEOR
A. Tujuan Akhir Pembelajaran Ilmu Sosial Budaya……………..
B.Dukun Bayi……………………………………………….
C.Gangguan Kehamilan Dan Pesalinan……………………..
D.Letak Bayi Tidak Normal…………………………………
E.Persepsi Terhadap Persalinan………………………………
F.Pemeriksaan Kehamilan Dan Persalinan Dengan Pertolongan Dukun
……………………………………………….
Bab III            METODELOGI PENELITIAN
  1. Lokasi Penelitian……………………………………..
  2. Metode Pengumpulan Data…………………………….
  3. Teknik Analisis Data……………………………….
Bab IV            HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
  1. Gambaran Wilayah Desa Kidang……………
  2. Peraanan Dukun Beranak Dalam Keselamatan Bayi………..
  3. Pertolongan Dukun Beranak Terhadap Keselamatan Bayi……...
  4. Kepercayaan Masyarakat Terhadap Bantuan Yang Diberikan Terhadap Keselamatan Bayi…………………………..
  5. Lampiran tabel pengamatan
Bab V  PENUTUP
  1. Kesimpulan …………………………………….
  2. Saran-Saran………………………………………..
Daftar Pustaka












BAB 1

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Sudah tidak asing lagi kita dengar dan temukan tentang keberadaan dan peranan dukun beranak diberbagai wilayah, bahkan di kota-kota besarpun ibu-ibu hamil masih mengutamakan dukun beranak sebagai tempat pemeriksaan dan membawa dukun beranak ditempat  persalinan sebagai pembantu dalam bersalin. Meskipun rumah sakit dan puskesmas sangat mendukung namun mereka tetap melakukan pemeriksaan di dukun beranak sebagai tempat pemeriksaan sampingan.
Khususnya yang paling lumrah dilakukan oleh ibu-ibu hamil ialah melakukan pemeriksaan. Karena petumbuhan dan perkembangan bayi dalam rahim ibu menyebabkan terjadinya perubahan fisik dan psikis seseorang ibu yang sedang hamil . Oleh karena itu, diperlukan pengawasan dan perawatan yang cermat untuk melindungi  kesehatan ibu dan bayi. Dan setidak-tidaknya seoranng ibu hamil perlu  memeriksa kehamilan sebanyak empat kali yaitu, sekali pada masa kehamilan  muda, sekali pada masa kehamilan 7 bulan, dan dua kali pada masa kehamilan tua. Dalam hal ini ibu-ibu hamil di masyarakat yang kami teliti selalu mengutamakan dukun beranak dalam pemeriksaan kehamilannya, karena pelayanannya lebih ramah dan dukun beranakpun melakukan pemijitan halus untuk mengetahui apakah bayi dalam kandungan terjepit atau tidak dan dengan tujuan pemijitan inipun supaya ibu-ibu hamil lebih terasa ringan dan longgar  pada saat  melakukan aktivitas sehari-hari.
Seiring kemajuan era globalisasi seiring pula pembudayaan dan kepercayaan masyarakat terhadap dukun beranak yang selalu membantu pemeriksaan dan persalinan. Khususnya di masyarakat yang kami teliti yakni masyarskat pedesaan yang masih klasik dan masih mempercayai aliran-aliran animisme, yakni di Dusun Bilerundak Desa Kidang. Masyarakat diwilayah ini tidak bisa lepas dari keberadaan dukun beranak untuk melakukan pemeriksaan dan persalinan, karena telah banyak bayi yang diselamatkan olehnya, namun dukun beranak mulai berani bertindak pada saat ada masalah dalam persalinaan, setelah bidan lepas tangan dan sudah tidak bisa menanganinya lagi. Kepercayaan akan peranan dukun beranak  ini timbul karena faktor ekonomi, kebiasaan yang diturunkan secara turun-temurun dan bukti-bukti yang mereka rasakan sendiri baik dalam pemeriksaan dan membantu dalam persalinan.





B.     Runusan Masalah

Berdasarkan adanya kebiasaan dalam peranan dukun beranak utuk menyelamatkan bayi, maka teranngkatlah berbagai rumusan masalah  dalam penelitian ini:
1. Apa bentuk-bentuk peranan dukun beranak yang masih dipertahankan          ssampai saat ini?

  1. Bagaimanakah peranan dukun beranak dalam keselamatan Ibu dan bayi?
  2. Seperti apakah pertolongan dukun beranak terhadap keselamatan Ibu dan bayi?
  3. Sejauh manakah kepercayaan masyarakat tehadap bantuan yang diberikan terhadap keselamatan Ibu dan bayi?

C.     Tujuan Penelitian

1.      Untuk mengetahui peranan dukun beranak dalam keselamatan Ibbu dan bayi.
2.      Untuk mendiskripsikan macam-macam pertolongan dukun beranak  terhadap keselamatan Ibu bayi.
3.      Untuk mengetahui sejauh mana kepercayaan masyarakat terhadap bantuan yang diberikan kepada Ibu dan bayi.

D.    Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengetahui dan menggali kebiasaan yang diturunkan secara turun-temurun. Khususnya mengenai Peranan Dukun Beranak Untuk Keselamatan Bayi, yanng merupakan bagian dari suatu kebiasaan dan juga merupakan suatu keyakinan dan kepercayaan yang sangat sulit dimusnahakan, yang perlu lebih disempurnakan keberadaannya. Selain itu dengan penelitian ini kita dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang peranan seorang dukun beranak yang sangat dipercayai oleh masyarakat untuk kesalamtan bayi, karena sudah terb ukti keberadaannya.











BAB II
LANDASAN TEORI


A.    Tujuan Akhir Pembelajaran Ilmu Sosial Budaya

1.      Mahasiswa dapat memahami disiplin, ISB, Sosiologi, Antropologi, Politik dan Ekonomi
2.      Mahasiswa dapat memahami konsep dasar masyarakat dan kebudayaan.
3.      Mahasiswa dapat memahami  konsep dasar kelompok  (Sosial, dengan organisasi, institusi, dan instansi dengan sosial)
4.      Agar maha siswa dapat memperoleh pengertian  tentang ilmu budaya dasar dan perbedaannya Ilmu Sosial Dasar (ISD) seperti Ilmu Alamiah Dasar (IAD)
5.      Agar maha siswa  dapat lebih manusiawi (humo humanis) dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

B.     Dukun Bayi

Dua dukun bayi yang memberikan pelayanan persalinan usia lanjut yaitu sekitar 60 dan 62 tahun, berstatus janda, dan buta huruf. Kedua dukun ini dididik oleh keluarganya, yakni oleh ibunya, dan seorang lagi dididik (memegang) oleh bibinya untuk menjadi dukun. Menurut mereka hampir semua dukun yang ada di daerah penellitian berasal dari keluarga dukun. Mereka menyebutnya sebagai faktor keturunan karena hampir sebagian besar dari mereka tidak ada yang bercita-cita menjadi dukun ketika berusia muda. Pada suatu saat nanti akan tidak ada lagi dukun bayi karena tidak ada generasi muda yang ingin menjadi dukun. Mereka menyebut bahwa dengan banyaknya dokter, bidan, rumah sakit dan puskesmas pembantu maka wilayah kerja dukun menjadi terbatas. (Mudhajir darwin dan Tukiran, 2001:93)
Menilik pendapat di atas, bahwa benar dukun beranak berasal dari keluarga dukun, akan sama halnya dengan dukun yang berada di Dusun Bulurundak Desa Kidang, yang dimana ia juga merupakan dukun beranak yang buta huruf berasal dari keluarga dukun yang dimana iapun telah terdidik oleh keluarganya.

Dalam hal besarnya upah atau imbalan yang diberikan kepada dukun, hal ini tidak ada aturan khusus jumlahnya terserah kepada pasien, mau memberikan beberapa saja akan diterimanya , mereka mengatakan bahwa tugas dukun bayi adalah menolong sesama, dan kalau diupah setelah selapan hari (35 hari setelah melahirkan) pun tidak menjadi masalah sebab masih ada penghasilan-penghasilan lainnya.( Mudhajir Darwin dan Tukiran 2001:94)
 Sebagaimana di nyatakan diatas, bahwa benar dukun beranak tidak pernah mengharapkan berapa upah yang hendak diberikan oleh pasien yang ia tolong, tergantung dari keiklasannya. Akan sama halnya juga dengan peranan dukun yang kami amati, ia pun demikian, karena yang ia tolong dan ia bantu merupakan keluarga baginya.

kegiatan menadah bayi cukup berperan dalam pendapatan  rumah tangga. Meskipun tidak ada standar upah, sekali menadah bayi upah berkisar antara Rp 1500,- sampai Rp 3000,- tergantung pada kondisi ekonomi yang dilayani. Untuk pelayan persalinan, milai dari akan melahirkan sampai sebelas hari  setelah melahirkan (yaitu hari lepasnya tali pusar) upah  berkisar antara Rp 2000,- sampai Rp 4000,-, jika memperhatikan hal ini wajar apabila dukun bayi termasuk kelompok berekonomi cukup, paling tidak mereka tidak miskin.
Akan sama halnya juga dengan dukun beranak yang kami teliti, karena ia juga berekonomi pas-pasan, dan pendapatannya juga  berkisar seperti yang sudah di sebut di atas, dan dukun beranak yang kami teliti ini juga bisa menadah bayi, bahkan perawat yang didesa itupun menadahnnya kedukun tersebut, karena cukkup terkenal akan ketelitiannya. (Mudhajir Darwin dan Tukiran 2001:94)

C.     Gangguan Kehamilan Dan Persalinan

Pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam rahim ibu menyebabkan terjadinya perubahan fisik dan psikis seorang ibu yang sedang hamil. Oleh karena itu di perlukan pengawasan dan perawatan yang cermat untuk melindungi kesehatan ibu dan bayi. Setidak-tidaknya  seorang ibu hamil perlu memeriksa kehamilan sebanyak empat kali yaitu: Sekalli pada kehamilan muda, sekali pada masa kehamian 7 bulan, dan dua kali pada kehamilan tua. Gangguan pada kehamilan bisa berhubungan dengan letak bayi tidak normal dan terjadinya pendarahan. (Mudhajir Darwin dan Tukiran 2001:56)
Menyinggung dari pendapat diatas, bahwa ibu-ibu hamil lebih memilih memeriksa kehamilannya didukun beranak dari pada bidan, sebagaimana tentang peranan dukun beranak yang kami amati yang selalu dikkunjungi oleh ibu-ibu hamil untu memerisa kehamilannya, yang pada dsarnya ibu-ibu hamil lebih mengutamakan dukun  beranak dari pada bidan.

D.    Letak Bayi Tidak Normal

Bayi dalam rahim dikatakan  posisinya tidak normal bila kepala di bawah (sungsang) dan bila posisi badan menyamping (melintang). Posisi tersebut tidak mengganggu pada saat hamil tetapi mengganggu pada saat persalinan. Kelainan dapat diketahui hanya jika dilakukan pemeriksaan untuk umur kehamilan kurang dari 34 minggu, letak bayi bisa dibalik bagi kehamilan pertama. Namun pada kehamilan lebih dari 36 minggu, pposisi bayi bisa dibetulkan untuk lebih dari dua kalli kehamilan. (Mudhajir Darwin dan Tukiran 2001:56)
Maka dari itulah masyarakat di wilayah Dusun Bilerundak Desa Kidang, ibu-ibu hamil selalu memperhatikan kandungannya dan kalau mereka mersa tidak enak, mereka  langsung pergi kedukun beranak untuk melakukan pemeriksaan dengan cara pijitan yang lmbut, dan dengan cara demikian kandungannya merasa longgar dan tidak terlalu terasa terbebani dan terbukti dapat memudahkan persalinan dengan mudah.
E.     Persepsi Terhadap Persallinan
Persepsi pelayanan persalinan menurut pasien dibedakan menjadi empat yaitu:
ü  Kelompok yang memeriksa kehamilan dan bersalin dengan pertolongan dukun
ü  Kelompok yanng memeriksa kehamilan dan bersalin dengan pertolongan bidan
ü  Kelompok yang memeriksa kehamilan kepada bidan, tetapi persalinan ditolong oleh dokter
ü  Kelompok yang memeriksa kehamilan dan bersalin di tilong oleh dokter
Kemungkinan dari empat kelompok ini kemungkinan di dapatka persepsi terhadap pelyanan kehamilan dan persalinan.
Dari empat persepsi diatas, yang lebih dominan dilakukan oleh masyarakat yang kami amati adalah, persepsi pelayanan kepada Kelompok yang memeriksa kehamilan dan bersalin dengan pertolongan dukun, dan kelompok yanng memeriksa kehamilan dan bersalin dengan pertolongan bidan. Karena di masyarakat yang kami teliti ini, dukun beranak dengan bidan melakukan kolaborasi yang baik dan saling mengisi satu sama lain, karena masyarakat tidak pernah mau lepas dari bantuan dukun beranak baik dalam pemeriksaan atau persalinan.
F.      Pemeriksaan Kehamilan Dan Persalinan Dengan Pertolongan Dukun
Ada sembilian ibu yang termasuk dalam kelompok ini, dengan latar belakang sosial ekonomi rumah tangga terbawah dibandingkan dengan tiga kelompok lainnya, adalah hal yang wajar apabila mereka mempertimbsngksn bisya   yang murah yaitu memilih dukun bayi sebagai tempat  pemeriksaan dan persalinan bagi mereka,  selain hal ini hampir semuanya menyatakan bahwa, dengan dukun bayi mereka dapat bersalin di rumah, ditunggui ibu, ditunggui ibu mertua, dan jasa  pelayanan  setelah persalinan sudah termasuk di dalamnya. Dukun dianggapnya lebih sabar , tidak perlu harus dibayar langsung  setelah persalinan selesai. Mereka mengatakan  takut dimarahi bidan, apabila dokter yang dianggapnya terlalu sibuk  dan mereka harus menunggu layanan medis di puskesmas lebih lama biaya pemeriksaan di puskesmas dan postu harus di bayar langsung, tidak boleh dihutang. Kelompok ibu-ibu berstatus sosial ekonomi rendah ini takut memeriksa kehamilan dan besalin dengan pertolongan bidan dan dokter di sebabkan oleh masalah biaya dari pada alasan-alasan lain. Apabila ini yang menjadi masalah, bagaimana caranya agar biaya yang sudah murah ini dapat diturunkan lagi hingga tidak menjadi kendala utama. Akan tetapi, yang harus diperhatikan adalah penanganan ole dukun bagi yang sudah terrlatihpun tidak akan mampu mendeteksi secara dini apabila ada kelainan kehamilan dan persalinan. (Mudhajir Darwin dan Tukiran 2001:96)
Menyinggung dari pendapat diatas, bahwa benar, alasan-alasan ibu-ibu yang berekonomi rendah seperti yang telah dinyatakan di atas. Namun meskipun demikian  masyarakat di wilayah yang kami teliti, selalu mengandalkan dukun beranak dan bidan untuk membantu persalinan, dukun dengan bidanpun melakukan kolaborasi dengan baik, dan saling mengisi satu sama lain, sehingga memudahkan dalam persalinan.
 Lebih luas lagi dibahas oleh Dr. Robert E. Hall MD. Bahwa, pada saat pertama sang wanita  memeriksa kehamilannya pada seorang ahli kandungan dia juga dimerithukan kapan kira-kira kelahiran  bayinya akan terjadi. Dalam kalangan kedokteran istilahnya ialah tanggal bersalin yang diperrlukan. Perhitungannya ialah dengan mengurangi tiga bukan dari waktu berhentinya menstruasi  yang terakhir dan menambah setahun plus seminngu lagi
( 2002:105)
Saat terpenting  waktu menyusui adalah pada beberapa hari pertama setelah  melahirkan. Bila seoranng Ibu ditoling  dengan baik pada saat ia mulai  menyusui, mungkin ibu tersebut akan terus menyusui.. (1993:33)
Alam pasti memberi tanda peringatan bahwa ada sesuatu yang cukup menghebohkan, yaitu istri tidak menstruasi. Begitu menstruasi terlambat kurang lebih seminggu, ialah saatnya melakukan pemeriksaan seperti biasa. (2003:9)
Seperrti yang telah diketahui oleh para pelanggan sindrommenstruasi , tubuh manusia bisa menahan sampai 2,5 kg cairan tubuh yang sama sekali tidak perlu, satu-satunya adalah timbulnya menstruasi. Sayangnya ketika hamil menstruasi itu tertunda sampai sekitar empat puluh minngu lagi. (2004:34)






BAB III

METODELGI PENELITIAN

1.      Lokasi Penelitian

Penelitian tentang Peranan Dukun Beranak  Untuk Keselamatan Bayi ini, dilaksanakan di Dusun Bilerundak Desa Kidang  Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah.

2.      Metodelogi Pengumpulan Data

a.       Metode Observasi

Observasi atau pengamatan adalah peninjauan secara cermat (KBBI, 1993:623). Pengamatan dilakukan terhadap peranan dukun beranak dan pertolongan yang terutama berkaitan dengan kesehatan Ibu dan bayi.

b.      Wawancara
          
Metode ini dilakukan dengan wawancara dengan responden dan narasumber terpilih. Responden yang diwawancarai yaitu beberapa warga masyarakat, dan dukun beranak. Pertanyaan yang diajukan adalah seputar topik penelitian. Sebagai suatu teknik penelitian lapangan, wawancara pada umumnya digunakan untuk menggali keterangan mengenai cara berlaku yang telah menjadi kebiasaan, hal-hal yang dipercayai dan nilai-nilai yang dianut (T.O. Ihromi, 1999:51).

c.       Metode Dokumentasi

Buku, majalah dan surat kabar merupakan sumber-sumber pengumpulan data penelitian ini. Hal ini sesuai dengan pengertian metode dokumentasi, yakni suatu metode yang dilakukan dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan , buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1993:202).          

3.      Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh menggunakan metode-metode di atas diseleksi sesuai dengan keperluan. Data-data hasil seleksi ini dipilah-pilah dan digolongkan berdasarkan peranan dukun beranak. Barulah kemudian dideskripsikan dan diambil kesimpulan atas data yang telah dipilih dan digolongkan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Desa Kidang memiliki gambaran wilayah yang dapat mendukung keberadaannya dan penetapan desa di Kecamatan Praya Timur. Secara rinci akan di uraikan gambaran wilayahnya sebagai berikut:

A.    Gambaran Wilayah Desa Kidang

1. Desa                             :Kidang
2. No. Kode Desa            :07. 75. 02. 95
3. Kecamatan                   :Praya Timur
4. Kbupaten                     :Lombok Tengah
5. Propinsi                        :Nusa Tenggara Barat
6. Luas wilayah                :1079,7 ha
7. Batas wilayah  :
     a. Utara                       :Desa Marong
     b. Timur                       :Desa Bilelando
     c. Selatan                     :Samudra Indonesia
     d. Barat                       :Desa Teruai
8. Kondisi Geografis
     a. Ketinggian tanah dari permukaan laut        :180 m
     b. Banyaknya curah hujan                               :1090 mm/thn
     c. Suhu udara                                                  :23 C
9. Jumlah penduduk        :6.319 (dari 1.972 KK))
     a. Laki-laki                  :3056
     b. Perempuan  :3263
10. Observasi Desa
     a. Jarak dari pusat pemerintah kecamatan       :7 km
     b. Jarak dari pusat pemerintah kabupaten       :18 km
     c. Jarak dari pusat pemerintah provensi          :45 km
11. Transportasi yang digunakan
     a. Angkutan umum
     b. Ojek
     c. Truk










B.     Peranan Dukun Beranak DI masyarakat
Bayi dalam rahim dikatakan  posisinya tidak normal bila kepala di bawah (sungsang) dan bila posisi badan menyamping (melintang). Posisi tersebut tidak mengganggu pada saat hamil tetapi mengganggu pada saat persalinan. Kelainan dapat diketahui hanya jika dilakukan pemeriksaan untuk umur kehamilan kurang dari 34 minggu, letak bayi bisa dibalik bagi kehamilan pertama. Namun pada kehamilan lebih dari 36 minggu, pposisi bayi bisa dibetulkan untuk lebih dari dua kalli kehamilan. (Mudhajir Darwin dan Tukiran 2001:56)
           Dalam hal ini, dukun beranak sangat memiliki peran penting bagi masyarakat desa yang kami teliti dalam memperbaiki posisi janin, yang dimana dengan cara mengurut dengan halus pinggang ibu hamil tersebut sambil membaca mantra dan disatukan ketengah, dengan cara yang demikian, ibu hamil dapat merasakan suatu kenyamanan dan kemudahan disaat melahirkan.
           Dan disaat ibu hamil keseleo atau terjatuh, maka dengan segera ia mengutamakan dukun beranak untuk melakukan pengurutan halus, karena dengan hal demikian, dukun beranak dapat membantu mengatur posisi janin kebentuk semula, yang dimana pada saat pengurutan dukun beranak meniupkan mantra-mantra di perut ibu hamil tersebut. Keajaiban bayi tersebut dapat tertolong dengan selamat dengan cara mengeluarkan bayi tersebut dengan membaca mantra dan dengan berserah diri kepada Tuhan.
           Dan yang paling menarik perhatian sekali adalah ketika ada ibu hamil yang sedang bersalin di rumah sakit dan dalam persalinannya terjadi keganjilan yang dimana bidan sudah lepas tangan dan harus melakukan oprasi terhadap persalinan ibu tersebut. Namun karena kebesaran hati seorang dukun beranak ia mencoba  meyakinkan bahwa ia bisa, karena ia kasihan, biaya oprasi sangat mahal dan tidak bisa dijangkau oleh ibu yang bersalin tersebut, akhirnya dengan persepakatan keluarga ia mencoba dengan berserah diri kepada Tuhan dan sambil membaca mantra. Suatu keajaiban yang dimana bayi tersebut bisa keluar dengan selamat.
            Demikianlah peranan dukun beranak dalam menyelamatkan bayi, yang kami peroleh dalam penelitian kali ini. Ia sangat berperan dalam membantu ibu-ibu hamil yang terjadi kesalahan dalam kandungannya, bai dalam pemeriksaan atau persalianan, karena ibu-ibu hamil di masyarakat yang kami teliti ini sangat mengutamakan aktivitas sehari-harinya sebagai mana biasanya.










Lampiran tabel pengamatan


Tabel data penduduk yang setuju dengan adanya dukun beranak
No
Nama desa
Nama
Keterangan
Setuju
Tidak setuju
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
27
28
29
30
Dusun bulurundak
Iq.roan
Iq.ungkik
Iq.wiwit
Iq.dani
Hj.suti
Iq.tari
1q.azhar
1q.nunung
Iq.mur
Iq.kane.
Iq.heri
Iq. Regoh
Iq.oces
Iq.lintang
Iq.yana
Iq.santri
Iq. Dan
Iq abi
Iq.fit
Iq.anto
Iq.rendi
Iq nim
Iq.heru
Iq.mumun
Iq dagik
Iq.anto
Iq.ika
Iq.leni
Iq.nanang



ü   
ü   
ü   
ü   

ü   
ü   
ü   
ü   
ü   

ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   

ü   
ü   

ü   

ü   
ü   
ü   


ü   




ü   





ü   






ü   


ü   

ü   



ü   
ü   







Pembasan tabel

Dari tabel di atas kita dapat menguraikan bahwa warga desa pada umumnya lebih cendrung setuju dengan adanya dukun beranak ,hal tersebut dapat di lihat dari data hasil survei yang di lakukan langsung dengan cara mewawancarai masyarakat-masyarakat setempat mengenai pendapat mereka dengan adanya dukun beranak di sekitar mereka .dari ±200 kk  penduduk dusun bulurundak yang saya survei hanya 30 orang yang saya mintai keterangan mereka mengenai kesetujuan mereka akan adanya dukun beranak .namun dari hasil survei tersebut sekitat 80% dari mereka yang setuju dengan adanya dukun beranak alasan- alasan  menyetujui adnaya dukun beranak adalah sbb:
1.      Faktor ekonomi
Dimana masyarakat yang miskin cendrung lebih memilih dukun beranak sebagai tempat mereka bersalin daripada puskesmas ataupun rumah sakit alasan mereka sebenarnya simpel saja yaitu karna tidak adanya biaya untuk bersalin ke puskesmas ataupun rumah sakit.biasanya biaya rumah sakit lebih mahal di bandingkan ongkos dukun beranak
2.      Faktor keadaan lingkungan/letak suatu wilyah
Faktor letak wilayah juga sangat mempengaruhi masyarakat cendrung lebih memilih dukun beranak daripada puskesmas atau rumah sakit sebagai tempat untuk bersalin.daerah yang jauh dari keramaian,transportasi yang tidak lancar dan jalan yang di lalui rusak atau tidak memedai akan menjadi faktor uatama masyarakat akan memilih dukun beranak sebagai tempat bersalin.baisanya masyarakat pedesaan enggan memilih membawa orang yang akan bersalin ke rumah sakit karna alasan tersebut.jauhnya rumahsakit juga sangat berpengaruh dan tranportasi yang kurangpun juga menjadi faktor penyebab masyarakat lebih memilih bersalin sama dukun beranak
Sedangkan masyarat yang tidak setuju dengan adanya dukun beranak hanya 20% saja,perbandingannya sangat jauh.alasan mereka tidak setuju dengan adanya dukun beranak adalah sbb:
1        mereka khawatir dengan keselamatan mereka jika bersalin pada dukun beranak
2        mereka takut pada dukun beranak dantidak merasa nyaman
3        adanya biaya mereka buat pergi bersalin kerumah sakit atau puskesmas.








BAB V
PENUTUP

A.Kesimpulan
           dari uraian makalah di atas dapat kita dapat manarik beberapa kesimpulan antara lain:
1        masyarakat desa  cendrung lebih memilih bersalin sama dukun beranak daripada puskesmas ataupun dukun beranak karna dukun beranak lebih murah,dan lebih mudah dijangkau karna pada umumnya dukun berana berada di desa tersebut
2        yang mempengaruhi masyarakat desa lebih memilih dukun beranak daripada puskesmas atau rumah sakit adalah letah desa yang jauh dari rumah sakit dan jalan serta transportasi yang tidak memadai


B.Saran-saran

     Sebagai orang yang lebih mengetahui tentang dunia medis tentunya kita harus perlu memperhatikan kesehatan dan keselamatgan pasien terutama pasien yang bersalin,hendaknya kita membuat suasana lebih nyaman buat mereka.selain itu kita harus menghargai adanya dukun beranak karna dengan adanya dukun beranak bisa menyelamatkan ibu yang melahirkan maupun anaknya sebelum sampai kerumah ssakit.






















































Daftar pustaka


Sidarjo,ganardiprawiro,D.1969.Kamus Istilah Anatomi dan    Zologi.Jakarta:Bhratara
Tim penyusun biologi.1992.Ekosistem dan berbagai pola kehidupan.Bandung:PT.Pakar Raya

Darwin, Muhadjir dan Tukiran. 2001. Menggugat Budaya Patriarkhi. Yogyakarta: Gajah Mada.

Dr. Robert E. Hall MD. 2002. Pedoman Medis Untuk Wanita Hamil. CV pionima jaya: Bandung.

King Safage F. 1993.  Menolong Ibu Menyusui. PT  Gramedia Pausttaka Utama: Jakarta.

Schultz, Ron. & Sam Schultz. 2003.  Bagaimana Memanjakan Istri Anda Yang Hamil. Arcan: Jakarta.

Iovine, vicki. 2004. The Girlfriends’ Guide To Pregnancy. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.






0 komentar:

Posting Komentar

Cari Disini